7. SMS

27K 288 13
                                    

Dominic sudah pergi dari rumah sejak pagi untuk pertemuan kerja dengan rekan bisnis. Terpaksa pria itu meninggalkan Bee di rumah sendirian.

Laura, kekasih Dominic awalnya menawarkan diri untuk mengajak Bee jalan-jalan ke mall, tapi Bee menolak.

Ia tidak menyukai Laura. Wanita itu suka sok cantik di depan Daddy dan menganggapnya seperti anak-anak.

Lebih baik di rumah sendirian daripada harus melihat muka menyebalkan Laura! Pikir Bee.

Tapi sekitar pukul 11 siang, Bee sudah mulai merasa bosan berada di rumah sendirian. Awalnya ia mencoba menghabiskan waktu dengan membaca dan mengerjakan tugas, tapi setelah semua selesai dan Daddynya belum juga pulang ia mulai uring-uringan. Mengapa lama sekali Daddy pergi bekerja? Kapan pria itu akan kembali?

Ugh... ia bosan dan menginginkan Daddy!

Bee meraih ponselnya dan hendak mengirimkan pesan kepada Dominic, tapi baru saja mulai mengetik, Bee berhenti.

Daddy sedang bekerja, Bee. Berhenti mengganggunya! Benaknya memarahi gadis itu.

Dilemparkannya ponsel itu kembali ke sofa dan ia pun berdiri menuju dapur untuk mengambil cemilan. Lima menit kemudian, dengan sebungkus kripik kentang di tangan, Bee kembali ke ruang tengah dan melirik ponselnya.

ARGHHH! Ia tidak tahan lagi.

Sambil mengempit bungkus kripik kentang di ketiak, diraihnya kembali ponsel itu dan tanpa berpikir panjang, ia mengirimkan sebuah sms untuk Dominic.

Hi, Dad. Jam brp kau kembali?

Kirim.

Baiklah. Satu sms tidak akan mengganggu. Hanya menanyakan kapan pria itu kembali, tidak mengganggu sama sekali.

Bee meletakkan ponselnya ke atas meja dan membuka bungkus kripik di tangannya. Sebelum mulai memakan cemilannya, ia menyalakan tv untuk memilih chanel acara. Setelah beberapa menit memencet remote, Bee memutuskan untuk menonton film kartun jepang yang baru saja dimulai. Anime sepertinya cocok untuk mengalihkan perhatiannya, setidaknya hingga Dominic pulang.

Bee meletakkan remote tv kembali ke atas meja dantanpa sengaja melirik ke layar ponsel yang belum berbunyi dari tadi. Artinya, belum ada balasan dari Dominic.

Bee menyambar benda itu dan menyalakannya.

Pesan yang dikirimkannya sudah berstatus centang dua. Artinya sudah terkirim, tapi belum di baca.

Ok, mungkin Daddy masih sibuk dan tidak sempat memegang handphone.

Tidak aneh. Daddy memang serius dalam bekerja.

Bee sudah hampir meletakkan ponselnya ketika centang di sebelah pesannya berubah menjadi biru.

Oh! Ia sudah membacanya! Seru Bee sambil menunggu balasan.

Detik berjalan, berubah menjadi menit, tapi balasan yang ditunggu tidak juga masuk.

Apa?

Sambil cemberut, Bee menyilangkan kakinya keatas sofa dan mulai mengetik panjang dan lebar. Berkali-kali. Non stop.

Dad!

Kirim.

Kenapa sms ku tidak dibalas?

Kirim.

Kau hanya melakukannya ketika sedang mengemudi. Apakah kau sedang mengemudi?

Kirim.

Kukira kau sedang rapat? Apakah kau berbohong? Apakah kau pergi dengan Laura ke mall?

Kirim.

Kau tahu berbohong itu tidak baik kan? Kau selalu menghukumku jika berbohong. Jadi, jangan berbohong padaku. Apakah kau sebenarnya tidak ada di kantor? Kalau begitu dimana kau sekarang? Apakah kau melupakanku?

Kirim.

Bee menatap kembali layar ponsel untuk membaca pesan yang baru dikirimkannya. Pesan-pesan yang dikirimnya kini semua sudah berubah menjadi centang dua tapi belum biru. Artinya sudah terkirim tapi pria itu belum membacanya.

Bee menarik nafasnya sekarang.

Oh tidak, ia mendesah. Bagaimana jika ia sudah membuat Daddy kesal karena terlalu manja?

Tidak mungkin Daddy meninggalkannya,kan?

Kepala Bee dipenuhi oleh banyaknya pertanyaan dan kebimbangan, ia memutuskan ia pasti sudah panik untuk alasan yang tidak jelas. Artinya, ia sudah mengirimkan terlalu banyak sms untuk alasan yang tidak jelas.

Oh, tidak!

Daddy pasti berhenti mencintainya sekarang dan akan sering menghabiskan waktu bersama Laura.

Ya, kan?

Atau tidak?

Arggg!!! Entahlah. Bee sangat bingung akan apa yang harus dilakukannya sekarang jadi ia kembali mengetik.

Daddy, halooo.... maafkan aku. Balas donk.

Kirim.

Bee mendekap lututnya sendiri dan hanya mampu menatap layar ponsel di tangannya, melupakan cemilan dan acara yang menyala di TV.

Tiga puluh menit kemudian.

Suara pintu depan terdengar membuka dan menutup.

"Hai, Princess," terdengar suara dalam Dominic menggema di dalam rumah.

Bee langsung melompat turun dari sofa dan berlari menyambut ayahnya. Ia melebarkan lengannya ke samping sambil meloncat ke dalam pelukan pria itu.

"Apakah kau sudah tidak mencintaiku, Daddy?" Bee menjerit sambil menguburkan wajahnya ke dalam dada Dominic yang bidang.

"Apa?" Dominic menunduk menatap Bee dalam pelukannya. Gadis itu kini mengaitkan kedua kakinya mengelilingi pinggang Dominic layaknya anak monyet.

"Kau tidak membalas sms ku sama sekali. Ja-jadi aku mengirim lagi banyak-banyak."

"Oh, Princess...," Dominic menopang pinggul Bee dan menggendong gadis itu masuk ke dalam rumah. "Daddy baca pesan yang kau kirim pertama kali. Tapi kau mengirimkan pesanmu tepat ketika Daddy sedang dalam perjalanan pulang. Kau tahu sendiri Daddy tidak suka mengetik sambil menyetir. Hal itu berbahaya. Bagaimana jika Daddy menabrak dan masuk ke rumah sakit? Siapa nanti yang akan merawatmu, hm?"

Dominic membawa Bee ke kamar dan menurunkan gadis itu keatas kasur. Ia kemudian meraih ponsel di saku celananya dan membaca sisa pesan Bee dengan kening berkerut.

"Kau berpikir bahwa Daddy berbohong, Princess?" Dominic bertanya setelah selesai.

Bee menggigit bibirnya, "Uhm... a-aku kira... uhm... aku kan panik ketika Daddy tidak membalas... ja-jadi..."

Dominic mendudukkan tubuhnya di sebelah Bee sambil mengusap wajah Bee yang terlihat bersalah.

"Kau tahu Daddy tidak pernah membohongimu kan, Princess?" Dominic berkata.

Bee mengangguk dan memanjat naik ke tubuh Dominic kemudian membenamkan kepalanya ke dalam dada pria itu.

"Ku-kupikir kau pergi dan tidak akan kembali lagi. Aku tidak menyukainya."

Dominic meraih dagu Bee dan menariknya keatas.

"Daddy akan selalu disini. Tidak akan ada yang merubah hal itu. Aku mencintaimu, Princess."

***

***

bersambung...

Daddy's Princess [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang