16. Salah paham

2.9K 151 45
                                    

Area terlarang, ada adegan kekerasannya. Yang nggak suka bisa langsung skip!!!




🌠🌠🌠🌠🌠


Suasana taman belakang Lima Sila memang sepi, jarang ada siswa yang berada disana. Namun hari ini berbeda dari hari-hari sebelumnya, dua orang remaja putri sedang duduk manis di bawah sebuah pohon rindang.

Yang satu memainkan ponsel, dan yang satunya lagi seperti sedang memikirkan sesuatu yang serius.

Keduanya nampak sedang berada di dunia mereka masing-masing, sudah lebih dari setengah jam mereka berada diposisi itu.

Setengah jam? Ya, setengah jam. Kebiasaan buruk yang pernah hilang beberapa minggu terakhir kini kembali lagi ke mereka.

Saat ini keduanya sedang bolos pelajaran, bahkan sebenarnya mereka belum memasuki ruang kelas dari tadi pagi, mengingat ini sudah jam sembilan siang.

Hembusan kasar keluar dari gadis bermuka serius. "Kita ngapain disini? Diem-dieman kayak orang berantem lagi."

Gadis disampingnya menghendikan bahu, membuat geram Allea. "Heh!! Lo utang penjelasan sama gue ya!!"

Ria memasukan ponselnya kedalam saku, menatap Allea yang menyorot tajam ke arahnya. "Itu mulu pertanyaan lo tiap hari."

"Ya karena lo belum ngasih tau gue apa-apa soal lo bolos seminggu lebih anaknya pak Ryan Madison." geram Allea menjambak kecil rambut Ria.

Kini giliran Ria yang menghembuskan nafas kasar, "gue belum cerita apa-apa ya ke lo?"

"Menurut lo!? Kesel juga lama-lama." ucap Allea dongkol membuat Ria terkekeh kecil.

Tiba-tiba Ria memeluk Allea erat membuat sang empu kaget, "lo kenapa dah?"

Ria tak menjawab, hanya isakan kecil yang keluar dari mulutnya. Allea semakin kelimpungan mendengar itu, biasanya jika gadis ini menangis tanpa sebab, artinya ia merindukan sang Ibunda.

"Nanti pulang sekolah gue anterin ke makam." ucap Allea yang sudah mengetahui penyebab gadis itu menangis.

Ria menggelengkan kepala dipelukannya, membuat Allea semakin kebingungan. "Terus kenapa?"

"First kiss gue."

"Kenapa sama first kiss lo? Masih berharap buat Rassya? Udah dikasih ke si Alina noh."

Ria mendongak dan melepas pelukannya cepat. Menampilkan mata merahnya, "Emang beneran?"

"Ya bohong lah gue, abis lo terbelit-belit."

Ria berdecak kesal, "Allea mah gitu, sebel gue."

"Back to topic ya sist."

Gadis berambut terurai itu menghembuskan nafas kecil, menyiapkan segala keberanian untuk menceritakan semua. Mau tak mau ia harus melakukan itu, karena Allea adalah satu-satunya teman baik yang ia punya.

"My first kiss was taken by someone I don't know."

Yang tadinya hanya mendengarkan dengan baik, kini Allea menghadap sepenuhnya ke arah Ria, membolak-balikan badan Ria seolah memeriksa sesuatu. "Anjir, maksudnya lo udah nggak perawan?"

"Anjing, gue ngomongnya first kiss bukan keperawanan." Ria mendorong tubuh Allea untuk menjauhinya.

" Ya sorry, kaget. Sebenarnya sih gue mau tanya gimana rasanya melepas keperawanan, sakit nggak?"

"Anjing." Ria menatap horor Allea. "Mana gue tau, gue masih perawan njir, masih rapet belum ada yang masuk."

Allea terkekeh kecil mendengar itu, setelahnya ekspresi serius kembali mendominasi di wajahnya. "Terus lo tau siapa yang ngelakuin itu?"

Antagonis Girl (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang