Bab 26

51.9K 4.6K 140
                                    

Keysha memperhatikan Fabian yang duduk di depannya. Sudah hampir sepuluh menit mereka saling diam tanpa ada yang bersuara. Sampai pelayan datang untuk mengantar pesanan mereka. Keysha memilih memesan lemon tea sedangkan Fabian memesan pasta dan americano.

"Aku makan dulu ya, Dek. Baru habis itu kita ngobrol."

Keysha mengangguk setuju.

Setelah menghabiskan mekannya, Fabian menggeser sedikit piringnya ke pinggir. "Maaf, kamu harus ngelihatin aku makan. Setelah makan siang di rumah Ega, aku belum makan lagi karena gak sabar mau ketemu sama kamu."

"Nggak ada korelasinya nggak makan sama mau ketemu sama aku," decak Keysha. Ia sampai harus menahan diri untuk tidak memutar bola matanya. "Jadi, Mas Bian mau jelasin mulai dari mana?" tanyanya langsung.

Fabian berdeham. "Sandra dan aku adalah sepupu," akunya jujur. "Mungkin banyak yang ngira kalo kami temanan dan nggak tau kalo sebenarnya kami sodara sepupu."

Keysha menegakkan punggungnya. "Kalian bukan teman?"

Fabian menggeleng tegas. "Kami berdua sepupu. Memang hubungan kami nggak terlalu dekat. Tapi ada satu kejadian yang buat kita akhirnya jadi dekat."

"Terus, kenapa bisa sampe sedekat itu?" tanya Keysha. "Jangan bilang anak si Sandra itu ternyata anaknya Mas Bian?" tanyanya langsung.

Fabian melongo mendengar pertanyaan Keysha. Lantas ia buru-buru menggeleng panik. "Kita sepupu, Dek!" jawabnya berusaha meyakinkan. "Siapa yang bilang kayak gitu? Emira?"

"Nggak sih," jawab Keysha. "Itu cuma pemikiranku aja."

Fabian menghela napas. "Aku sama Sandra murni sodara. Aku akui, Sandra memang sedikit manja orangnya. Dia tidak bisa ngelakuin segala sesuatunya sendiri. Mungkin karena usia dan dia dituntut untuk dewasa sebelum waktunya."

"Dia udah punya anak, tapi kenapa dia belum bisa mandiri?"

"Boleh aku cerita dulu sampe selesai?" tanya Fabian. "Kalo ada pertanyaan, kamu bisa nanya nanti."

"Berasa dengerin materi kuliah. Pake ada sesi nanyanya di akhir," gerutu Keysha pelan. Meski begitu, ia memilih mengangguk untuk mempersingkat waktu.

"Sandra sepupuku. Sama kayak Halwa, Tara dan Meisya. Jujur dibandingkan mereka semua, memang awalnya aku nggak dekat dengan Sandra. Selain kita jarang bertemu, Sandra juga orangnya tertutup." Fabian diam mengambil jeda sejenak. "Sampai akhirnya Sandra dekat sama salah satu temanku yang namanya Adi. Dia tiba-tiba jadi suka nanyain Adi ke aku. Entah kenapa kita jadi sering komunikasi sewajarnya karena kedekatan Sandra sama Adi."

Keysha masih diam, menyimak penjelasan Fabian.

"Aku mau ceritain background keluarga Sandra dulu sebelum lanjut cerita. Dia anak tunggal yang tinggal sama Ibunya. Ayahnya udah lama meninggal. Dia nggak dekat sama sepupu-sepupunya dan temannya cuma dikit," ucap Fabian menjelaskan. "Setahun kenal Adi, ternyata Sandra tiba-tiba hamil. Tentu dia hamil anaknya Adi. Ibunya jadi stres waktu tau anak semata wayangnya hamil di luar nikah. Keluarga mutusin untuk nikahin mereka walaupun Adi ternyata nggak ada niatan buat nikah sama Sandra. Ibu Sandra harus melakukan perawatan di rumah sakit jiwa karena semakin tidak terkontrol."

Mendengar penjelasan Fabian, ada sedikit rasa iba pada Sandra dalam diri Keysha.

"Setelah Sandra dan Adi nikah, aku nggak pernah ketemu Sandra lagi. Sampe akhirnya anaknya lahir, aku baru ketemu dia di Bali dan baru tahu kalo Sandra sedang ngurus perceraiannya. Dari situ Sandra jadi dekat sama aku dan selalu minta bantuanku setiap saat." Fabian menarik napas panjang. "Aku murni kasihan sama dia. Di usianya masih muda, satu tahun di atasmu, dia harus besarin anaknya sendiri. Dia juga harus banting tulang untuk hidupnya."

Our Love Story [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang