Kepingan 3

4 0 0
                                    


Dan di tempat lain seorang peria tua dengan jenggot tebal, serta beberapa dari mereka membawa tongkat, tentu untuk membantu mereka berjalan.

"Bagaimana dengan hasil pencarianmu, Arthur?" tanya seorang pria yang berdiri di tengah para tetua, dengan suara baritonnya.

"Aku kehilangan jejaknya, Tuan," jawab seseorang yang bernama Arthur itu menunduk takut.

"Haruskah aku menemukannya sendiri dan menyingkirkanmu, bodoh!" bentaknya lagi. Dan kali ini kekuatannya membuat pria di depannya terhempas cukup kuat pada dinding batu gua, membuat punggungnya merasakan sakit, ah, bahkan mungkin darah segar telah mengalir dari bahunya itu.

"Ti ... dak, Tuan, aku akan menemukannya dan membawanya ke hadapanmu," ucapnya gugup sambil menahan sakit.

"Bagus, dan sebaiknya segera kau temukan anak itu," ucapnya mutlak dan dingin.
Lalu Arthur pergi dengan sihirnya meninggalkan tempat pertemuan itu dengan kilatan cahaya.

"Apa kita perlu meminta bantuan dari para kaum ARCHILLES, Tuan? Aku bisa merasakan kehadiran mereka di sini begitu besar, tidak seperti biasanya," jawab seorang tetua dengan rambut putih panjang serta jenggot panjang tebal pada area mukanya itu.

"Dan menyerahkan mereka pada kaum yang lebih rendah dari kita, begitu. Ck, aku bahkan tidak sudi jika nanti harus membagi kekuasaan pada sebuah kaum yang sengaja diciptakan untuk memburu sang darah campuran," sarkas-nya menatap tajam sang pria tua di depannya.

"Kita bisa menjadikan mereka sebagai sekutu, Tuan, membuat mereka bekerja untuk bangsa HECTOR," sahut seorang pria tua lagi.

Namun tanpa mendengar saran dari setiap tetua sihir kaum HECTOR, sang pria dingin itu sudah menghilang dari sana entah ke mana. Sikapnya yang dingin, kejam, mendominasi, membuatnya terlihat begitu mengerikan, seseorang yang datang pada kaum HECTOR saat itu dan mengaku sebagai saudara sang pimpinan yang telah terbunuh oleh Raja Cleon.
Awalnya kaum mereka menolak karena dari fisik pria itu tidak memiliki ciri seperti bangsa HECTOR sama sekali.

tetapi sialnya kekuatan sihir yang dimiliki dari pemuda itu, berhasil membuat kaum itu patuh dan percaya padanya. Bahkan sang istri dari pimpinan kaum HECTOR yang terbunuh, Calista, amat percaya bahwa pria yang terlihat lebih muda itu bisa membawa kaum HECTOR pada kemenangan.

Jika dari segi fisik, pria yang lebih muda itu tidak memiliki ciri bangsa HECTOR, maka dari segi tabiat dan juga kekuatan, pria itu memiliki kualitas terbaik dari seluruh kaum HECTOR maka tidak jarang para tetua dari kaum HECTOR amat segan dan patuh padanya.

"Aku penasaran, siapa anak yang diramalkan itu, Tetua?" tanya seseorang yang tidak kalah lebih tua dari yang lainnya.

"Siapa pun itu, aku sangat yakin takdir pula yang telah membawanya ke masa ini," jawabnya menatap ke depan.
Jujur saja ada ketakutan di dalam mata sang tetua, ditambah lagi sikap arogan sang Tuan yang enggan mendengar nasihat dari para tetua yang sangat dihormati ini dulunya.

Kehidupan kaum HECTOR berubah semenjak sang pemimpin terdahulu mati terbunuh. Dan si anak muda ini datang menggantikan pemimpin terdahulunya, dengan mengubah beberapa aturan yang katakanlah cukup merugikan kaum HECTOR.

Namun, kaumnya tidak bisa berbuat banyak hal. Sehingga jalan satu- satunya hanya menuruti perintah sang Tuan.

***

Sooya pulang dari kantornya
menuju apartemennya, dan lihat betapa terkejutnya dia ketika melihat ada dua pemuda tampan yang tengah duduk di meja makan dekat dapur.

"Arkanza-shii siapa dia? Berani sekali kau membawa teman ke apartemenku," tanya Sooya menatap tak suka pada Naran yang terlihat terkejut akan ucapan kerasnya.

Driyas of the time travelerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang