21 - SALAH PAHAM

4.1K 267 2
                                    


MASA KINI

Perlahan Iqbal mendekatkan wajahnya ke Acha dan membisikan sesuatu ke Acha.

"Syaratnya adalah...."

Iqbal masih menggantungkan ucapannya. Acha menoleh ke Iqbal, jantungnya berpacu makin cepas, ia sangat was-was.

"Syaratnya adalah gue juga harus ikut."

Acha langsung menjauhkan tubuhnya dari Iqbal dengan kedua mata dan bibir terbuka lebar. Acha cukup terkejut mendengar jawaban Iqbal. Sosok Iqbal yang sekarang memang berubah aneh.

Padahal dulu, jika Acha meminta izin seperti itu, Iqbal pasti akan langsung mengiyakan tanpa syarat apapun apalagi ingin ikut juga. Namun, sekarang Iqbal malah menawarkan dirinya agar ikut juga.

Ya, Acha sendiri tahu alasan Iqbal bersikap seperti itu. Karena hubungan Acha dan Glen tahun lalu.

"Setuju dengan persyaratannya?" tanya Iqbal menyadarkan Acha.

Acha pun hanya bisa bernapas berat dan mengangguk pasrah. Toh tak ada alasan juga bagi Acha untuk menolak syarat Iqbal. Acha hanya kaget saja mendengar persyaratan Iqbal yang tidak biasanya.

"Oke, Iqbal boleh ikut."

*****

Glen menggaruk-garuk belakang lehernya yang sebenarnya tidak gatal. Ia menatap Iqbal dan Acha yang sudah berdiri di hadapannya sembari saling berpegangan tangan.

"Glen, maaf ya. Iqbal ingin ikut juga nggak apa-apa, kan?" tanya Acha merasa tidak enak dengan Glen.

Glen tak menjawab, ia menatap Iqbal jengah.

"Lo nggak percaya sama gue atau lo memang nggak ada kerjaan sampai ingin ikut?" tanya Glen tanpa basa-basi ke Iqbal.

"Dua-duanya," jawab Iqbal tanpa ragu.

"Bal!"

Iqbal menghela napas pelan.

"Acha baru saja maafin gue," ucap Iqbal tak mau buat Glen salah paham.

"Terus masalahnya di mana? Berarti kalian sudah baikan kan?"

"Iya, tapi nggak sepenuhnya."

"Maksudnya?"

Glen beralih menoleh ke Acha, masih bingung.

"Acha sudah nggak marah sama Iqbal, sudah maafin Iqbal. Tapi, Acha sedikit masih kecewa sama Iqbal," jelas Acha.

Glen merasakan kepalanya terasa berat, sejenak dia menyesali keputusannya meminta bantuan Acha jika harus terjebak ditengah-tengah dua pasangan tak terpisahkan ini.

"Iqbal boleh ikut, kan, Glen?" tanya Acha hati-hati.

"Kalau pun gue nolak, dia bakalan tetap ikut, kan?" sindir Glen.

"Jelas!" jawab Iqbal dengan bangga.

Glen mendesis kesal, ingin rasanya dia melempar wajah Iqbal yang menyebalkan dengan kunci mobilnya. Namun, Glen tak ada alasan juga untuk melarang Iqbal.

"Ayo berangkat sekarang," ajak Glen tidak ingin berlama-lama.

Iqbal dan Acha mengangguk dan segera masuk ke dalam mobil Glen.

****

Glen memegang stir mobilnya dengan emosi mulai berkobar-kobar. Ia menatap ke arah spion mobil, melihat jelas pantulan Iqbal dan Acha yang duduk di belakang dengan mesrahnya.

"Lo berdua kira gue supir?" sinis Glen.

"Iqbal nggak mau duduk di depan, Glen," ucap Acha mewakili.

OUR MARIPOSATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang