22. Berhenti Berharap

2.9K 175 26
                                    

Vote dan komen sebelum baca lebih bagus dan sopan, terima kasih😁😁😁😁



✨✨✨✨✨✨✨





Ria memasuki pekarangan rumah dengan senyum lebar sekali, perlakuan Bara beberapa waktu lalu membuat hatinya berbunga-bunga.

<Flashback on>

"Kenapa lo malah suka ke gue? Kenapa nggak lo pacarin aja salah satu cewe yang udah lo pakai?" tanya Ria penasaran, matanya menatap setiap pergerakan yang dilakukan Bara.

Laki-laki itu membalas tatapan Ria. "Gue emang brengsek, tapi laki-laki brengsek ini juga mau pendampingnya wanita baik-baik kali."

Blushhhhh

Wajah Ria merah menahan malu, apa katanya tadi? Wanita baik-baik? Berarti Bara menganggap dirinya? Aaaaaaa, ya tuhan tolong hilangkan Ria dari hadapan Bara sekarang juga, Ria sangat malu sekali.

<Flashback off>

"OH MY GOD!!!! Ya ampun siapa pun tolongin gue, mau pingsan rasanya." ucap gadis itu lebay memasuki pintu utama.

Senyum tak henti-hentinya terbentuk, tangannya ia ayun-ayunkan mengikuti irama kaki yang ia tendang-tendangkan kecil ke udara.

Saat berada diruang tamu, matanya menangkap sesosok yang tak asing baginya. Dan saat itu pula senyuman yang tadinya lebar kini sedikit pudar.

"Amanda tuh, samperin ah." ucapnya menghampiri tiga manusia yang sedang bercanda di ruangan itu.

"Amanda, Hay." ucap Ria ketika sudah berjarak satu meter dari mereka.

Dua laki-laki terlihat langsung menghentikan tawanya seketika, mendengar sapaan yang keluar dari mulut gadis itu. Namun tidak dengan Amanda, gadis berambut cepol itu membalas sapaan Ria dengan senyumam dan juga lambaian tangan seperti apa yang dilakukan Ria tadi.

"Kenapa lo tiba-tiba baik sama Amanda? Ada maunya ya?" tuding laki-laki yang duduk di sofa tunggal sebelah Ria.

"Lo yang kenapa, gue baik salah gue jahat juga salah. Mau lo gue harus gimana?" tanya Ria balik, membuat laki-laki itu mendengus dan menatap tajam Ria. Siapa yang peduli wleeeee

Ria duduk disamping Amanda tanpa permisi, ini kan rumahnya kenapa harus minta persetujuan? Bener nggak?

Gadis itu meletakkan tas sekolah disampingnya dan tersenyum kaku ke arah Amanda. Pandanganya ia arahkan ke laki-laki yang tadi berbicara dengannya dan laki-laki lain yang hanya menatapnya dalam diam, melihat itu Ria memalingkan wajahnya dengan hembusan malas

Sedetik kemudian ia mengingat sesuatu dan senyumam kembali terbit diwajah ayunya.

"Lo ternyata bucin juga ya." ucap Ria menggoda ke arah Amanda,

"Apaan sih Ri." balas Amanda sedikit malu. "Enggak juga kok."

'Dih sok polosnya keluar.' Ria melihat Amanda dengan senyuman kaku. 'najis.'

"Kalo dia bucin kenapa? Masih mending dia, bucinya terbalaskan daripada lo- uppsss." Laki-laki yang tadi ngomong sama Ria, kini mengeluarkan suaranya kembali.

"Lo kenapa sih? Suka sama gue?" tanya Ria geram.

"Dih." Laki-laki itu memandang Ria aneh. "Mit-amit." ucapnya mengelus dada.

"Ngomong aja kali kalo suka sama gue, iya tau gue cantik, rajin, nggak munafik." ucap Ria melirik Amanda saat kata-kata terakhirnya. "Terus di tambah imut, jadi gue maklumin kalo lo suka sama gue."

"Jadi orang jangan terlalu PD, takutnya kalo udah terbang tinggi, sayapnya patah trus jatuh nanti sakit."

"Ihhh Alterio, lo kenapa sih!?" ucap Ria melempar bantal sofa ke arah Alterio, namun laki-laki itu berhasil menghindar dan pergi dari ruang tamu. "Heran gue."

Antagonis Girl (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang