Teresha Alonzo, Rosetta Silvano, Johnathan Bernadino dan Thommas Marinno adalah sahabat sejak kecil. Mereka bersahabat karena orang tua mereka bersahabat di bidang bisnis. Sejak kecil mereka selalu bermain bersama, sekolah di tempat yang sama, dikelas yang sama, bahkan di bangku yang saling berdekatan. Mereka sidah seperti saudara kandung. Terlahir dan tumbuh besar di keluarga bangsawan tidak membuat mereka sombong dan bersikap seenak hatinya. Sejak kecil mereka juga sudah di jodohkan masing-masing. Dan tentu saja mereka tidak bisa menolak tradisi keluarga yang satu itu.
Hari ini Teresha dan Rosetta sedang mengerjakan tugas di danau dekat taman kota. Tempatnya tenang dan sepi sangat cocok untuk mengerjakan tugas di sore hari. Tempat itu adalah salah satu tempat favorit mereka untuk berkumpul dan bermain bersama.
"Hai" sapa seorang lelaki dari belakang mereka.
"Hai Tom/Hai" jawab kedua gadis itu bersamaan.
"Sendirian saja?"
"Iya Ros.. Eumm sebenarnya aku ingin meminjam Tere sebentar. Apakah boleh?"
"Hah? Aku? Ada urusan apa denganku?"
"Sepertinya lebih baik kita berbicara di bangku itu saja" ucap Tom sambil menunjuk bangku tak jauh dari tempat duduk gadis-gadis itu.
"Baiklah... Ros tunggu disini sebentar dan jangan kemana-mana aku akan segera kembali"
"Iya hati-hati ya" Tere hanya mengangguk sebagai jawaban.
Rosetta tersenyum manis melihat kedua sahabatnya itu. Tanpa menyadari ada orang lain yang kini sudah berada di sampingnya.
"Ekhemmm!!"
Lelaki itu berdehem cukup keras karena Rosetta melamun menatap Tere dan Tom.
"Eung? Hai John.. sejak kapan kau ada disini?"
"Sejak tadi" ucap John dengan nada dingin.
Sementara gadis itu hanya tersenyum.
"Ros ayo ikut aku" John menarik pelan tangan gadis itu dan membawanya pergi entah kemana.
"Kita mau kemana? Tere memintaku menunggu disana"
"Diamlah dan menurut"
"Hahh baiklah"
Kini Ros dan John tengah bersembunyi dibalik pohon didekat bangku yang diduduki Tom dan Tere.
"Apa yang kita lakukan disini John?"
"Menguping lah"
"Ck ayo kembali jangan mengurusi urusan orang lain. Kau ini kepo sekali sih"
John menarik pelan tangan Ros yang ingin meninggalkan tempat itu.
"Dengarkan sebentar saja kenapa sih Ros"
"Itu urusan mereka berdua John jadi jangan ikut campur ayo pergi" Ros kini memegang tangan John menarik pelan dan menuntunnya pergi dari tempat itu. Namun John hanya diam tak bergerak sedikitpun.
"Apa kau tak mau mendengarkan apa yang Tom akan katakan pada Tere? Kau akan membiarkan cintamu pergi bersama orang lain Ros?. Kemari dan diam jangan bergerak dan dengarkan" Ros hanya bisa menghela nafas pasrah. John yang keras kepala seperti ini tidak bisa dibantah.
Mereka melihat kedua sahabatnya itu tengah asik bercanda gurau dan tertawa bersama. Mereka tentu saja ikut senang melihatnya walau dari kejauhan.
Disisi lain Tere dan Tom tak mengetahui kalau mereka saat ini sedang diintip oleh kedua sahabatnya.
"Tere aku ingin membicarakan sesuatu"
"Bicaralah bukankah sedari tadi kau sudah bicara banyak?"
"Aku ingin membicarakan hal yang serius"
"Apa?"
Tom mengalihkan pandangannya menatap gadis di sampingnya.
"Aku tau mungkin ini sedikit konyol tapi aku menyukaimu. A-ah tidak-tidak a-aku emm mencintaimu? Ya itu yang benar aku mencintaimu Teresha"
Gadis itu hanya diam.
"Bwahahahaha kau apa?"
Bukannya menjawab gadis itu malah tertawa terbahak-bahak dan bertanya.
"Ck aku serius Tere. Diam jangan tertawa" ucap Tom dengan nada sedikit tinggi.
"Hahahaha maaf-maaf. Ekhemm... Jadi bagaimana tadi?"
Tom hanya menghela nafas sambil memejamkan matanya.
"Aku mencintaimu Teresha. Aku sangat mencintaimu"
"Eumm bagaimana ya menjawabnya. Aku sebenarnya tidak tau harus menjawab apa"
"Tak apa jika kau menolakku"
"Bukan begitu. Sebenarnya aku juga mencintaimu tapi masa iya kita berkencan? Bukankah akan terlihat aneh nantinya?"
"K-kau mencintaiku?"
"Sejujurnya iya tapi aku sengaja tidak memberitahukannya padamu. Aku takut persahabatan kita hancur"
"Percaya padaku persahabatan kita tidak akan pernah hancur hanya karena masalah ini. Jadi, maukah kau menjadi kekasihku?"
Teresha diam sejenak dan menganggukkan kepalanya sambil tersenyum manis.
Mereka berpelukan ditemani hangatnya senja dan hembusan angin sore yang menenangkan tanpa tahu ada dua orang dibalik pohon yang menatap mereka dengan perasaan bercampur aduk.
Sejak kejadian itu hari-hari mereka tampaknya berjalan seperti biasanya. Tom dan Tere juga tak berniat menjelaskan apapun dan bersikap seolah-olah tak terjadi apa-apa. Dan Ros juga John yang mengetahui kebenarannya tapi bersikap seolah-olah tak mengetahui apapun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beloved Jensen (Nohyuck/Jaehyuck)
FanfictionIni tentang pertemuan seorang gadis yang membawa sekeranjang bunga matahari dan seorang lelaki yang wajahnya setampan Hermes.Bukan kisah cinta yang indah dan bukan pula kisah cinta yang tragis. Hanya saja mungkin sebagian orang yang membacanya akan...