13

1K 100 1
                                    

Mashiho tidak bisa menahan air matanya lagi, kini pipinya sudah basah karna tangisannya. Haruto dan Jeongwoo mencoba menenangkannya.

"Lo tenang aja, Junkyu pasti baik-baik aja kok. Iya kan Woo."

"Iya. Udahan nangisnya."

"Lo tuh nggak tau apa-apa!" Mashiho sangat takut jika terjadi sesuatu dengan Junkyu ditambah dia tau saat ini Junkyu sedang sakit gagal jantung.

Sampai sekarangpun Haruto dan Jeongwoo belum mengetahui penyakit Junkyu.

Dokter yang menangani Junkyu saat ini sedikit kewalahan karna detak jantungnya semakin melemah.

Mashiho yang melihatnya semakin takut, "Ayo Kyu, lo pasti kuat. Lo harus bertahan." Gumamnya masih dengan menangis.

Jihoon sampai di rumah sakit dan langsung berlari ke IGD mencari Junkyu. Ia menghampiri Mashiho yang terlihat sedang berdiri dan menangis.

Lalu ia melihat Junkyu yang sedang ditangani oleh dokter dengan tubuhnya yang penuh dengan alat-alat medis.

Jihoon mematung. Perasaannya 2 tahun lalu muncul kembali, perasaan takut akan kehilangan kedua orang tuanya di depan matanya saat kecelakaan dulu. Kini ia juga harus melihat adiknya dalam keadaan itu.

Akhirnya dokter berhasil menstabilkan detak jantung Junkyu kembali. Ia akan dipindahkan ke ruang rawat. Jihoon dan lainnya mengikutinya, termasuk anak Bruiser yang juga sudah ada disana.

Mereka semua masuk, ruang rawat itu cukup besar untuk menampung mereka semua karna Jihoon meminta Dokter agar adiknya ditempatkan di ruangan VVIP.

"Kalian jangan berisik ya." Perintah dokter, "Jihoon sama Mashi, kalian ikut ke ruangan saya."

Mereka bertiga masuk ke ruangan dan duduk.

"Mashi, sebenarnya apa yang terjadi, kenapa Junkyu bisa sampai seperti ini?"

"Kita tadi mau pulang Dok, terus ada yang nyerang kita berempat dan Junkyu dipukuli pake kayu karna mereka sebenernya cuma ngincer Junkyu katanya."

"Siapa yang nyerang kalian?" Tanya Jihoon.

"Gue nggak tau bang, tapi kayaknya Haruto tau mereka siapa."

"Mungkin pukulan itu mengenai dadanya, karna itu kondisinya langsung drop." Sang dokter menghela nafasnya, "Kenapa kalian keluar sampai larut malam, padahal lusa Junkyu sudah mau di operasi."

Jihoon seketika membulatkan kedua bola matanya setelah mendengar ucapan dokter.

"Operasi? Maksud dokter apa? Kenapa Junkyu operasi?" Ucap Jihoon yang terlihat bingung.

Sang dokter sudah menduga pasti Junkyu belum bilang mengenai kondisinya kepada Jihoon. Ia lalu menjelaskannya.

"Adik kamu sudah 2 bulan terdiagnosis gagal jantung. Dia sudah setuju untuk melakukan operasi lusa. Saya sudah bilang agar dia segera memberitahu kamu sebelum operasi itu tapi sepertinya dia belum bilang tentang kondisinnya ke kamu."

"Terus gimana sama operasinya nanti, Dok?"

"Operasi itu terpaksa batal karna kerusakan pada jantungnya sekarang semakin parah. Jika operasinya tetap dilakukan, itu malah akan membuat nyawanya dalam bahaya. Jalan satu-satunnya sekarang hanya dengan transplantasi jantung. Obat-obatan tidak bisa menyembuhkannya karna hanya berguna untuk meningkatkan kekuatan otot jantung, dan meredakan gejala."

Jihoon menundukkan kepalanya, ia tidak menyangka jika kondisi Junkyu akan separah ini.
Mereka lalu kembali ke ruang rawat Junkyu.

"Mana Haruto?" Tanya Jihoon.

ARESKANARA | Kim Junkyu ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang