14

1.1K 104 3
                                    

Haruto dan Jeongwoo duduk di kursi tunggu depan lobi rumah sakit setelah mengobati lukanya. Terlihat Jihoon sedang berjalan masuk dengan teman-temannya.

"Bang, gue disini dulu ya." Ucap Asahi mendekati Haruto dan Jeongwoo lalu duduk disebelahnya.

Jihoon berhenti, menoleh pada Asahi dan mengangguk. Lalu ia melanjutkan langkahnya ke kamar Junkyu.

Haruto dan Jeongwoo menatap heran Jihoon karna pelipisnya berdarah dan ada luka di wajahnya. Di tangannya juga ada noda darah.

Tidak berselang lama terlihat anak Beatless yang sedang berlari dengan seseorang di depannya yang terbaring di atas brankar.

Jeongwoo memukul-mukul pelan pipi Haruto,
"Ru! Ru!"

Haruto sedang berbicara dengan Asahi, "Ck, Apaan sih Woo?"

"Itu Jaemin kan? Liat deh!"

"Kayaknya iya, itu ada Chenle juga di belakang."

"Dia kenapa ya, sampe banyak banget gitu darahnya."

"Ya mana gue tau. Oh iya, tadi muka Bang Ji kenapa kok luka gitu?" Tanya Haruto pada Asahi.

"Dia abis by one sama Jaemin."

"Lha barusan Jaemin lewat...Aaah?" Haruto mengerti sekarang, Jaemin seperti itu akibat ulah Jihoon.

"Iya, itu ulah Bang Ji. Dia tadi dateng ke basecamp Beatless terus ngamuk disana."

"Kenapa darahnya Jaemin banyak banget tadi? Emang mereka ngapain aja?"

"Bang Ji marah banget karna pas nanya ke Jaemin kenapa nyerang Junkyu, Jaemin jawab dia gabut. Bang Ji udah nggak bisa ngendaliin emosinya, jadi dia ambil botol minuman terus dia pukulin ke kepalanya Jaemin sampe pecah, terus abis itu masih dilanjutin mukulin mukanya padahal Jaemin udah setengah sadar karna abis dihantam sama botol sampe kaya gitu deh jadinya."

Haruto dan Jeongwoo menganga mendengarkan cerita Asahi.

"Anak-anak yang lain juga pada kaget karna baru liat Bang Ji semarah ini dan bisa sebrutal itu kalo marah. Biasanya kalo berantem dia nggak pernah ambil barang cuma pake tangan kosong, tapi tadi enggak. Gue tadi udah berusaha nahan tangannya, ehh malah gue yang mental anjir. Gila, tenaganya bener-bener kuat banget."

Jeongwoo tertawa, "Lo kan emang kaya kertas, nggak ada bebannya. Makanya lo bisa sampe mental. Hahahaha"

Asahi memutar bola matanya malas, "Alah, palingan lo juga bakal mental kena sekali kibasan tangan Bang Ji."

Mereka lalu kembali ke kamar Junkyu.

"Kalian pulang aja, udah jam 04.05 sekarang." Ucap Jihoon kepada teman-temannya.

"Gapapa Ji, kita disini aja lagian nanti kan hari minggu." Jawab Yoshi.

"Yaudah, kalo gitu kalian tidur aja."

Jihoon duduk disamping brankar Junkyu. Ia menatap sendu adiknya yang sedang terbaring dengan ventilator dan defibrilator yang ada di tubuhnya.

"Maafin abang ya, nggak bisa jagain kamu. Setelah ini abang janji bakal selalu jagain kamu, tapi kamu harus bangun. Abang kangen sama senyuman kamu." Ucapnya dalam hati.

Yang lain sudah tertidur, sedangkan Jihoon masih terjaga hingga jam 06.05 tapi Junkyu belum sadar juga dan akhirnya dia juga tertidur.

Pukul 10.21 siang Junkyu tersadar setelah hampir 10 jam tidak sadar.

"Eung..." Ia membuka matanya pelan, hanya ubin putih yang dilihatnya, lalu memutar bola matanya untuk melihat sekeliling.

ARESKANARA | Kim Junkyu ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang