Sudah hampir seminggu Jense terbaring di rumah sakit. Kodisinya naik turun beberapa hari ini. Sepertinya ia terlalu banyak pikiran yang menyebabkan kondisinya naik turun. Namun keberadaaan Haely selalu bisa mengembalikan keadaan Jensen menjadi lebih baik. Dan Jeffrie pun juga sering berkunjung hanya untuk sekedar menemani Haely atau terkadang dia yang lebih banyak bercanda dengan Jensen. Sebenarnya Haely merasa cemas saat Jeffrie memaksa untuk ikut ke rumah sakit saat Jensen pertama kali masuk rumah sakit. Namun itu hanyalah pikiran-pikiran negatif Haely saja. Karena pada kenyataannya dua lelaki yang secara tiba-tiba memasuki hidupnya secara bersamaan itu terlihat begitu akrab. Interaksi mereka berdua sangatlah manis. Itu yang Haely pikirkan.
“Haely aku tau kami berdua ini sangatlah tampan tapi tolonglah jangan melihat kami dengan tatapan seperti itu. Kau tau kau itu seperti gadis yang tak pernah melihat lelaki tampan sebelumnya. Hahaha bukankah begitu Jen?”
canda Jeffrie di akhiri tawa yang menurut Haely sangatlah menyebalkan. Dan hanya Jeffrie yang mempunyainya.
“Hahaha tentu saja kak” balas Jensen sambil tertawa.
“Cihh dasar sombong terserah kalian saja lah. Aku mau keluar mencari makan” ucap Haely sambil meninggalkan ruangan itu.
Dan sekarang gadis itu berada di taman rumah sakit sambil menikmati makan siangnya. Ia sungguh kelaparan.
“Haely bisakah kau menjaga Jensen dulu? Aku harus pulang karena ada beberapa pekerjaan yang harus aku selesaikan” ujar Jeffrie dari arah belakang yang sedikit membuat Haely terkejut. Ibu Jensen sedang pulang mengambil beberapa baju ganti dan mencuci baju kotor. Itulah mengapa Haely dan Jeffrie yang menjaga Jensen.
“Ohm baiklah kau hati-hati ya” ucap gadis itu sembari membersihkan remahan makanan di bajunya.
“Iya cantik. Yasudah aku pergi dulu ya nanti sore aku akan menjemputmu lagi” ucap Jeffrie mengusap ujung bibir Haely karena ada sedikit sisa makanan disana.
Setelah kepergian Jeffrie, Haely bergegeas menuju kamar Jensen. Ternyata lelaki itu sedang tidur sekarang. Haely mendudukkan dirinya di jursi samping tempat tidur Jensen dan memejamkan mata menyusul Jensen ke dunia mimpi.
Tak terasa teriknya matahari beberapa jam yang lalu telah berganti menjadi senja yang menghangatkan. Haely terbangun merasakan usapan lembut di kepalanya.
“Emmhh oww kau sudah bangun? Maaf aku ketiduran. Jam berapa sekarang?” tanya Haely sembari mengucek matanya.
“Jam 5 mungkin? Akupun tak tau” ucap Jensen dengan suara seraknya.
“Hei kenapa dengan suaramu? Apa tenggorokanmu sakit? Aku akan memanggilkan dokter” saat gadis itu akan beranjak dari duduknya tangannya di genggam oleh Jensen.
“Aku tak membutuhkan dokter. Aku hanya butuh dirimu. Bantu aku duduk dan peluk aku Haely” ujar lelaki itu.
“Ya aku disini Jen. Aku selalu bersamamu. Jadi aku mohon berjuanglah untuk sembuh ya. Aku belum siap kehilanganmu” ucap gadis itu tak mampu lagi menahan air matanya. Karena ia tau ini sudah saatnya.
“Aku tak akan meninggalkanmu, bukankah waktu itu aku sudah pernah mengatakan kalau aku akan selalu ada di dekatmu” ucap Jensen sambil tersenyum lembut.
“Dengarkan aku ya. Aku sudah lelah sekarang. Aku menyerah Haely. Dan maaf aku tak bisa memenuhi semua yang kau inginkan. Ingat ya jangan menangis lagi. Karena aku tak suka melihatmu menangis. Dan juga belajarlah mencintai Jeffrie. Apa kau tau dia itu lelaki yang baik. Dan dia sangat mencintaimu. Cintailah dia dengan tulus. Dan cintai dia sebesar engkau mencintaiku. Karena pada akhirnya takdir akan menyatukan kalian. Dan aku ingin kalian hidup bahagia. Hanya itu. Dan ya jika aku tak sempat bertemu ibuku katakana padanya aku sangatlah mencintainya. Dan aku berterimakasih karena ibu sudah merawatku sampai sebesar ini. Sampaikan maafku karena selalu menjadi anak yang merepotkan. Katakan pada Jeffrie agar tak melupakan kata-kataku kemarin. Dan untuk gadisku ini. Aku sangatlah mencintaimu. Aku pergi ya” dan ya setelah mengatakan itu Jensen menghembuskan nafas terakhirnya di pelukan gadisnya.
“Jen jangan bercanda ayo bangun” ucap gadis itu dengan suara bergetar
“JENSEN BANGUN ATAU AKU AKAN MEMBENCIMU SEUMUR HIDUPKU”
Namun nihil lelaki itu tetap memejamkan matanya.
“Hiks.. Jen kenapa kau meninggalkanku hiks..aku mohon buka matamu hiks..aku bahkan belum mengatakan betapa aku mencintaimu dan aku pergi begitu saja hiks..” gadis itu bahkan tak peduli pasien di ruangan lain akan mendengar teriakannya yang ia inginkan hanyalah lelaki dalam pelukannya ini membuka matanya lagi.
“Hiks.. aku tak ingin ini semua terjadi padamu Jen. Tapi bukankah aku harus ikhlas hiks..” bohong jika Haely berkata bahwa ia ikhlas menerima semua ini.Namun takdir Tuhan memaksanya untuk mengikhlaskan semuanya.
“Selamat tidur lelakiku. Jangan lupakan aku ya. Bahagialah di surga dan tunggu gadismu ini disana” kecupan lama ia berikan pada kening lelaki yang tak bernyawa di pelukannya itu.Kini dunianya benar-benar hancur. Tak tau lagi apa yang harus ia lakukan kedepannya. Yang jelas untuk saat ini ia hanya ingin memeluk tubuh tak bernyawa Jensenn sebelum ia tak dapat memeluknya lagi. Bersamaan dengan kepergian Jensen, arloji milik Haely pun berhenti berdentang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beloved Jensen (Nohyuck/Jaehyuck)
FanfictionIni tentang pertemuan seorang gadis yang membawa sekeranjang bunga matahari dan seorang lelaki yang wajahnya setampan Hermes.Bukan kisah cinta yang indah dan bukan pula kisah cinta yang tragis. Hanya saja mungkin sebagian orang yang membacanya akan...