Bab 3

67.6K 6.1K 82
                                    

"Kamu kok belum siap-siap?"

Keysha menggulingkan badannya yang tengkurap, melihat Mamanya berdiri di ambang pintu kamarnya. Ia melepas headset di telinganya. "Ada apa, Ma?"

"Kamu kok belum siap-siap?" Mama mengulangi pertanyaannya.

"Siap-siap kemana?" tanya Keysha bingung.

"Kata Emira kamu mau ke Bali."

"Oh, berangkatnya masih minggu depan."

Mama menghampiri Keysha dan duduk di tepi kasur. "Mama nitip kacang bali ya, Dek."

Keysha menghela napas lelah. "Yaelah, Ma. Di sini juga ada kacang. Ngapain beli kacang jauh-jauh sampe ke Bali."

"Pokoknya Mama mau kacang dari Bali. Nanti Mama kirimin gambar kacang yang Mama mau," ucap Mama tegas. "Oh ya, ada beberapa titipan dari teman-teman Mama juga."

"Hah?" Keysha mendelikkan matanya.

Mama meringis melihat kekagetan anaknya. "Mama gak sengaja bilang ke ibu-ibu kompleks kalo kamu mau ke Bali. Beberapa dari mereka nitip buat beliin sesuatu."

"Gak mungkin gak sengaja bilang. Pasti Mama sengaja cerita ke ibu-ibu yang lain kan?" tuduh Keysha curiga.

"Mama terlalu senang aja. Makanya gak sadar kalo ngomong kamu mau ke Bali," elak Mama. "Lagian titipan mereka gak banyak kok. Cuma pada nitip kopi bali, pie susu, kacang bali sama kain bali."

"Itu namanya banyak, Ma!" seru Keysha tertahan. "Lama-lama aku buka jastip sekalian. Biar yang pada nitip aku kasih harga yang mahal."

"Jangan gitu, Dek. Orang-orang kan niatnya cuma nitip doang. Emira bersedia kasih pinjam kopernya yang besar kok."

Keysha melipat kedua tangan di depan dada dengan kesal. "Aku maunya bawa koper kecil, Ma."

"Nanti titipan Mama sama ibu-ibu yang lain gak masuk ke koper kalo kamu bawa yang kecil."

"Bapak sama Emira nunggu kalian di bawah, eh kalian malah asyik ngobrol di sini," tegur Bapak menyela pembicaraan Mama dan Keysha.

"Adek ini lho, Pak. Bikin Mama lupa," gerutu Mama.

"Kok jadi aku yang salah?" sela Keysha tidak terima.

"Harusnya Mama ke sini buat manggil kamu buat makan. Kok malah kamu ajak ngobrol."

Keysha tidak tahan untuk tidak memutar bola matanya. "Yang ngajak aku ngobrol kan Mama duluan."

"Udah-udah, turun sekarang. Bapak sama Emira udah nungguin dari tadi," sela Bapak menengahi. Bapak berjalan keluar kamar terlebih dulu meninggalkan istri dan anak bungsunya.

Begitu semua berkumpul di meja makan, makan malampun dimulai. Di keluarga Keysha, mereka membiasakan sarapan dan makan malam bersama. Kegiatan ini untuk membangun komunikasi antar anggota keluarga. Biasanya dalam sesi makan, pasti akan ada cerita-cerita baru yang bisa dibagikan satu sama lain.

"Kata Emira kamu mau gantiin dia ke Bali. Benar Key?" tanya Bapak selesai menghabiskan makanannya.

"Iya, Pak," jawab Keysha.

"Acara apa, Mir?" Kali ini Bapak menatap anak sulungnya.

"Meisya ada acara syukuran. Rumah baru sama sama pesta kecil-kecilan merayakan kepindahannya ke Indonesia."

"Oh, dia udah gak tinggal di Ausie lagi?"

"Udah pindah, Pak. Kebetulan suaminya dipindah tugas ke Bali."

"Gak papa kalo Adekmu yang datang? Kan kamu yang diundang," ucap Bapak khawatir.

"Gak papa kok, Pak. Aku udah bilang Meisya gak bisa datang. Aku bilang mau ngirim kado aja, tapi sama dia nyuruh Keysha aja yang datang."

Our Love Story [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang