9. Diabaikan Daddy

18K 263 14
                                    

Masih merasa kesal oleh hukuman yang diberikan Dominic, Bee tidak banyak bicara saat makan siang.

Selesai makan, Dominic masuk kembali ke ruang kerjanya untuk meneruskan pekerjaannya dan mengabaikan Bee yang cemberut menjadi semakin cemberut.

Setelah sekitar sejam tidak mendapatkan perhatian dari Dominic, Bee mengintip dari pintu ruang kerja Dominic yang terbuka.

Pria itu sedang membaca dokumen di tangannya dengan wajah sangat serius hingga dahi pria itu berkerut dan alisnya menyatu.

Bee selalu menyukai wajah Dominic ketika sedang berkonsentrasi seperti itu.

Sangat tampan dan menggemaskan, menurut Bee. Benar-benar dewasa dan serius. Berbeda dengan teman-teman pria seumurannya yang kebanyakan gaya ketika berusaha mendekatinya.

Kemarahan gadis itu kepada Daddynya pun melumer. Dengan langkah ringan, Bee memutuskan untuk masuk ke kantor Dominic dan mulai mengganggu.

Dicoleknya wajah Dominic beberapa kali.

"Princes, apa yang kau lakukan?" Dominic menggeram tanpa mengalihkan perhatiannya dari kertas yang ada di tangannya. Ia baru saja menemukan kesalahan yang dibuat salah satu bagian akunting dan kini suasana hatinya sedang dalam keadaan buruk.

"Mencolekmu karena kau tidak memperhatikanku," Bee membalas.

Dominic menarik nafasnya dalam-dalam berusaha untuk bersabar akan kelakuan putri angkatnya.

"Baby Girl, aku sedang bekerja sekarang. Beri Daddy waktu beberapa menit, okay? Daddy perlu menghubungi seseorang di kantor."

Bee mengerucutkan bibirnya sambil menyilangkan tangan di depan dadanya.

"Hmmpp... ok baiklah. Beberapa menit," gerutu Bee sambil menghentakkan kakinya kelur dari ruang kerja Dominic.

Ia kembali sekitar 10 menit kemudian dan menemukan Dominic masih duduk di meja kerjanya, serius melakukan percakapan dengan seseorang dalam ponsel yang ada di tangannya.

Baiklah. Bee memutuskan untuk tidak mengganggu. Gadis itu kembali mondar mandi di dalam rumah mencari-cari kesibukan.

Sekitar sepuluh menit kemudian ia kembali.

Dominic kini sudah berdiri dari kursinya. Wajah pria itu menghadap ke jendela dan memunggungi Bee. Tangan kirinya berkacak pinggang sementara tangan kanannya masih menempelkan ponsel ke telinga, melakukan percakapan dengan suara yang kini terdengar lebih marah dari sebelumnya.

Sudah dua puluh menit Bee menunggu. Geram karena pria itu belum juga selesai, Bee memutuskan untuk melakukan sesuatu. Ia menarik nafasnya dan sekuat tenaga berteriak.

"FUCK!"

Tubuh Dominic seketika membeku dan pria itu berhenti bersuara.

Perlahan, sangat perlahan layaknya film action yang di slow motion, pria itu membalikkan tubuhnya.

"Apa katamu barusan?" Dominic bertanya dengan mata membelalak dan alis terangkat, jelas terlihat kaget.

"FUCK FUCK FUUUCKKKKK!" Bee menjerit sekuat tenaga sebelum kemudian berlari menjauh.

Tanpa berkata apa-apa, Dominic langsung mematikan sambungan telepon dan berlari mengejar Bee.

"BEE! Jangan kabur, Princess!" Dominic menggeram marah.

Putri angkatnya sudah hendak masuk ke dalam kamar ketika Dominic berhasil menyusul dan langsung meraup tubuh gadis itu. Dominikc menaikkan Bee ke atas bahunya dan membawanya masuk ke dalam kamar.

"Kau tahu Daddy tidak suka jika kau menggunakan kata-kata yang tidak sopan seperti itu." Dominic mulai mengomel sambil duduk di tepian ranjang dan meletakkan tubuh Bee yang meronta ke atas pangkuannya

Daddy's Princess [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang