MASA KINI
Acha melambaikan tangannya dengan senyum merekah sangat senang melihat Amanda akhirnya datang. Sudah lama mereka tidak berjumpa sejak Acha sibuk dengan kuliahnya dan Amanda sibuk dengan persiapan ujian skripsinya.
"Amanda kangen banget," seru Acha langsung berdiri dan memeluk Amanda.
Amanda melepaskan pelukan Acha.
"Baru juga seminggu Cha nggak ketemunya," balas Amanda acuh tak acuh.
Acha mendecak pelan sedih dengan respon Amanda yang tak seantusias dirinya.
"Bagi Acha nggak ketemu Amanda seminggu udah kayak nggak ketemu setahun!" sunggut Acha melebihkan.
"Kan mulai hiperbolanya," sindir Amanda.
Bibir Acha semakin mengerucut ke depan.
"Acha serius tau!"
"Sekarang gue tanya..." Raut wajah Amanda berubah lebih serius.
"Apa?"
"Pilih gue atau Iqbal?"
"Iqbal," jawab Acha cepat tanpa pikir panjang.
Kini giliran Amanda yang berdecak kesal, kecewa dengan jawaban Acha. Sedangkan, Acha sudah puas tertawa.
"Tumben banget Amanda ngajak makan di restoran burger?" tanya Acha beralih topik. Memang benar rencana mereka untuk bertemu hari ini semuanya diatur oleh Amanda. Meskipun gadis itu yang telat datang.
"Kalau lo yang pilih bisa-bisa makan sushi lagi gue," seru Amanda sangat tau kesukaan Acha.
Acha mengangguk-angguk tak bisa melawan pernyataan Amanda barusan. Mereka berdua pun segera memesan makanan. Dua cheeseburger dan dua cola.
****
Baik Acha dan Amanda terlihat begitu senang bisa bertemu lagi dan bercerita banyak. Acha bercerita tentang kesulitannya di dunia perkulihan dan Amanda mencairkannya dengan mengajak Acha membicarakan teman-teman kuliahnya yang menurut Amanda aneh.
"Nggak baik tau Amanda bicarin teman di belakang," ucap Acha mengingatkan.
"Dengerin gue dulu. Lo tau nggak sih Cha..."
"Kalau awalnya udah lo tau nggak sih, panjang pasti ceritanya," potong Acha dengan yakin.
Amanda mendesis gemas.
"Dengerin gue dulu. Gue bukannya mau jelek-jelekin, gue cuma mau utarakan ketajuban gue. Oke?"
"Oke Acha coba dengerin."
Amanda tersenyum puas. Ia pun mulai bercerita.
"Temen-temen kuliah gue hampir semua sudah punya pacar. Begitu pun juga dengan gue. Tapi, gue tuh heran sama mereka."
"Heran kenapa?" Acha mulai penasaran.
"Mereka udah punya cowok, tapi kalau diajak cowok lain nongkrong mereka oke-oke aja. Dan, mereka keluar sembunyi-sembunyi tanpa ketahuan pacarnya,"
"Mereka selingkuh Amanda?" kaget Acha.
"Bukan selingkuh. Lebih ke mencari kebebasan. Tapi, bisa ya?"
"Acha pasti udah ketahuan sama Iqbal kalau keluar sama cowok lain," lirih Acha tak berani melakukan hal seperti itu.
Amanda mengangguk setuju.
"Gue juga. Bisa dipenggal kepala gue sama Rian."
"Pacar kita kelihatannya cuek tapi posesif ya ternyata," ucap Acha menyadari salah satu sifat Iqbal dan Rian.
KAMU SEDANG MEMBACA
OUR MARIPOSA
Novela JuvenilUntuk kamu yang selalu suka Mariposa ❤️ Untuk kamu yang selalu mendukung Mariposa ❤️ Dan.... Untuk kamu yang selalu merindukan Mariposa ❤️