Kepingan 12

1 0 0
                                    


Malam di AGARTHA yang sejuk, dengan bintang-bintang Mindah dan juga kelap-kelap warna biru dan hijau yang dihasilkan dari sang pohon LAUREL membuat dua pemuda asing itu berusaha membiasakan diri dengan sejuta harapan pada diri mereka masing-masing.

Waktu terus berjalan dan Rosie juga terus membantu dan melindungi para ARION, sampai mereka memenuhi takdir mereka. Pagi itu Naran bangun lebih awal karena teringat satu hal, kemarin sebelum dia pulang bersama Arkan untuk beristirahat, dia melihat sesuatu di balik air terjun yang terdapat di AGARTHA.

Kakinya membawa pemuda tampan itu menuju air terjun yang dia lewati saat itu, pemuda itu berjalan seorang diri karena tadi dia melihat adiknya masih terbuai alam mimpi. Naran sampai di depan air terjun yang dia lihat kemarin sore itu, dan benar dugaannya, di balik air terjun itu ada sebuah cahaya.

Perlahan kakinya mendekati air terjun itu, tetapi tiba-tiba.

SRAKKK ....

Tangannya ditarik kuat oleh seseorang, dan membuat tubuhnya menjauh dari air terjun itu beberapa langkah.

"Apa yang ingin kau lakukan, Hyung?" tanya Arkan, dan ya yang tadi menarik Naran adalah Arkan.

Saat kakaknya itu pergi ke luar kamar mereka, Arkan terbangun dan merasa aneh dengan kakaknya itu, perasaannya pun mengatakan untuk mengikuti sang kakak hingga sampai dia melihat sang kakak di depan air terjun.

Seolah ingin menceburkan dirinya, Arkan dengan sigap langsung menarik lengan sang kakak.

"Arkan kau di sini?" Naran balik bertanya dengan bingung.

"Apa yang ingin kau lakukan, Hyung?" tanya Arkan lagi masih menatap sang kakak.

"Coba kau lihat itu (tunjuk air terjun) ada cahaya di sana, apa kau melihatnya?" ucap Naran.

"Apa itu?" tanya Arkan bingung karena dia juga mulai melihat cahaya itu.

"Entahlah, tapi aku penasaran dan ingin melihat itu, aku rasa ada sesuatu di balik air terjun ini," ucap Naran sambil menunjuk air terjunnya.

"Ayo, kita harus mencari tahunya," sahut Arkan yang juga berjalan mendekati air terjun itu bersama sang kakak, Naran pun tidak menolak itu. Mereka berdua berjalan berdampingan.

Dan tiba-tiba FLASHHH ...

sebuah cahaya membuat mereka menembus dinding gaib yang terdapat di air terjun itu.
Arkan dan Naran ada di sebuah tempat dengan pohon rindang yang entah di mana itu, tetapi yang jelas tempat itu tidak terlihat seperti AGARTHA atau Seoul tentunya.

"Di mana kita?" ucap Arkan melihat sekitarnya yang terasa asing.

"Entahlah, oh Arkan tunggu dulu, di mana air terjun itu? Bagaimana cara kita kembali?" ucap Naran panik yang melihat sekelilingnya hanya dipenuhi hutan.

"Kau panik, Hyung? Tidak terlihat kau seperti biasanya," ledek Arkan.

"Diamlah, kita sedang tidak bermain-main, bagaimana jika kita tidak bisa kembali ke AGARTHA?" bentak Naran, kali ini pemuda yang selalu tenang itu benar-benar panik.

"Ayo kita berjalan ke depan, aku penasaran kenapa kita bisa tiba di sini," ucap Arkan yang seolah enggan menanggapi ucapan kakaknya barusan.

"Aish anak ini, Arkan dan segala rasa penasarannya adalah hal yang menyebalkan," gerutu Naran dengan kesal.

"Aku mendengarmu, Hyung," sahut Arkan, sedangkan Naran yang kesal akhirnya mengikuti langkah kaki adiknya itu, dia juga tidak ingin berpisah dengan sang adik tentu saja, terlebih di tempat asing.

Mereka sudah berjalan cukup jauh dan juga lama tentunya, tetapi mereka belum juga mendapatkan tanda-tanda ada kehidupan di hutan yang lebat itu, selain suara lolongan serigala dan juga burung hantu yang mendominasi, dan entahlah sebuah suara dan erangan hewan atau apa yang terdengar asing di telinga dua pemuda masa depan itu.

Driyas of the time travelerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang