3;Lepas

688 71 2
                                    

Lisa merogoh tasnya kala mendengar dering ponsel yg cukup menggangunya. Tanpa melihat nama sipenelpon ia Menggeser ikon hijau lalu meletakan ponsel di dekat telinga. Arah pandangannya tak luput dari Taehyung yg duduk dihadapannya. Menatapnya dengan tatapan bertanya 'siapa'.

"Halo?" Lisa mengawali.

"Lisa" sangat mengenal suara ini. Begitu menyesakan dan penuh penyesalan. Lisa memutus panggilan. Bangkit dari duduknya.

"Aku harus pergi" katanya berlalu keluar dari restorant. Meninggalkan Taehyung yg hanya menatapnya dengan raut tanda tanya.

Setelah selesai dari butik tadi, Taehyung mengajak Lisa makan malam di restorant. Namun belum makanan datang Lisa sudah pergi meninggalkannya.

Taehyung menghela nafas gusar. Lantas bangkit dari duduknya dan memilih kembali ke mansion saja.

Lisa menghentikan taksi, masuk dan memberikan alamat tujuannya. Terlihat sedikit tidak tenang.

"Bisa lebih cepat" katanya tak sabaran pada supir taksi.

Sampai di gedung apartement dia berlari dengan cepat menghampiri apartementnya di lantai 4. Cukup membuat sakit lututnya yg memilih menggunakan tangga daripada menunggu lift.

Dia berhenti, bernafas terengah engah sambil memandangi seseorang yg tak sadarkan diri di depan pintu apartementnya. Lantas berlari menghampiri dan menepuk nepuk pipi pemuda tersebut.

"Hey Jung, shit! Dia mabuk" panggil nya lembut namun mengumpat lirih diakhir. Mencoba menopang tubuh pria Jeon dengan melilitkan tangan jungkook di bahunya. Cukup sulit.

Lalu memasukan pin dengan tergesa. Membaringkan tubuh Jungkook disofa saat sudah berada didalam apartement.

Memberikan bantal lalu menyelimuti tubuh yg terlihat menggigil. Berjalan tergesa kearah dapur, kembali dengan membawa air hangat untuk mengompres tubuh Jungkook yg sedikit demam.

Lisa mengelus surai coklat Jungkook dengan lembut. Ia bahkan sudah bersimpuh duduk di bawah sambil memandangi wajah sang pemilik hati dengan tatapan lembut. Tak peduli bahwa alasnya hanya karpet tipis.

"Kenapa humm? Apa yg terjadi hingga kau mabuk begini?" Tanyanya pada pria yg bahkan tak menanggapi. Dia menghela nafas lelah.

____________________________________________

Taehyung cemas. Tentu saja, saat sampai di mansion yg sepi sunyi tanpa ada eksistensi pria manis sang pujaan hati. Taehyung sudah mengecek dikamarnya. Pikir nya jungkook masih merajuk karna steak buatannya malah menganggur dimeja makan. Bahkan susu pisang belum tersentuh sama sekali.

Taehyung bahkan sudah menelpon kontak jungkook berulang kali, namun hasilnya nihil. Hanya ada suara operator yg mengatakan nomor ini tidak aktif.

"Shit! Dimana dia?" Pekiknya frustasi sambil mengacak acak rambutnya gemas.

Mempunyai ide, Taehyung segera mendial kontak seseorang. Menunggu lama dan berbicara saat sudah terjawab.

"Jim! Apa Jungkook ada bersamamu? Aku sudah mencarinya kemana-mana tapi tak kutemukan, bahkan aku sudah berulang kali menelponnya tapi nomornya selalu tak aktif" Oceh Taehyung

"Bicara pelan-pelan fuck!" Kesal Jimin di sebrang sana.

"Jungkook menghilang? Dia tak ada kerumah hari ini" lanjut Jimin.

"Shit. Lalu kemana dia? Aku benar benar cemas" curhat Taehyung pada Jimin yg hanya tersenyum miris disebrang sana.

"Memangnya apa yg terjadi, hingga dia bisa hilang tanpa memberitaumu?"

Taehyung agak ragu mengatakannya. Namun dia percaya pada sahabatnya.

"Aku sudah memberi tahunya tentang pernikahan keduaku tadi siang, respon nya cukup membuatku merasa bersalah, dia marah. Dia mengunci diri di kamar hingga makan malam, aku harus pergi fitting pakaian pernikahan jadi aku memintanya makan malam sendiri, aku bahkan sudah membuatkan steak untuknya. Tapi saat aku kembali dia sudah tak ada di mansion. Aku benat benar takut Jim" jelas Taehyung dengan genangan air mata. Sungguh, jika tentang Jungkook dia benar benar lemah.

"Hahh, begini_mungkin dia pulang kerumah Ayah dan Ibunya, coba kau hubungi mereka" saran Jimin cukup membuat Taehyung merasa mempunyai harapan.

"Baiklah, aku matikan" ujarnya sebelum memutus panggilan dengan Jimin.

Di sebrang sana Jimin hanya menghela nafas panjang, melirik Yoongi yg sedari tadi menyimaknya dan Taehyung berbicara.

"Biarkah Takdir yg berbicara" ujar Yoongi lalu beranjak pergi dari hadapan Jimin yg hanya menatap sayu kepergiannya. Jimin sudah mencoba membujuk Yoongi agar menceritakan segalanya saja, segala hal yg membuat ini rumit. Namun Yoongi selalu mengatakan hal yg sama.

Lain dengan Taehyung yg kembali mengusak surainya kesal. Bukannya mendapat informasi letak Jungkook. Dia hanya mendapat omelan dan makian dari Ibu Jungkook karna membuat putra tunggalnya menghilang.

Taehyung benar-benar frustasi dengan hal ini. Ini benar benar hari sialnya.

____________________________________________

Lisa mengusak mata dikala sinar mentari yg menembus celah celah gorden yg menutupi jendela kamar apartemenya. Melenguh dan bangkit sambil meregangkan tubuhnya.

Lisa segera membersihkan diri saat kesadaran sudah sepenuhnya kembali. Berjalan menuju ruang tamu dikala sudah rapi dan wangi dengan balutan celana panjang berwarna hitam dan Hoodie kuning yg nampak membuat gadis tersebut semakin manis.

"Jungkookie, bangun! Bersihkan dirimu!" Ujarnya lembut sambil mencoel pipi Jungkook yg masih tertidur di sofa.

"Umhh, nanti dulu bu!" Ujar Jungkook menepis tangan Lisa masih dengan menutup mata. Bahkan dengan panggilan 'bu'.

"Ck! Hey! Bangun brengsek! Sudah numpang, tidak tau diri lagi!" Ujar Lisa sambil menendang nendang bokong Jungkook. Jungkook tentu langsung melek dan langsung terduduk sambil memandangi Lisa dengan tatapan polos seorang bocah.

Beginilah mereka. Jika Jungkook tidur diapartement Lisa maka cara Lisa membangunkan Jungkook yg begini. Awalnya lembut namun jika tak bisa maka dengan kekerasan juga boleh. Jungkook nyaman nyaman saja dengan perilaku Lisa. Bahkan itu membuatnya semakin tak rela melepaskan Gadis manis itu.

Lisa juga sebaliknya. Bagaimanapun sifat Jungkook, Lisa akan tetap menerimanya, bahkan itu membuatnya nyaman.

"Apa!!?, mabuk? Lalu menghubungiku dan membuatku kembali keapartement dengan tergesa gesa??, brengsek!, aku cemas shit!" Omel Lisa, Jungkook hanya menunduk. Uh! Seperti melihat ibu yg memarahi anaknya yg bandel saja.

"Maaf, maafkan aku Lis" cicit Jungkook. Lisa hanya mendengus.

"Mandi dan pergi dari sini" ucap Lisa datar. Melemparkan handuk tanpa menatap Jungkook.

"Maaf, untuk yg di caffe. Aku_maaf maaf,__" Jungkook benar benar merasa bersalah.

"Sudahlah, lusa pernikahanku, aku harap kau hadir____ jika sudah selesai pulanglah, aku harus pergi menemui kak Yoon. Jangan lupa kunci pintunya" berlalu menghilang dibalik pintu apartement. Jungkook hanya menatap sendu, sadar betul nada bicara Lisa masih terdengar kecewa padanya.

"Andai kau tau aku benar benar tak bisa memilih diantara kau dan Taehyung. Aku mencintaimu___dan Juga Taehyung" Terdengar egois, namun menyesakan bagi Jungkook sendiri.

__________________________________________

Ps: up suka suka saya. Kalo lagi mood aja:)

Don't forget to vote and coment. Jumpa lagi~~>¿<

(Kolom hujat)

Ending Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang