7 - COMPLETION

13K 1.9K 235
                                    


MASA KINI

"Iqbal marah sama Acha?"

Iqbal menghentikan langkahnya saat itu, ia menoleh ke Acha, menatap sang gadis lebih hangat.

"Kenapa marah?" balas Iqbal.

Acha tertegun sesaat, ia dapat merasakan tangan Iqbal mengenggamnya lebih erat.

"Karena Acha disamperin cowok tadi."

Iqbal menggeleng pelan.

"Gue nggak marah, Cha."

"Beneran?"

Iqbal mengembangkan senyumnya, tipis dan menawan.

"Iya, Natasha."

Acha akhirnya bisa mengembangkan senyumnya, tatapan dan sikap hangat Iqbal sudah terlihat jelas di matanya.

"Acha minta maaf Iqbal."

Iqbal terkekeh pelan, tangannya mengacak-acak rambut Acha.

"Ayo gue antar pulang."

****

Sepanjang perjalanan Acha tak mau melepaskan tangan kiri Iqbal dari genggamannya. Acha masih takut jika Iqbal marah kepadanya meskipun cowok itu sudah menjawab bahwa dia tak marah.

Mobil Iqbal akhirnya sampai di depan gerbang rumah Acha. Iqbal segera melepaskan sabuk pengamannya, ia menoleh ke Acha dan sedikit kaget melihat Acha yang tengah menatapnya dengan tatapan sendu.

"Kenapa?" tanya Iqbal.

Acha mengerucutkan bibirnya.

"Iqbal beneran nggak marah sama Acha?"

"Nggak, Cha."

"Sumpah?"

"Sumpah."

"Demi apa?"

"Maunya demi apa?"

"Demi Acha."

"Iya, demi kamu."

Ada perasaan lebih lega saat mendengar perkataan manis Iqbal. Acha mengembangkan senyum tipisnya.

"Iqbal mau langsung pulang atau mampir dulu?" tanya Acha lagi.

Iqbal memperhatikan kedua mata gadisnya lebih lekat. Iqbal dapat melihat jelas masih ada kekhawatiran di sana.

"Maunya gimana?"

Acha berguman pelan dengan senyum malu-malu.

"Iqbal mampir dulu di rumah Acha. Mau?"

"Iya, mau."

Acha bersorak lebih senang. Mereka berdua segera turun dari mobil dan masuk ke rumah Acha.

*****

Acha meletakkan sekotak kue cokelat dan susu cokelat hangat kesukaan Iqbal di atas meja. Setelah itu, Acha duduk di samping Iqbal.

Acha melihat Iqbal yang tengah fokus dengan ponselnya, seperti sedang membalas pesan seseorang.

"Siapa?" tanya Acha ingin tau.

Iqbal menoleh.

"Hm?" bingung Iqbal.

Acha menunjuk ke arah ponsel Iqbal.

"Siapa yang ngirim chat ke Iqbal?" perjelas Acha.

Iqbal mendekatkan ponselnya ke Acha, menunjukkan isi chat yang baru saja dibalasnya.

OUR MARIPOSATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang