10. Lelah, Puas, Penuh

9K 56 5
                                    

Dominic meraup benda di tangannya dengan mulutnya dan mulai menyesap ujungnya yang kaku dalam hisapan yang kuat dan panjang. Ia bisa mendengar Bee mendesah dan mulai menggerakkan pinggulnya melawan kejantanan Dominic yang masih mengenakan celana.

"Ooohhhh, Daddy....," gadis itu melenguh ketika merasakan sedotan dari mulut Dominic yang melekat erat mengelilingi ujung kuncupnya.

Lidah pria itu menjentik dan menggores hingga tanpa bisa ditahan, Bee bisa merasakan celahnya meleleh dan mulai membasahi celana panjang yang dikenakan Dominic.

Tidak bisa lagi menahan dirinya, Dominic melepaskan hisapan mulutnya dan menurunkan resleting celananya. Sedikit singkapan dari boxernya turun, dan kejantanannya yang sejak tadi sudah meronta langsung melompat keluar.

"Tunjukkan kepada Daddy seberapa kau menyesal, Princess," Dominic menggeram sambil menatap wajah putrinya.

Bee mengangguk dengan pipi memerah dan menjejakkan kakinya ke lantai untuk mengangkat tubuhnya naik. Ia memposisikan pintu celahnya diatas kejantanan Dominic. Begitu ujung kepala penis pria itu masuk sedikit, dengan sekali desakan, Bee membenamkan tubuh pria itu hingga ke pangkal.

"Ohhhh....Daddy...."

Bee kembali melenguh merasakan kepenuhan celahnya. Tubuh Dominic meregangnya dengan sangat lebar, hampir saja ia merasa kesakitan.

Hampir.

Karena begitu ia menarik nafasnya dan mulai bergerak, benda di dalam tubuhnya kini terasa sungguh luar biasa nikmatnya. Panjangnya menyentuh celah-celah paling dalam dari rahimnya, celah yang tidak mungkin terjangkau oleh jemari Daddynya. Bukan hanya itu, ujung kepala penis Daddynya, terbentuk dengan sangat sempurnanya, benda itu menggaruk bagian sensitif yang ada di dalam tubuh Bee dan membuat remasan di rahimnya semakin lama terasa semakin mengencang.

Dominic menggeram. Celah Bee yang sangat mungil, meremas dan mencengkeram kejantanannya yang tebal dengan penuh kekuatan.

Jika saja gadis itu tidak sangat basah, ia yakin Bee pasti akan merasa kesakitan. Tapi Bee selalu basah untuknya. Satu sentuhan darinya dan gadis itu siap untuk memuaskannya. Dan itulah yang disukainya dari Bee. Princessnya itu selalu ingin memuaskannya.

"Lebih cepat, Princess," Dominic menggeram. "Bergeraklah untuk Daddy lebih cepat."

Bee menurut. Ia meletakkan kedua tangannya ke pundak Dominic dan memompa lebih cepat. Lebih keras. Lebih dalam. Ia bisa merasakan penis Dominic di dalam tubuhnya menabrak jauh hingga ke bibir rahimnya.

"Mhh... cukup kah Daddy? Mhhh segini, Daddy? Apakah enak, Daddy?" Bee terus bertanya dengan mata berkabut sambil terus memompa. Ia ingin memastikan Daddynya menikmati apa yang terjadi sama dengan dirinya. Kenapa? Karena ia menyayangi Daddy. Satu-satunya pria yang selalu memberikan apapun yang diinginkannya.

Gadis itu bergerak sangat cepat, kedua payudaranya yang bulat dan padat melompat naik dan turun seirama dengan gerakan badannya.

"Ya, Princess. Seperti itu," Dominic menggeram. "Jangan berhenti."

"Oh ya. Oh ya. Oh ya... oh Daddy... oh Daddy," Bee mulai kehilangan jejak kesadarannya. Ia mendongakkan kepalanya ke atas sementara badannya terus menghentak melawan tubuh Dominic. Ia bisa merasakan mulai tergelincir ke dalam kenikmatan tanpa tepian, apalagi ketika Dominic meraih salah satu dadanya dan mulai memainkan ujungnya dengan jemarinya. Pria itu mencubit, kemudian meletakkan tonjolan kaku itu di antara ibujari dan telunjuknya sebelum kemudian memilin.

Bee bisa merasakan pelepasannya jika pria itu meneruskan.

"Ouhhh... Daddy.... Aku tidak bisa lagi menahan. Bagian sensitifku sudah mulai mengejang, Daddy."

Dominic bisa merasakan remasan tubuh Bee yang semakin erat. Ia tahu gadis itu sudah berdiri diujung jurang.

"Jangan berani berhenti sebelum Daddy selesai, Baby. Lebih keras," Dominic memberi perintah.

Bee membuka matanya dan menatap wajah Dominic. Tubuhnya masih bergerak memompa benda yang ada di dalam celahnya.

"Ta-tapi—"

"Bee," Dominic menggeram.

Gadis itu menggigit bibirnya dan merintih. Ia mencengkeram pundak Dominic lebih kencang untuk berpegangan ketika tabrakan pelepasannya tidak bisa dihentikan.

Benar saja, dalam hitungan detik, Bee bisa merasakan remasan dari dalam tubuhnya, menggulung kuat dan membuatnya menjerit dengat keras.

"Oh Daddy...Oh Daddy... Oh DADDYYYY!"

Tubuh Bee mulai kehilangan ritmenya, ia mengeratkan pahanya yang mengelilingi pinggang Dominic.

"Bee... jangan... berhenti...," Dominic menggeram sambil meraih wajah putrinya yang kini mendongak dan kembali terpejam. Ia bisa saja menggerakkan tubuh gadis itu agar tidak berhenti, tapi Dominic tidak melakukannya. Ia ingin agar Bee berusaha.

Gadis itu membuka mulutnya sambil terengah-engah. Keringat kini membasahi dahi Bee melekatkan anak rambut gadis itu ke sisi wajahnya.

Bee mendengar geraman Dominic dan masih berusaha untuk menuruti kemauan pria itu. Sesuatu yang tentu saja tidak mudah. Apalagi ketika kini pelepasannya sedang menggulung jauh di dalam tubuhnya dan mengancam kesadarannya jika ia tidak berhenti bergerak.

"Aku mencoba, Daddy... aku mencoba, sungguh," Bee menjerit sambil mulai menangis. Kenikmatan yang dirasakannya sudah mulai mengambil alih emosinya dan ia tidak bisa lagi mengontrol perasaannya. Apa yang dilakukan Dominic pada tubuhnya sudah membuatnya ingin tertawa, menangis, menjerit, merintih, dan melenguh di saat yang bersamaan.

Untunglah, tak lama Bee bisa merasakan benda di dalam tubuhnya berkedut, menjadi lebih keras dan lebih besar.

Bee bahkan bisa merasakan gerigi dari urat penis Dominic yang membesar dan menggaruk dinding celahnya ketika ia menggenjot benda itu melintasi celahnya yang belum berhenti klimaks. Ia tahu apa artinya. Klimaks Daddynya pun sudah dekat.

Bee semakin semangat. Ia terus bergerak naik dan turun, menggunakan kedua otot kakinya yang menjejak ke lantai. Pahanya mulai gemetaran, dada mulai terasa panas oleh kerasnya hentakan tubuhnya menabrak pinggul Dominic, tapi ia abaikan semuanya. Demi Daddy.

Bee sedang berusaha mengatur nafasnya yang terengah ketika akhirnya tubuh Dominic mengejang dan erangan terdengar dari bibir pria itu. Kemudian kehangatan Dominic menyembur jauh ke dalam Bee.

Pria itu kembali melahap dada Bee yang berada tepat di depannya dengan penuh rasa lapar dan menghisap kuat-kuat.

Tubuh Bee mencengkeram dan memeras pelepasan Dominic hingga habis tidak bersisa.

Ketika semburan terakhir akhirnya menetes, barulah Dominic melepaskan dada Bee dari mulutnya. Tapi tidak sebelum memberikan jilatan terakhir keujungnya yang merah muda.

"Ahhh....," Bee akhirnya menghela nafas dan melemaskan tubuhnya ke dalam dekapan tangan Dominic yang kuat. "Thank you for your punishment, Daddy," ia berbisik sebelum kemudian tertidur. Lelah, puas, penuh.

***

****

bersambung...


Daddy's Princess [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang