MASA KINI
Jika kamu bertemu dengan mantanmu. Apa yang ingin kamu katakan kepadanya!
Ting!
Dengan cepat Rian dan Acha bersamaan memencet bel.
"Acha dulu!" seru Acha tak terima.
Rian pun mengangguk mengalah. Tanpa banyak pikir Acha langsung memberikan jawaban terbaiknya.
"Acha akan bilang kalau Acha sekarang sudah sangat bahagia dengan pacar Acha yang sekarang. Dan, di kepala Acha hanya memikirkan seorang Iqbal," jawab Acha tanpa malu.
Rian, Glen dan Amanda memberikan ekspresi sebal, jawaban Acha memang another puncak of bucin. Sedangkan Iqbal tersenyum senang mendengarkan jawaban Acha.
"Iqbal, suka nggak jawaban Acha?" bisik Acha ke Iqbal.
Iqbal mengangguk tanpa ragu.
"Suka."
Ting!
Rian tak mau melewatkan kesempatannya lagi dan memencet bel sangat cepat. Lalu segera memberikan jawabannya.
"Gue hanya akan sapa hai saja. Karena bagi gue mantan adalah masa lalu yang tidak perlu ada kenangan baru lagi." Rian dengan bangga menjawab.
Amanda memberikan jempolnya menandakan dia puas dengan jawaban sang pacar. Kini tinggal Amanda, Iqbal dan Glen yang belum menjawab.
Ting!
Tanpa diduga Iqbal menekan bel terlebih dahulu dari Amanda maupun Glen, membuat yang lainnya menatap Iqbal dengan wajah penasaran.
"Gue nggak punya mantan," jawab Iqbal dengan wajah tak berdosanya.
Acha, Rian, Amanda dan Glen terdiam. Mereka berempat tak bisa membantah karena memang itu kenyataan kisah percintaan seorang Iqbal.
"Selanjutnya! Siapa yang terakhir menjawab dia yang akan kena hukum!" teriak Acha memecah keheningan.
Seketika Amanda dan Glen tersadarkan, mereka saling melirik tajam dengan otak yang memeras keras.
Ting!
Akhirnya Glen lebih dulu menekan belnya, membuat Amanda mendecak kesal karena dia harus bersiap mendapatkan hukuman yang pastinya sangat gila dari teman-temannya.
"Buruan Glen kasih jawaban terbaik lo," suruh Rian tak sabar.
Glen berdeham pelan.
"Dengerin jawaban gue ya semua," ucap Glen mulai dramatis.
"Iya," serempak semuanya.
Glen mengembangkan senyum tipis.
"Gue sepertinya nggak akan bisa bertemu lagi sama mantan gue. Jadi, nggak ada yang ingin gue sampaikan ke dia."
Hening dan mendadak sangat gelap. Bahkan, lebih gelap dari jawaban Iqbal beberapa menit yang lalu. Mereka semua tentu tahu maksud dari jawaban Glen yang ditujuhkan ke seorang Shena.
"Gelap sekali ya, Bund," lirih Amanda.
Glen tertawa melihat ekspresi dan reaksi teman-temannya.
"Santai aja kali. Ayo buruan kasih hukuman ke Amanda," seru Glen mencoba mencairkan suasana.
Semuanya mengangguk dan berusaha kembali bersikap biasa. Amanda pun mendadak was-was sendiri, hukuman apa yang diterimanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
OUR MARIPOSA
Teen FictionUntuk kamu yang selalu suka Mariposa ❤️ Untuk kamu yang selalu mendukung Mariposa ❤️ Dan.... Untuk kamu yang selalu merindukan Mariposa ❤️