[27] suffering

4.5K 220 15
                                    

Keesokkan harinya
Di ruang otopsi.


"Ucapanmu terus membuatku kepikiran." ucap Ryan sambil memakaikan sarung tangan karet pada tangannya, bersiap melakukan otopsi.

Jared, sang partner, menyahut dengan mimik wajah penuh tanda tanya. Sama bingungnya. "Aku juga sama. Maksudmu tentang wanita ini, kan?"

"Iya, siapa lagi." Ryan mendengus pelan. "Aku terus penasaran.. Yang kau jelaskan kemarin belum membuatku puas."

Ryan menghampiri jasad Frieda yang telah dibaringkan di atas ranjang otopsi. Seluruh tubuh itu pucat pasi, sudah tidak ada aliran darah yang bekerja disana. Jelas, karena dia sudah mati. Tak ada lagi nyawa di dalamnya.

"Damn..." Ryan merasa bergidik. "Kepalanya semakin membiru, lihatlah."

Jared ikut menghampiri, "Itu berarti darah yang menggumpal disana semakin banyak."

Ryan menggeleng cepat. "Oke, oke, tapi bukan itu sebenarnya yang membuatku kepikiran."

"Lalu?"

"Kau bilang, wanita ini sudah mati sebelum kecelakaan terjadi. Maksudnya apa? Ya.. Aku memang sempat berasumsi seperti itu tapi.. Aku belum yakin." Ryan mengusap-ngusap dagunya, lalu melihat kembali ke arah jasad Frieda. Pria tinggi itu bergidik ngeri, mayat wanita ini memang menyeramkan.

"Aku sudah pernah mengotopsi mayat lebih dari satu kali." Jared mulai berbicara. "Ada banyak macamnya, seperti mati karena overdosis, bunuh diri, tenggelam, KDRT, termasuk kecelakaan. Tapi aku belum pernah menemukan korban seperti ini sebelumnya. Darah yang menggumpal itu kemungkinan besar disebabkan oleh hantaman benda tumpul yang sangat keras."

"Hantaman benda tumpul?"

"Ya. Hantaman benda tersebut membuat pembuluh darah di kepalanya pecah dan akhirnya meninggal. Itu lah kenapa kepala wanita ini terlihat membiru, itu karena gumpalan darah dari pembuluh yang pecah."

"Tapi.. Kenapa bisa secepat itu?"

"Setiap individu memiliki ketahanannya masing-masing, Ryan. Ada orang yang bisa bertahan meskipun pembuluh darahnya sudah pecah, ada juga yang sebaliknya. Tapi tetap saja, meskipun mereka bisa bertahan mereka akan meninggal juga. Kurang lebih begitu, pengetahuanku tentang ini memang masih minim."

"Kau masih ingat dengan wanita yang menjadi saksi atas kejadian ini?" Jared bertanya lagi.

"I-iya aku ingat, kenapa?"

"Kesaksiannya semakin memperkuat dugaanku. Dia melihat mobil Frieda melaju tak tentu arah sebelum akhirnya menambrak pembatas jalan. Aku yakin, mobil oleng itu disebabkan karena pengemudinya sudah meninggal."

"Tapi.. Bagaimana kau bisa tahu ini karena benda tumpul?"

Jared terkekeh. "Lalu apa? Wanita ini sengaja membenturkan kepalanya sendiri, begitu?"

"Atau mungkin.."

Mereka berdua terdiam selama beberapa detik sambil bertukar pandang. Entah kenapa atmosfter disana terasa berubah menjadi tegang.

"Ada orang yang membunuhnya." bisik Jared.

"Si-siapa.."

My Cutie SisterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang