Day Off 😷

878 115 6
                                    

Hari itu Hari Minggu, seharusnya Gigi sedang bersiap-siap untuk pergi ke sebuah taman hiburan dengan Aji. Tapi nasib dan takdir berkata lain, pagi tadi Aji telpon bahwa ia sedang tidak enak badan alias sakit asam lambungnya kumat. Jadilah sekarang Gigi sedang beres-beres untuk pergi ke kosan Aji, sembari menyiapkan makanan untuknya nanti.

Sebenarnya Gigi agak kesal, karena jadwal ke taman hiburan ini sudah mereka susun sejak dua bulan yang lalu dan harus batal karena Aji sakit. Tapi ya sudah, kita boleh punya rencana, tapi tetap Tuhan yang menentukan, kan? Lagian kasian juga anak rantau itu sakit nggak ada yang urus.

"Gi, ini bubur udangnya masukin ke tempat bekal yang kecil aja biar gak tumpah-tumpah." Perintah Mama Gigi.

"Iya, Ma." Sahut Gigi.

Iya betul, itu tadi Mamanya Gigi. Hari ini beliau masak bubur udang, khusus untuk calon menantunya. Mamanya Gigi paling tau banget, kalau Aji lagi sakit, dimasakin bubur supaya lebih enakan di badan dan tenggorokannya.

Ngomong-ngomong, karena sudah tiga tahun Aji jadi pacar anaknya, Mama Gigi sedikit banyak hafal dengan makanan, jajanan, dan hobi Aji. Cukup beruntung seorang Aji Saka punya calon mertua seperti Mama Gigi yang super baik dan gak pernah ngomel.

"Ma, aku pulangnya paling agak sorean ya. Kasian si Aji kalau harus ditinggal." Ucap Gigi.

"Iya, gak apa, Gi. Suruh Aji minum obat yang bener ya, sama makan yang teratur. Haduh kalo udah sibuk sampai nggak ingat makan deh anak itu." Gerutu Mama Gigi.

'Si paling hafal,' batin Gigi.

"Ya udah aku berangkat dulu ya, Ma. Ini obat yang udah disiapin aku bawa semua." Pamit Gigi sembari menenteng tas berisi bekal dan obat-obatan untuk Aji.

Gigi pun meluncur menuju kosan Aji, yang berjarak kurang lebih 30 menit dari rumahnya dengan membawa mobilnya.

...

Sesampainya di kosan Aji, Gigi langsung memarkirkan mobilnya dan naik menuju lantai dua dimana kamar Aji berada. Ia langsung menekan tombol kombinasi pin di smart door lock tersebut, dan berhasil masuk ke ruangan itu.

"Ji..." panggil Gigi.

"Sini masuk, Gi. Aku di dapur." Sahut Aji agak sedikit berteriak.

Gigi pun langsung ke dapur menghampiri Aji, dan disana lah Aji berdiri di depan kulkas dengan hanya mengenakan boxer, kaos oblong, bibir pucat, dan rambut acak-acakan. Bukan Aji Saka Daniswara sekali kalau lagi seperti ini.

"Jelek banget sih kamu." Kata Gigi.

"Lho, kok ngehujat? Bawa apa kamu?" jawab Aji gak kalah ngeyel.

"Aku sebenernya kesel lho, karena gak jadi ke sana. Makanya kalo waktunya makan tuh makan, Ji. Punya asam lambung tapi gak mawas diri. Makan telat, bahkan gak makan. Kerjanya ngopi terus, bergelas-gelas dalam sehari. Lebih kasian lambung kamu daripada kamunya sendiri sih, kalo aku." Omel Gigi panjang lebar sambil memersiapkan makanan yang tadi dibawanya. Ada bubur udang dan sop ayam jagung buatan Mama Gigi.

Aji hanya nyengir aja sambil memerhatikan Gigi yang ngomel tapi tetap menyiapkan makanan untuknya.

Setelah semuanya siap, Aji langsung beranjak ke toilet untuk sikat gigi. Setelahnya duduk manis di kasurnya, kode minta disuapin sama Gigi.

"Suapin aku." Ledek Aji.

"Nyebelin banget deh. Kalo lagi sakit kok jiwa tukang ngeledeknya malah semakin menjadi-jadi ya." Keluh Gigi sembari menyuapi Aji bubur udangnya.

"Hmmm.. masakan Mama selalu enak ya, Gi. Salamin ke Mama, makasih banyak udah masakin untuk calon mantunya."

Gigi hanya melengos aja, malas menanggapi sambil terus menyuapi Aji.

Setelah selesai makan dan merapihkan bekasnya, Aji meminum obat yang tadi dibawa Gigi, obat khusus lambung yang lagi kumat.

Beres meminum obatnya, Aji membaringkan badannya di kasur dan meminta Gigi untuk baring juga disampingnya. Gigi nurut.

"Makasih ya udah dateng. Maaf juga kalau nggak jadi main." Lirih Aji.

Sebenarnya Aji juga gak mau sakit, tapi kalau lambungnya sudah kena, Aji gak bisa beraktivitas kaya biasa. Benar-benar ganggu banget rasa sakitnya. Sobat asam lambung pasti relate.

"Gak papa. Yang penting kamu sehat dulu. Jangan skip makan terus dong ah. Apa susahnya nyempetin lima menit aja buat makan." Gigi (masih) ngomel.

"Besok nggak usah masuk dulu, agak sore kita ke klinik ya. Biar kamu bisa izin dan dapet surat dokter. Besok rehat aja. Makan yang bener." Lanjut Gigi.

"Tapi deadline kontenku besok, Gi. Ada weekly meeting juga sama tim planner." Selah Aji.

"Gak usah batu bisa? Udah nanti aku yang ngomong ke leader kamu. Lagian aku HRD-nya, kan aku yang urus-urus gituan."

"Baik, Mba HRD. Makasih ya udah ngurusin aku. Cium boleh?" pinta Aji sambil nunjukkin ekspresi mupeng.

"GAK. Lagi sakit, nanti nular. Kalo aku sakit juga, repot deh. Gak ada yang ngurus aku soalnya." Jawab Gigi galak banget.

"Yaudah sini, aku peluk aja seharian. Kamu sambil usapin perut kiri aku dong, siapa tau bisa langsung sembuh dielus magic hand-nya Gigi." Ucap Aji sembari menuntun tangan mungil Gigi ke perut kirinya kemudian memeluk Gigi erat sekali dan Gigi pun membalas pelukannya tidak kalah erat.

Dan Hari Minggu itu berakhir dengan Gigi dan Aji yang cuddle seharian penuh. 

Get well soon Aji, si sobat asam lambung!

Aji & Gigi Series | revehours, skyieselle [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang