"Kenapa teh nya terasa manis? Aku tidak suka teh manis. Bukan ini yang aku inginkan!"
Dipagi hari yang sedikit mendung itu seorang pria bersurai bernama Levi Ackerman sudah mengeluarkan tatapan tajamnya kepada adik angkatnya yakni Petra karena tidak sengaja menambahkan gula pada teh hitam favoritnya. Mendengar pernyataan Levi, Petra langsung menundukkan kepalanya tak berani.
"Maaf kak, aku tidak sengaja."
"Lalu kenapa kau diam saja? Cepat buatkan yang baru! Dan ingat, jangan pakai gula." ujar Levi penuh penekanan. Wajah ketus ditambah bentakan yang dingin namun menusuk membuat Petra seperti ingin menangis.
Kuchel sudah berangkat lebih dulu sejak jam setengah enam tadi pagi. Wanita itu mengatakan bahwa ada yang harus dikerjakan sebelum membuka butiknya. Hal itu menjadikan Levi berkuasa dan bisa menyuruh Petra sesuka hati. Tentu saja Levi tidak bisa melakukan itu jika ada Kuchel dirumahnya.
Beberapa detik kemudian Petra kembali dari dapur sambil membawakan teh hitam yang baru. Kali ini benar-benar sesuai permintaan Levi. Teh hitam hangat tanpa gula langsung Petra persiapkan kepada si pria.
"Duduklah dan cepat habiskan sarapanmu. Setelah itu cuci piringnya." perintah Levi kepada Petra yang dibalas anggukan mantap dari Petra. Setidaknya Levi masih berbaik hati karena mengajaknya sarapan bersama. Ya.. Karena Levi bukan tokoh antagonis seperti dalam sinetron ataupun drama.
Petra duduk dikursi meja makan tak jauh dari Levi lalu menyantap waffle bersalut cream dan buah berry diatasnya. Petra tersenyum ketika makanan itu berhasil masuk kedalam mulutnya.
"Ada apa?" tanya Levi heran saat melihat Petra tiba-tiba tersenyum.
"Aku sangat senang karena bisa memakan makanan seenak ini." jawab Petra girang.
"Hah? Itu hanya waffle biasa. Makanan seperti itu sudah lumrah."
Petra menggeleng pelan, "tidak bagiku. Selama 15 tahun aku hidup aku baru pertama kalinya mencoba makanan ini."
Levi merasa tertarik dengan arah pembicaraan Petra. "Lalu? Semasa di panti asuhan kau makan apa? Rumput?"
Ucapan ketus Levi tak membuat Petra marah. Gadis itu justru tersenyum manis.
"Sayur bayam." jawabnya. "Di panti asuhan aku sering makan sayur bayam dan bubur."
"Hanya itu?"
"Sebenarnya tidak. Aku juga pernah makan buah dan pie coklat saat itu. Tapi hanya dua kali, setelah itu tidak pernah lagi."
Levi tidak menjawab. Ia sibuk menyeruput teh hitam buatan Petra dan seketika itu juga bola mata hitam Levi membulat. Alasannya karena ternyata teh buatan Petra terasa sangat enak dibanding buatan Ibunya. What the hell.. Kenapa bisa seperti ini?
Iris kelabu Levi lalu beralih kepada Petra yang tengah memakan waffle miliknya. Gadis itu menunjukan ekspresi bahagia yang Levi rasa terlalu berlebihan. Tapi tiba-tiba saja entah ada angin apa, Levi teringat dengan kejadian tadi malam ketika dirinya melihat Petra tertidur di atas sofa. Hal konyol pun terjadi, saat sedang melihat Petra tidur saat itu Levi tak sengaja melihat belahan payudaranya yang menonjol dari balik baju tidurnya. Payudara tidak besar namun mampu membuat Levi terangsang hingga membuatnya menegang.
Disaat itulah Levi langsung pergi ke kamar dan melampiaskannya pada film dewasa yang Hanji kirimkan. Perlu diketahui... Walaupun Levi belum pernah pacaran dengan perempuan, tapi Levi masihlah pria normal. Tentu Levi akan terangsang jika disuguhi pemandangan indah berupa kulit putih bersih dan belahan payudara dari seorang remaja. Hal itu juga dirasakan Levi ketika ia menonton film dewasa.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Cutie Sister
Fanfic(21+) Awalnya Levi benci dengan kehadiran bocah pendek itu. Levi tidak ingin ada orang lain dirumahnya selain ibunya. Tapi tak disangka ternyata rasa benci itu berubah menjadi rasa suka. Bukan hanya rasa suka, namun ada perasaan lain seperti gairah...