Cerita ini masih nyambung dengan part sebelumnya ya.. Enjoy reading ^___^
...
Malam itu Gigi memutuskan untuk menginap di kos Aji, sesuai dengan permintaan si empunya. Sebetulnya, Gigi juga nggak tega untuk ninggalin dia sendirian, karena rasa sakit pada luka-luka di tubuh Aji sepertinya mulai terasa, Aji lemas sekali malam ini, dan Gigi memutuskan untuk memberinya parasetamol, karena suhu tubuh Aji cukup hangat.
Tadi Gigi sudah sempat menelepon orangtuanya untuk memberikan kabar terkini terkait kondisi Aji, dan Aji juga sudah meminta izin Mama Gigi supaya Gigi bisa menginap di kosnya malam ini, dan Mama Gigi meng-iya kan.
Aji sudah tidur cukup lelap sejak dua jam yang lalu, mungkin efek nyeri di badan dan obat yang ia minum tadi sehingga ia tidak kesulitan untuk tidur. Tersisa Gigi yang masih terjaga, ditemani dengan iringan suara yang dihasilkan dari jarum jam di dinding. Sunyi sekali, dan Aji setiap hari seperti ini. Sungguh malang, anak rantau.
Gigi nggak bisa tidur, waktu sudah cukup larut hampir jam satu pagi. Ia takut Aji butuh pertolongannya kalau dia tertidur, alhasil Gigi memilih begadang malam ini untuk menjaga Aji. Walaupun kalau Aji tau, pasti dia bakal kena marah.
Gigi memutuskan untuk menonton film yang sudah lama masuk wishlistnya tapi belum kesampaian. Selain harus menyiapkan mental, ia juga harus menyiapkan tisu yang banyak untuk menonton film ini. Betul, itu spoiler dari Aji yang sudah nonton film tersebut sejak lama. Karena dirasa ini waktu yang tepat, maka Gigi memutuskan untuk menonton film berjudul "Grave of the Fireflies" keluaran Studio Ghibli itu.
Ia menyiapkan posisi terbaiknya sebelum mulai menonton, ia memilih rebahan di karpet lantai ketimbang harus berada di kasur yang sama dengan Aji, supaya Aji bisa gerak lebih leluasa. Padahal biasanya satu kasur berdua, tapi gapapa untuk kali ini Gigi mengalah tiduran di lantai.
...
Hiks hiks
Hiks hiks
Aji terjaga dari tidurnya karena mendengar rintihan suara perempuan. Ia berusaha menggerakkan tubuhnya untuk melihat kondisi sekitar dan mengecek apa yang terjadi. Ia melirik jam, sudah pukul dua dini hari. Ia berusaha bangun dari tempat tidurnya.
Hiks hiks
Hiks Hiks
Suaranya semakin jelas, asalnya dari arah toilet. Tapi Aji lumayan merinding juga untuk menuju kesana, ini jam dua pagi dan ada suara tangisan perempuan dari toilet kamar kosnya. HIH serem banget, tapi Aji penasaran. Akhirnya ia memutuskan untuk menuju ke sumber suara. Ia berjalan pelan-pelan menuju ke arah toilet di kegelapan ruangannya.
Pintu toiletnya tertutup, ia mecoba membukanya dengan pelan.
Kreeeek
"Heh, siapa kamu?" ucap Aji sedikit tersentak.
Gigi panik karena nggak tau kalau Aji bakal terbangun tengah malam. Ia buru-buru mengusap air matanya. Kemudian datang menghampiri Aji, tetapi Aji malah mundur.
"Jangan deket-deket!" perintah Aji.
"Ji, ini aku Gigi," ucapnya sembari mencoba meraih lengan Aji.
"Bohong. Ngapain Gigi malem-malem disini? Jangan ganggu saya! Saya cuma ngekos doang disini!" ucap Aji masih berjalan mundur ke arah ranjangnya.
"JIIIII! Ini aku Gigi! Beneran!" ucap Gigi sembari menyalakan lampu kamar Aji.
"Lho, Gi? Ini beneran kamu?" tanya Aji masih nggak percaya.
"Iya ini aku. Nih aku napak! Kan kemarin aku kesini, bantuin bersihin luka kamu, kamu yang minta aku nginep disini, bukan?" jawab Gigi sembari menunjuk kakinya.
"Astagaaaa. Ya ampun aku lupa banget, Gi. Kirain 'Miss K', aku takut banget," ucap Aji terduduk diatas ranjangnya, merasa lega.
"Kamu ngapain di toilet, deh? Yang nangis kamu? Kenapa?"
"Ah, tuh kan aku jadi inget lagi. Aku lagi nonton Grave of the Fireflies, Ji," balas Gigi yang terduduk di kursi kecil, sembari mengeluarkan ponsel dari sakunya.
"Kenapa nggak tidur? Kan udah aku bilang, itu film sedih, takutnya kamu ke-trigger,"
"Udah ke-trigger. Sedih banget nggak kuat. Makanya aku pindah ke toilet nontonnya. Tadi aku nonton disini, cuma aku nangisnya makin kejer makanya pindah. Eh, nyatanya masih bikin kamu kebangun juga. Maaf ya, ganggu tidurnya,"
"Gapapa.. Mau nonton di TV aja, nggak? Aku temenin, biar sedihnya nggak sendirian," tawar Aji.
"Kamu tuh harusnya tidur, kok malah mau begadang juga,"
"Sini kamu di kasur aja tidurnya, masih cukup kok. Nonton di TV aja ya," ucap Aji sembari menyisihkan tempat untuk Gigi tiduri. Gigi beranjak ke kasur, dan membenarkan posisinya.
"Sampai menit ke berapa tadi?" tanya Aji.
"Menit 46. Kamu kalau ngantuk tidur aja ya, Ji. Lagi sakit,"
"Hmm,"
Dan mereka pun melanjutkan film yang Gigi tonton tadi.
Sepanjang sisa film hanya ada Gigi yang sesenggukan karena tangisannya yang entah sudah habis berapa lembar tisu, dan disampingnya ada Aji yang mengelus-elus pundak Gigi untuk menenangkan kekasihnya.
Aji sudah pernah bilang ke Gigi, kalau belum siap jangan pernah nonton film ini. Tapi mungkin Gigi bosan semalam makanya memutuskan untuk tetap nonton. Aji jadi nggak tega melihat perempuannya menangis tersedu-sedu. Apalagi saat scene Setsuko yang membuat bola nasi untuk Seita terakhir kalinya sebelum meninggal, Gigi sampai menjeda filmnya dan menangis di dada Aji sekencang yang ia bisa. Aji jadi ikut sedih, soalnya dia pernah berjanji pada dirinya sendiri untuk jangan pernah lagi re-watch film ini. Sedih banget.
...
Akhirnya film tersebut selesai, ditutup dengan scene Seita dan Setsuko yang bertemu kembali di alam lain, dan mereka memandangi kota Kobe bersama dengan kunang-kunang disekitarnya.
"Huuuufttttt," Gigi menarik napas panjang dan menghembuskannya secara perlahan. Berusaha mengatur ulang emosinya yang berantakan malam itu, efek dari film yang ia tonton barusan.
"Minum dulu," ucap Aji sembari menyodorkan satu gelas air mineral untuk diminum.
Gigi menerima gelasnya, dan meminum air tersebut sampai habis tak tersisa.
"Aduh, maaf banget jadi aku yang ngerepotin dan harus ditenangin kayak tadi, kamu juga jadi begadang," ucap Gigi.
"It's okay. Udah tenang sekarang? Mau tidur?" tanya Aji.
"Iya. Besok kita harus ke klinik pagi. Aku udah stel alarm jam enam,"
"Oke, wilujeng wengi, geulis. Sedihnya disimpen dulu, kita tidur dulu sekarang ya," ucap Aji sembari membenarkan posisi tidurnya, kemudian menarik selimut untuk dipakainya bersama Gigi.
"Semoga kamu ga kenapa-napa. Cepet sembuh, Aji," balas Gigi sambil menyamankan posisi tidurnya memeluk Aji.
...
KAMU SEDANG MEMBACA
Aji & Gigi Series | revehours, skyieselle [Complete]
FanficCerita pendek-pendek tentang keseharian pasangan kekasih Aji & Gigi. Cerita ini hanya fiktif belaka, fiksi 100% karangan saya. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat, kejadian, ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaa...