•02•

367 33 0
                                    

Gadis itu adalah Haely. Haevenly Charlotte Bernadino. Putri bungsu dari keluarga Bernadino. Keluarga yang tergolong sebagai keluarga bangsawan yang memegang teguh prinsip dan peraturan-peraturan yang berlaku di keluarganya. Haely punya seorang kakak laki-laki yang saat ini membantu bisnis ayahnya. Alessandro Harley Bernadino.


Kembali lagi kepada Haely.


Keesokan harinya terdengar suara gaduh di kamar seorang gadis. Ia tengah memilih pakaian yang akan ia kenakan. Ia juga berdandan secantik mungkin agar terlihat menarik. Baju berwarna lilac ia kenakan. Tak lupa menambah sedikit riasan di wajah cantiknya yang semakin membuatnya terlihat menawan. Tak lupa semprotan parfum di beberapa agar bertambah wangi.

Saat menuruni tangga ia bertemu dengan ayah dan kakaknya yang sepertinya akan berangkat melakukan perjalanan bisnis.

“Daddy mau kemana?” tanya gadis itu memeluk sang ayah dari belakang.

“Daddy ada perjalanan bisnis selama beberapa hari. Ohh tunggu sebentar, baby bear mau kemana pagi-pagi begini?  Dan kenapa cantik sekali hari ini?” sang ayah meneliti penampilan anaknya yang sedikit berbeda dari biasanya.

“Apa biasanya aku jelek dad?"

“Ya kau sangat jelek"

Bukan sang ayah namun sang kakak yang menjawabnya dengan ekspresi yang sangat menyebalkan.

“Hust diam kak. Bukan begitu hanya saja kau tampak lebih cantik hari ini. Memangnya mau kemana?”

“Hanya berjalan-jalan di ladang bunga seperti biasanya hanya saja memakai sedikit riasan karena kemarin bibi membelikan aku beberapa peralatan make up saat berbelanja. Apa terlihat jelek dad?”

“Tentu tidak anak Daddy adalah yang tercantik” ucap sang ayah sambil mencubit hidung putrinya.

“Yasudah Daddy dan kakak berangkatlah dan hati-hati di jalan ya aku pergi dulu oh iya titip pesan pada mommy agar membawakanku manisan saat pulang bekerja tadi aku lihat mommy masih tidur”

“Iya baby hati-hati dijalan ya”

“Eumm!!”

“Bye Daddy dan kakak dajjal”

“Hehh mulutmu!!”


Sang ayah hanya bisa geleng-geleng kepala melihat tingkah kedua anaknya yang tidak pernah akur ini. Meskipun begitu mereka tetap saling menyayangi.






Klunting klunting

Suara lonceng pintu itu berbunyi saat ada yang membuka pintu toko bunga itu.

“Dimana ya dia” tanya Haely dalam hati sambil celingukan melihat kesana kemari mencari objek yang ia ingin temui.

“Maaf nona ada yang bisa saya bantu?” tanya wanita paruh baya yang sepertinya ia adalah pemilik toko bunga ini.

“Emmm bibi aku ingin beberapa tangkai bunga” bohong Haely. Ya sebenarnya ia tidak berniat mencari bunga di toko itu namun ia berniat mencari manusia di toko bunga itu.

“Ohhh kalau begitu mari masuk saya akan menunjukkan beberapa bunga yang mungkin nona suka” tawar wanita itu tanpa melunturkan senyumnya yang Haely akui sangatlah manis.

“Baik bibi” ujar Haely sambil mengikuti langkah kaki wanita itu.

Pemilik toko itu tengah sibuk menjelaskan kepada pelanggannya tentang macam-macam bunga yang ia jual di tokonya. Namun sepertinya si pelanggan tidak memperhatikan dengan seksama. Karena sejak tadi ia hanya celingukan mencari sesuatu entah apa itu.

“Bagaimana nona apa ada yang membuatmu tertarik? Karena sepertinya sejak tadi kau tak memperhatikanku sama sekali” ujarnya di akhiri dengan tawa.

“A-aku m-minta maaf nyonya bukan maksudku tidak mempethatikanmu t-tapi a-aku” gadis itu terdiam kehabisan kata2.

“Hehe tak apa nona jadi kau ingin bunga yang mana?” Tanya wanita paruh baya itu ramah.

“Emmmm aku ingin beberapa bunga matahari dan baby breath” pilihnya asal.

“Pilihan yang bagus nona. Sebentar aku akan membungkusnya Untukmu” ucap wanita itu sambil berlalu meninggalkan Haely sendirian.


Klunting klunting


Lonceng pintu itu berbunyi untuk yang kesekian kalinya. Membuat gadis itu menoleh mengalihkan atensinya ke sumber suara.

“Bu sepertinya paman Sam belum pergi ke kota untuk membeli persediaan bibit tanamannya. Sejak minggu lalu hanya ada beberapa bibit yang ia jual dan tadi saat aku ke sana untuk membeli bibit tanaman ternyata masih sama seperti minggu lalu. Apa aku harus ke kota untuk membelinya?” jelas lelaki itu panjang lebar.

“Ohh kau sudah pulang nak” ucap wanita paruh baya itu saat kembali setelah membungkus pesanan pelanggannya dan melihat bahwa anak lelakinya sudah pulang.

“Ohh ku kira kau ibuku ternyata kau pelanggan” ujar lelaki itu sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

Sementara yang di ajak bicara hanya diam memperhatikan gelagat lelaki di depannya ini. Haely terpana dengan wajah tampan itu. Pahatan sempurna karya tuhan yang sepertinya tak ada celah sedikitpun disana. “tampan” batinnya. Wajah itu terlalu tampan dan sempurna untuk dimiliki seorang pria. Haely berpikir apakah benar yang di depannya ini manusia atau malaikat.

Beloved Jensen (Nohyuck/Jaehyuck)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang