Kepingan 11

0 0 0
                                    


Irene menatap tajam Rosie, dengan senyum pada sudut Bibirnya.

"Kurasa kau lebih pintar sekarang," balas Irene yang balik menatap Rosie lalu dengan simrk-nya, dia mengucapkan mantra yang sama yang tadi sempat menyerang Arsen.

FLASHHH

Dengan mudah Rosie menghindar, kini Rosie-lah yang mengucapkan mantranya mengarahkan tongkat sihir yang selalu ia pakai jika ingin mengeluarkan sihir besar.

"PROMETHEUS," ucap Rosie dan seketika Irene terlempar dengan darah segarnya. Beberapa tusukan es yang keluar dari mantra yang dipakai Rosie mengenai tubuh Irene.

Alula yang merupakan bangsa FALCON jelas tahu mantra itu, hanya Rosie yang menguasai sihir dengan mantra terkuat itu dari bangsanya, ah setelah tetua kaum FALCON tentu saja, dan itu ayah Rosie.

Mantra yang bisa bukan hanya mengeluarkan panah es yang tajam, melainkan juga rasa panas pada orang yang terkena sihir itu, dan lebih bahaya lagi karena Rosie yang memakai mantra itu, maka tiap panah esnya jelas mengandung racun, jika orang itu bukan penyihir hebat maka nyawanya akan hilang saat itu juga.

Rosie mendekati Irene, berjalan perlahan, dengan tatapan nyalang sang pembunuh yang mengerikan. Berlutut di depan sang WHITE WIZARD.

"Pergilah, belum saatnya kau mati sekarang, tetapi ingat jangan coba kau berpikir ingin mendekati teman-temanku dan menghasut mereka untuk berada di pihakmu," ucap Rosie dengan suara rendah yang terdengar mengerikan, lalu menghilang dan tidak lama Irene pun menghilang.

Semua yang berada di sana, langsung membubarkan diri mereka, tetapi tidak dengan Krystal, Arsen, Edmuent dan juga Alula. Mereka masih bingung jujur saja.

"Sudah, mari kita mengobati Arsen terlebih dulu di rumahku," ucap Krystal memecahkan lamunan dari rasa bingung teman-temannya itu.
Mereka mengangguk, lalu pergi dan menghilang dengan teleportasinya tidak lupa dengan Arsen tentu saja karena lelaki itu masih terluka.

Dan di sinilah mereka berlima berada, di kediaman Krystal, sebenarnya mudah saja untuk Rosie membawa mereka ke rumahnya, hanya saja dia tidak ingin dulu bertemu dengan orang tua dan juga kaum FALCON yang lain, misinya membawa para ARION belum bisa ia wujudkan maka itu dia berada di rumah Krystal yang jaraknya cukup jauh dari pemukiman para FALCON.

"Biar aku mengobatinya," ucap Rosie lalu mendekat ke arah Arsen yang tengah berbaring lemah di ranjang Krystal. Entah
dari sejak kapan gadis AEGEUS itu sudah berada di rumah Krystal.

Rosie mengucapkan mantra penyembuh kaum AEGEUS, yang hanya dimiliki oleh Rosie sebagai seorang AEGEUS satu- satunya tentu saja. Dan seketika luka dan sakit Arsen hilang begitu saja dengan angin yang berembus.

"Seorang AEGEUS memang selalu memukau akan sihirnya, aku jadi berpikir bahwa sebenarnya takdirmu bukan hanya membantu para ARION menemukan jalannya Rosie, tapi juga mengalahkan para HECTOR dan orang-orang seperti Irene," ucap Edmuent menatap kagum pada Rosie.

"Benar, aku pun berpikir begitu, aku rasa sihirmu berada di tingkat yang sama dengan para tetua semua kaum, Rosie.

Bukankah itu sudah cukup untuk membuatmu berada di tingkat penyihir teratas," kali ini Alula yang sependapat dengan ucapan Edmuent sang kekasih.

"Ck, aku tidak berpikir begitu, kurasa aku ada hanya untuk melayani para ARION muda itu, kalian tahu mereka masih sangat muda dan labil tentu saja," jawab Rosie memuat bola matanya, bukan sekali bukan dia mendapat pujian itu.

"Kau selalu saja berkata seperti itu Rosie, sedangkan tadi kau hampir membuatku ketakutan dengan sihir es api beracunmu saat menyerang Irene," ucap Alula balik dan mereka semua terkekeh bersama.

"Hem baiklah, bisa kau jelaskan apa yang kau tahu tentang Irene, dan tidak kami ketahui, Rosie?" tanya Alula karena sedari tadi dia ingin menanyakan hal itu.

"Kurasa kalian terlalu bodoh hingga hampir saja diberdaya oleh wanita itu, ck, untung saja Arsen sudah mengetahuinya," ucap Rosie sinis.

"Tunggu dulu, Arsen apa yang kau ketahui dan kami tidak, aish. Kurasa kalian bertiga penuh rahasia, bukankah kita ini berteman, demi jenggot Merlyn, Edmuent ingatkan aku untuk membotaki rambut laki-laki dingin ini," geram Alula dengan kesal sambil menautkan bibirnya.

"Hentikan, apa kau pikir kau lucu begitu Alula, dan lagi siapa suruh kau asyik berpacaran saja dengan kekasih bodohmu itu, jika kau ingat, kaulah yang paling muda di antara kami," balas Krystal yang ikut kesal dengan tingkah Alula menurutnya.

"Yak. Apa kau pikir aku tidak tahu bahwa kau dan Arsen juga menjalin kasih, Nona Krystal," sarkas Alula tidak terima.

"Dan lagi, aku bingung kenapa Irene mengatakan bahwa Arsen memiliki rasa pada Putri Lesya," gumam Alula dengan menopang dagunya pada tangan.

"Sudah berhentilah, dan lagi untuk saat ini tolong awasi Irene, atau jangan biarkan dia mendekati kerajaan, aku rasa Raja Cleon belum mengetahui kebusukan keponakan tersayangnya itu," ucap Rosie memisahkan perdebatan tidak berguna empat temannya itu.

"Ck. Jika kau lupa, kau juga keponakannya, Rosie," ucap Alula lagi. Dan Rosie hanya memutar matanya jengah. Bagaimana bisa ia memiliki teman seperti itu.

"Tunggu, tapi apa yang kau tahu tentang Irene dan kami tidak tahu?" tanya Edmuent balik, ayolah ia tentu masih sangat penasaran.

"Tanyakan saja pada mereka berdua, aku harus pergi, para ARION itu sedang menungguku," ucap Rosie sambil menunjuk Krystal dan Arsen bersamaan.

Dan setelahnya gadis berambut perak itu pergi, bersamaan dengan kilatan cahaya biru apinya.

***

Rosie kembali ke AGARTHA bertemu para ARION tentu saja, dan lagi kali ini dia sudah benar-benar bertekad untuk membimbing para ARION membuka semua aura sihir pada diri mereka, mengingat Irene bahkan sudah berani menampakkan dirinya, Rosie juga sudah mengirim surat pada Sooya untuk berhati-hati pada Irene.

"Noona, kau sudah datang, ada apa kau terlihat tidak baik-baik saja?" tanya Naran yang melihat muka Rosie yang sedikit pucat, tentu saja pucat dia baru saja menggunakan sihir dengan aura yang besar, terlebih melewati dua immortal antara AGARTHA dan DRIYAS itu memakan banyak energinya.

"Sedikit lelah sepertinya, tak apa bagaimana dengan latihan kalian?" jawab Rosie sambil menanyakan balik pada Arkan dan Naran.

"Aku sudah bisa membuka aura sihirku, tapi aku rasa ini baru tahap satu, Kakek Aergio bilang begitu pada kami," kali ini Arkan yang membuka suaranya. Dan mengenai Tuan Aergio, kedua ARION itu memang diminta memanggilnya begitu.

"Baguslah, aku senang kalian memiliki banyak kemajuan di tempat ini," balas Rosie dengan senyum tulusnya.

"Istirahatlah besok aku akan menunjukkan sesuatu pada kalian," ucap Rosie lalu diangguki oleh kedua ARION. Sebenarnya Rosie sangat ingin memberikan arahan lain. Hanya saja badannya benar-benar sangat lelah. Dan mukanya pun terlihat pucat.

Melihat Rosie yang seperti itu, kedua ARION pun pergi meninggalkan Rosie di hamparan padang rumput dengan air terjun indahnya itu seorang diri. Berkeliling AGARTHA mungkin pilihan yang tepat. Sebelum keduanya benar-benar disibukkan dengan berbagai latihan dan latihan. Rosie sendiri tidak melarang itu agaknya.

"Mungkin sudah saatnya aku serius membimbing mereka," monolog Rosie pada dirinya sendiri.

Driyas of the time travelerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang