3. Dom/Sub

43.6K 403 8
                                    

Bee berjalan masuk ke dalam kantor Dominic sambil membawa ponsel di tangan kanannya.

"Daddy," gadis itu memanggil.

Dominic yang sedang mengetikkan sesuatu di laptopnya berhenti dan mengangkat kepalanya.

"Ya, Princess?"

"Aku sedang membuat tugas sekolah ketika mendadak aku memikirkan sesuatu tentangmu," gadis itu berkata sambil mendudukkan tubuhnya ke atas meja yang sedang di pakai Dominic.

"Oh?" Dominic memundurkan tubuhnya ke sandaran kursi dan melipat tangannya ke depan dadanya. "Apa yang kau pikirkan, Princess?" ia bertanya sambil mengamati putri angkatnya itu.

"Aku sedang mempelajari tentang organ reproduksi ketika aku menemukan sebuah artikel di internet." Bee menunjuk layar ponselnya.

Artikel tentang BDSM terpampang dalam layar di tangan Bee.

"Kau adalah seseorang Dominan bukan, Daddy?" Bee bertanya sambil masih menatap benda di tangannya.

Dominic menaikkan alisnya tapi kemudian mengangguk, "Ya, Princess."

"Kalau begitu, aku adalah yang disebut sebagai Submisif?"

Dominic mengangguk sekali lagi.

"Benar sekali, Little One."

"Okay...," Bee mengangguk-angguk dengan kilauan jail di matanya yang membuat Dominic kembali menaikkan alisnya.

"Jika Submisif disingkat sebagai Sub, berarti Dominan disingkat sebagai Dom?"

"Ya...."

"Sedangkan namamu Dominic, kan Daddy. Orang memanggilmu Dom?"

Dominic tidak menjawab. Ia mulai bisa menebak arah pembicaraan Bee.

Bee melanjutkan setelah Dominic membungkam beberapa saat. "Jadi.... Bolehkah kalau aku memanggilmu Daddy Dom-Dom?"

"Tidak!" Dominic menggeram.

Sementara Bee cekikikan, Dominic meremas dahinya yang mendadak berdenyut melihat kelakuan putri angkatnya.

Benar kata kekasihnya, ia terlalu memanjakan Bee. Tapi ketika melihat betapa polosnya Bee, apa yang bisa dilakukan Dominic selain menuruti segala kemauan gadis itu.

Jangankan harta benda, bahkan jika Bee menginginkan bintang sekalipun, ia akan mencari cara untuk melaso benda itu dari langit dan menariknya agar bisa diberikan kepada gadis itu.

Melihat Dominic yang kini menangkupkan tangannya menutupi wajahnya sendiri, Bee mendadak merasa bersalah. Ia meletakkan ponselnya diatas meja dan berjalan mendekati pria itu. Begitu berdiri diantara kaki Dominic yang duduk di kursi, Bee meraih pundak Dominic dan mengelusnya dengan lembut.

"Sorry, Daddy," Bee berbisik dengan lirih. "Aku hanya bercanda. Apakah kau marah?"

Dominic menurunkan telapak tangannya dan menatap gadis itu. Ia melebarkan senyumannya dan menggeleng.

"Tentu saja tidak, Princess. Kau tidak melakukan apa-apa. Kemarilah, duduk di pangkuanku," Dominic menepuk pahanya.

Wajah Bee langsung kembali ceria. Sambil tertawa kecil ia melebarkan pahanya dan melompat naik ke pangkuan Dominic.

"Hup!"

Dominic menangkap pinggang Bee yang langsung mengalungkan kedua kakinya mengelilingi badan Dominic.

Gadis itu sepertinya baru saja pulang dari mall bersama dengan teman-temannya. Ia mengenakan atas crop top dan rok pendek yang menjadi favoritnya

"Inikah yang kau pakai jika pergi ke mall?" Dominic mengamati pakaian gadis itu dengan alis berkerut. "Baju dan rok yang terlalu pendek hingga aku bisa melihat pusar dan pahamu dengan jelas?"

Bee tertawa cekikikan.

"Ini yang namanya fashion anak muda jaman sekarang, Daddy."

Dominic menggeram, "Hm... Aku tidak menyukainya, Princess. Bagaimana jika ada pria yang mengganggumu ketika aku tidak ada bersamamu?"

"Apa maksudmu, Daddy?"

"Bagaimana jika ada orang yang melakukan hal yang tida-tidak karena melihat caramu berpakaian? Apakah ada pemuda yang mencoba mendekatimu? Mungkin... mengikutimu kemana-mana dan mencoba untuk memaksamu melakukan sesuatu yang tidak kau mau?"

Bee menggeleng, "Tidak ada, Daddy. Hanya ada beberapa pemuda yang sering mengajakku pergi. Tapi semuanya hanyalah teman biasa."

Dominic mengeratkan rahangnya. Ia tidak menyukai jawaban Bee, tapi ia juga tidak ingin mengekang gadis itu untuk melakukan hal yang wajar dilakukan gadis seusianya seperti berteman.

Jadi Dominic melanjutkan pertanyaannya dengan nada sekasual mungkin, menyembunyikan amarahnya.

"Oya? Siapa mereka? Apakah kau pernah mengenalkannya kepada Daddy?"

Bee tertawa dan melingkarkan tangannya ke pundak Dominic.

"Oh Daddy.... Kau tidak perlu cemburu.... Aku milikmu. Hanya milikmu."

Gadis itu mendekatkan hidungnya ke milik Dominic dan menggoreskannya beberapa kali sebelum kemudian mengecup bibir pria itu sekali.

Remasan kemarahan di dada Dominic langsung mereda, "Benar sekali. Kau adalah milik Daddy. Tidak ada orang lain yang berhak atas dirimu selain Daddy."

Wajah Bee memerah mendengar ucapan Dominic.

"Kau lucu sekali kalau sedang cemburu, Daddy."

Dominic menggeram. Ia meraih kaos yang dikenakan gadis itu dan melepaskannya dari tubuh Bee. Sedikit lega ketika ia melihat bra yang dipakai gadis itu.

Walaupun berwarna pink mencolok tapi setidaknya gadis itu mematuhinya dan memakai pakaian dalam jika keluar, pikir Dominic.

Pria itu menarik turun bra berwarna merah muda yang di pakai Bee ke perut hingga menampakkan dua payudara sempurna. Ujungnya yang kaku dan berwarna merah jambu sudah menggoda mulut Dominic untuk untuk meraup.

"Benar sekali, Princess. Kau adalah milikku. Tubuh ini, milikku. Hanya akulah yang berhak untuk memasuki tubuhmu, paham?"

Dominic meraih salah satu ujung dada Bee dan mencubitnya keras hingga gadis itu menjerit.

"P-paham, Daddy."

"Good Girl." Dominic menggeram sebelum membenamkan mulutnya.

"Aw... Daddy...." Bee merintih pelan. "Sesuatu menusuk diantara pahaku. Apakah kau menyimpan ponselmu di saku celana?"

Dominic melepaskan hisapannya dari dada Bee dan tertawa. Pria itu mengusapkan jempolnya ke ujung dada Bee yang baru saja dimainkannya dan membuat badan Bee gemetaran.

"Bukan ponsel, Baby Girl. Tapi sesuatu yang kau lakukan pada Daddy. Apakah kau tahu apa itu?"

Bee tidak menjawab. Atau mungkin tidak mampu menjawab. Gadis itu sedang sibuk mendesah dan menggeliat merasakan sapuan jemari Dominic ke putingnya yang sensitif.

Dominic menempatkan ibujari dan telunjuknya ke ujung benda yang sedang di mainkannya sejak tadi dan mencubit keras.

Gadis itu menjerit dan meraih tangan Dominic.

"D-d-daddy....," Bee merintih sambil menggerakkan pinggulnya melawan tubuh Dominic yang keras.

Dominic mulai memeluntir, "Jawab, Princess. Daddy bertanya padamu. Tahukah kamu apa yang sudah kau lakukan pada Daddy?"

Bee menggeleng. "Ti-tidak tahu, Daddy."

Dominic mengeringai, "Well... bagaimana kalau kutunjukkan padamu."

***

***

bersambung...

Daddy's Princess [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang