-Mall🏬- {The Gibers}

149 10 0
                                    

"Akhirnya kita udah selesein tu film ya...."  Lenzi menghela napas lega saat keluar dari bioskop.

Di hari libur seperti ini, memang enaknya menonton film ya. Mereka menonton sebuah film yang ceritanya sangat aneh. Film itu adalah film lokal. Mereka mencoba untuk menontonnya karena katanya film itu sangat 'membagongkan', dan ya, memang membagongkan. 

Si A mengaku jika dirinya adalah anak dari keluarga itu, tetapi di tengah film dia mengaku jika ia adalah anak dari pembantu keluarga itu, dan endingnya ternyata ia sama sekali bukan anak dari pembantu itu, ia hanya membantu. DAN IA SEORANG AGEN LAYAKNYA SEPERTI FILM MISSION IMPOSSIBLE. 

Memang, plot twist film lokal itu SANGAT tidak main-main

"Oh ya, aku baru inget kalo aku harus beli sesuatu dulu," kata Michelle yang baru teringat oleh pesan ibunya. "Jadi, kita mampir dulu ke sana."

Mereka mengunjungi pasar swalayan yang berada di dalam mall tersebut. Berkeliling.

Beberapa menit berlalu, mereka terus berkeliling, satu jam lebih sudah mereka berada.

"Mi! Lu udah nemu barang yang mau lu beli?" tanya Lenzi, yang melihat jika waktu sudah menunjukkan pukul 10 malam.

"Eh, tempat jual popok bayi di mana?" Michelle menggaruk pipinya sendiri, bingung karena sedari tadi tak menemukan tempatnya.

"Astaga... kita dari tadi ngelilingin tempat jualan sayur ama buah woy! Kamu kira ada popok di dalem kulkas ato freezer?!" Evie yang diam saja langsung membuka mulutnya setelah menyadari jika Michelle ingin beli popok bayi.

"Aku mah mana tau! Tempatnya luas banget!" Michelle mengangkat dua tangannya tinggi-tinggi.

Dengan cepat dan mengikuti Evie, mereka sampai di tempat jual popok bayi. 

"Tunggu, biasanya yang mana ya?"

Lenzi memukul jidatnya sendiri, maka Evie maju lagi.

"Adek kamu cowok apa cewek?"

"Cowok."

"Ukuran?"

"XL."

"Nah." Dengan cepat, Evie sudah menemukan sebuah bungkus popok berwarna biru dengan ukuran XL seperti kata Michelle.

"Oke, udah selese. Waktunya pulang."

"Eh tunggu, kamu cuma beli popok?" Lenzi yang melihat Michelle hanya membawa popok bertanya.

"Iya."

"J-jadi lu cuma beli ini doang, setelah satu jam kita di mall ini." Jika saja popok-popok di sekitar mereka bisa digunakan untuk memukul orang, sungguh Lenzi ingin menimpuknya melihat wajah Michelle yang hanya cengar-cengir. 

"Yodah, cepetan. Biar kita cepet pulang."

Tiba-tiba lampu di pasar swalayan itu redup, lampu berwarna jingga yang menyala. 

"Ehh?? Dah mau tutup ini. Cepetan kita bayar," ucap Michelle sedikit panik.

Mereka menuju tempat kasir, tetapi kasir di sana sama sekali tak ada orangnya. Mereka bingung mau bagaimana.

"Kita bayar sendiri aja udah, gak usah nunggu kasirnya." Lenzi langsung saja masuk ke tempat kasir dan menyalakan komputer kasir.

"Kamu tau?"

"Mudah aja. Arahin barcode nya ke lampu merah itu."

Tak lama, keluarlah struk harga. Michelle mengeluarkan uangnya, yang langsung ditaruh Lenzi di dalam laci kasir.

"HEY! APA YANG KALIAN LAKUKAN?!!!"

Sontak mereka menoleh mencari muasal teriakan itu, terdapat para satpam dengan pakaian polisi yang menunjuk mereka.

Short Story About Us (YTMC Random Story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang