Part 5

323 49 1
                                    

Happy reading
✳️✳️✳️


Hari ini kesialan tengah menimpa Sandara sehingga membuatnya harus menahan malu di hadapan semua teman-teman di kelasnya, termasuk Ranty dan Barry. Setelah kelas berakhir, Sandara langsung diminta ikut ke ruangan dosen oleh pengajar yang tadi memberinya materi perkualiahan. Alhasil, kini ia pun sedang duduk sambil menundukkan kepala di hadapan seorang dosen muda dan tampan. Rasa malunya semakin membumbung ketika di dalam ruangan dosen tersebut terdapat seseorang yang selama ini sangat dielu-elukannya. Terlebih kemarin sempat memberinya pertolongan dan mentraktirnya bersama Ranty makan malam di sebuah restoran ternama. Entah kenapa rasa malu yang menderanya kini jauh lebih besar kepada Levin dibandingkan dosen tampan di hadapannya. Padahal sangat jelas urusannya saat ini dengan dosen tampan yang duduk tepat di hadapannya.

“Sampai kapan kamu akan terus menundukkan kepalamu seperti itu, Sandara?” Dimas bertanya sambil terkekeh melihat mahasiswi di hadapannya. “Saya tidak marah atas tindakanmu tadi di kelas, hanya saja sedikit kecewa. Kenapa harus kamu yang melakukan tindakan tidak sopan seperti itu?” imbuhnya sambil menggelengkan kepala setelah mengela napas.

Mendengar helaan napas kecewa milik Dimas, Sandara pun langsung mengangkat wajahnya yang sejak memasuki ruang dosen telah menunduk. “Saya sangat-sangat minta maaf, Pak. Saya sungguh tidak sengaja melakukannya,” pintanya mencicit. “Saya berjanji tidak akan pernah mengulanginya lagi,” imbuhnya dengan nada memelas.

“Baiklah kali ini saya memaafkan tindakan tidak terpujimu itu, tapi kamu tetap harus dihukum,” Dimas memutuskan sambil menatap wajah Sandara yang memperlihatkan ekspresi bersalah.

“Baik, Pak. Terima kasih banyak atas kemurahan hati Bapak,” ucap Sandara tulus. Bahkan, ia sampai menangkupkan kedua tangannya di depan dada sebagai bentuk kesungguhannya.

Dimas terkekeh dan kembali geleng-geleng kepala karena gemas melihat tingkah salah satu anak didiknya tersebut. “Untung saja kamu tertidur di saat mengikuti mata kuliah yang saya ajar. Andai hal tersebut terjadi saat mengikuti mata kuliah Pak Levin, saya jamin kamu pasti tidak akan pernah diizinkan hadir di setiap kelas yang beliau berikan,” ucapnya menakuti sambil melihat Levin yang duduk di belakang Sandara.

Sandara langsung bergidik ngeri mendengar perkataan Dimas. “Sadis sekali. Bisa-bisa aku menjadi mahasiswi abadi di kampus ini jika hal tersebut sampai terjadi. Parah. Benar-benar parah,” gumamnya tanpa sadar.

“Makanya kamu jangan berani tidur di saat mengikuti kelas saya, jika tidak mau nantinya menjadi mahasiswi abadi di kampus ini,” Levin menimpali gumaman Sandara yang berhasil dijangkau oleh indra pendengarannya. “Kalau tujuan utama ke kampus hanya untuk melanjutkan tidur, lebih baik tidak usah datang daripada mengganggu jalannya perkuliahan. Terlebih sangat merusak pemandangan saat kelas sedang berlangsung,” imbuhnya frontal.

Sandara langsung menoleh ke belakang saat mendengar suara berat milik laki-laki yang kemarin malam membuatnya sangat sulit untuk memejamkan mata. Ia hanya mengangguk kaku saat melihat ekspresi datar yang ditampilkan oleh wajah dosen pujaan kaum hawa di kampusnya itu. Terlebih kata-kata yang diucapkan oleh laki-laki tersebut sangat menyindir dan menohok.

“Pak Dimas seharusnya tidak terlalu memberikan kelonggaran kepada anak didik yang melanggar aturan, apalagi jika sudah sampai bertindak sangat tidak sopan. Takutnya nanti, di kemudian hari akan ada anak didik lainnya yang berlaku seperti itu,” Levin kembali bersuara, tapi kini lebih di alamatkan kepada Dimas, rekannya sesama dosen. “Jangan hanya karena anak didik mempunyai wajah yang cantik, hukuman jadi diringankan,” sambungnya.

Dimas hanya mengangguk sambil tersenyum. Ia mengalihkan tatapannya ke arah Sandara yang kini telah kembali menunduk. Ia tahu kekhawatiran Levin sangat masuk akal, tapi menurutnya perkataan rekan kerja sekaligus temannya tersebut juga sedikit berlebihan. Namun, ia tidak akan tersinggung atau terprovokasi.

Secret RomanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang