16;What now?

112 18 3
                                    

Taehyung terbangun dengan rasa pusing yang melanda, sudut bibir yang terasa perih membawanya menyentuh sang pemicu rasa sakit. Didapati nya darah yang sudah mengering. Ia mencoba mengingat apa yang terjadi semalam, sehingga ia mendapati dirinya sekacau ini.

Taehyung turun setelah ia membersihkan diri, menemukan Lisa yang tengah duduk di sofa sambil meneguk teh dan berkutik dengan laptop nya. Sekelibat bayangan semalam melintas di ingatan Taehyung. Ingatan yang lebih baik tak ia ingat, kini ia merasa perih di sekitar ulu hati nya.

Lisa yang merasa ditatap menyadari bahwa Taehyung tak kunjung beranjak dari anak tangga, masih berdiam diri enggan untuk mendekatinya. Lisa tau, mungkin Taehyung merasa jijik dan kecewa terhadapnya. Dari dia yang mulai membuka hati kembali kepada pria jeon yang masih bersarang hingga  kini di hatinya. Namun tak di pungkiri, Kim Taehyung mempunyai tempat tersendiri di hatinya, mau bagaimanapun, kini Taehyung lah suaminya.

"Bagaimana keadaanmu?" Tanya Lisa, saat Taehyung berjalan menuju dapur.

Taehyung berhenti dan menatapnya dingin.

"Bagaimana keadaan Jungkook? Apa dia masih hidup?" Sarkas Taehyung sambil tersenyum sinis kearah Lisa.

"Kim Taehyung! Bisakah kita hentikan ini sekarang? Aku lelah Kim"

"Berhenti? Bagaimana caranya? Hati ku rasanya lebih perih dari luka yang kudapat dari Jungkook" benar. Bagaimana cara menghentikan sesuatu, yang bahkan awalnya saja tak mereka ketahui.

"Kenapa kalian jadi seperti ini? Bukankah kalian sangat dekat selama dua tahun ini? Kenapa kalian berakhir seperti ini?" Lisa mulai beranjak dan berdiri di hadapan Taehyung. Ia akan menyelesaikan ini, cepat atau lambat.

"Kau menanyakan sesuatu, padahal kau sudah tau jawabannya" Taehyung terkekeh.

"Aah benar. Aku penyebabnya" Lisa menatap Taehyung nanar, benar, ia adalah awal dari semua ini. Lalu, bagaimana ia akan mengakhirinya sekarang? Ia pun tak tau bagaimana ia harus mengakhiri perselisihan ini.

Taehyung beranjak dari sana, meninggalkan Lisa yang masih bergelut dengan pikirannya. Tak ada jawaban yang ia temukan, sekarang ia terjebak di keadaan ini tanpa tau jalan keluarnya.

__________________

_________

___

"Bocah bocah kaparat! Bisanya membuat kekacauan tapi tak bisa membereskanya" yoongi tengah membersihkan halaman belakangnya dari acara semalam dan semua kekacauan yang di buat oleh dua pria bermarga kim dan Jeon. Mereka pelaku utama, jadi namanya harus di samarkan. Umpatan kecil tak luput keluar dari mulutnya. Jimin yang melihat hanya tertawa kecil sambil terus menjemur pakaian.

"Jim bagaimana pendapatmu kalau aku meminta Lisa keluar negeri saja, agar ia tak bertemu dengan dua pria berengsek itu?" Tanya yoongi tiba tiba, sontak jimin berhenti dari kegiatannya dan shock mendengar ide yoongi.

"Lalu? Kau tak memikirkan Lisa? Bagaimana ia bisa hidup di negeri orang tanpa keluarga?" Jimin menggelengkan kepala, merasa tak setuju dengan ide mendadak yoongi.

"Itu mudah. Aku akan pergi denganya" jimin semakin shock dengan jawaban singkat yoongi.

"Lalu aku? Kau akan meninggalkan ku?" Tidak menjawab Jimin, Yoongi malah tertawa dan meninggalkan Jimin yang masih menganga lebar dan menatap nya dengan shock.

Ting~

Jimin segera merogoh saku celananya, mengambil ponsel dan memeriksa pesan yang masuk. Ia menatap kedalam rumah sebelum akhirnya kembali mendial nomor yang mengirimkannya pesan.

"Halo"

"Oh haloo jim" terdengan suara perempuan menyahuti dari ponsel jimin

"Bagaimana kabarmu?"

Ending Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang