8 - CAMPING

12.5K 1.5K 89
                                    

MASA KINI

Semua sudah kumpul di rumah Acha. Mulai dari Iqbal, Glen, Rian dan Amanda. Hari ini mereka berlima akan pergi camping di puncak.

"Acha nggak sabar banget! Akhirnya bisa camping lagi sama kalian semua," seru Acha semangat.

Acha berbalik badan, ingin memanggil Amanda namun Acha dikagetkan oleh Glen yang baru saja turun dari mobil Alpardnya dengan membawa Meng.

"MENGG!!!" teriak Acha lebih heboh. Acha langsung berlari mendekati Glen dan meminta Meng dari Glen, menggendongnya.

"Pelan-pelan, Cha. Hati-hati adek kesayangan gue nih," ucap Glen was-was sendiri karena Acha memeluk Meng dengan erat.

"Acha kangen sama Meng, maaf ya Acha jarang jenguk." Acha tak mempedulikan ucapan Glen dan lebih asik dengan Meng.

Rian, Amanda dan Iqbal ikut berbalik sama terkejutnya dan terherannya.

"Lo beneran bawa Meng?" tanya Iqbal, tidak menyangka Glen serius dengan ucapannya.

Glen melepaskan kaca mata hitamnya.

"Iya, kan udah gue bilang kemarin."

"Gue kira bercanda."

"Kasihan dia sendirian di rumah. Papa dan Mama gue ke luar kota tiga hari," jelas Glen.

Glen menoleh ke Rian dan Amanda yang berdiri berjauhan dengan wajah masih kusut. Glen geleng-geleng menatap keduanya bergantian.

"Lo berdua masih bertengkar?" tanya Glen dengan wajah tak berdosanya.

Rian menyentuh bibirnya dengan jari seperti memberikan kode kepada Glen untuk diam.

"Apaan?" bingung Glen tak paham dengan kode yang diberikan oleh Rian.

Iqbal segera mendekati Glen dan membisikinya.

"Lo diem," tajam Iqbal.

Glen menoleh ke Iqbal kaget sekaligus tak terima.

"Kenapa gue harus diem? Kan gue punya mulut buat ngomong dan makan," protes Glen.

Iqbal memberikan kode dengan dagunya ke arah Amanda, mau tak mau Glen pun ikut menatap Amanda. Glen langsung kaget melihat lirikan maut dari Amanda.

"Sebaiknya gue memang harus diam. Mulut gue juga bisa jago untuk diam," gumam Glen, nyalinya langsung menciut.

Amanda mendecak pelan, moodnya masih tidak bagus pagi ini. Apalagi ia masih belum berbaikan dengan Rian. Cowok itu tidak mau meminta maaf kepadanya dan Amanda sendiri memutuskan untuk tidak minta maaf juga.

"Ayo berangkat!" seru Amanda dingin. Ia langsung masuk ke dalam mobil Alpard Glen, duduk di depan tepatnya sebelah supir.

Rian, Glen, Acha dan Iqbal kaget melihat Amanda duduk di depan. Glen segera berjalan mendekati Rian.

"Lo aja Yan yang nyetir," suruh Glen berniat memberikan kunci mobilnya.

Rian menggeleng.

"Gue masih ngantuk," tolak Rian dan ikut masuk ke dalam mobil, duduk paling belakang. Seolah menjauh dari Amanda.

Baik Glen, Iqbal dan Acha hanya bisa menghela napas berat. Sepertinya akan terjadi perang dingin di dalam mobil.

"Ayo masuk, Cha," ajak Iqbal.

Mereka bertiga mau tak mau segera menyusul ke dalam mobil. Glen pun dengan terpaksa tetap harus menyetir. Walaupun sebelahnya ada Amanda yang hanya diam dengan tatapan dinginnya.

OUR MARIPOSATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang