Chapter 1

6 1 0
                                    

Halo~~
Sebelumnya, aku minta vote dan komennya. Aku mikir cerita ini itu setengah stress. Karena tahap belajar. Jadi aku minta support nya juga.
Gak susah kok cuma pencet bintang.
Terima kasih!

Happy reading ♥️

"Ana, sayang maaf. Widia sakit. Aku anterin Widia sebentar yah. Kamu bisa kan, pulang sendiri dulu?"

"Tapi Liam, kamu udah janji."

"Ana, aku mohon. Yah sayang."

"Apa harus dihari spesial kita? Dia kan bisa pulang sama temen kamu yang lain Liam!"

"Maaf Ana, aku gabisa."

Sebuah mobil melintas begitu saja meninggalkan Ariana. Gadis yang kerap dipanggil dengan Ana itu mengepalkan kedua tangannya. Menahan sakit melihat kekasihnya itu lebih mengutamakan sahabatnya.

Ana sudah terbiasa diperlukan seperti oleh Liam. Tapi rasanya ia masih sakit jika harus melihat mereka bersama. Tapi anehnya ia tidak bisa membenci Liam.

Cinta memang membuat semuanya rumit.

Ana merogoh saku bajunya hendak mengambil handphone kemudian memesan ojek online untuk pulang.

Ring.

Sebuah pesan masuk membuat ia menggulir layar handphone nya

From : My Liam 💓
Ana, aku minta maaf. aku gabisa dateng di acara spesial kita nanti malam. Widia lagi bener bener butuh aku. Lain kali aku ganti waktunya yah sayang. Take care Baby 💗

Ana melihat malas pesan tersebut dengan senyum mirisnya. Ana memasukkan kembali handphonenya. Memilih tidak membalas pesan Liam.  Selalu saja begitu. Ana sedikit berjalan, untuk meluapkan kekesalannya, Ana menendang kaleng minuman yang tergeletak di jalan.

Pukk

kaleng yang Ana tendang mengenai seseorang.

"Aww! Siapa yang lempar kaleng ke kepala gue!"

Ana langsung terkejut, kaleng yang ia tendang mengenai kepala seseorang pria. Bagaimanapun ia harus meminta maaf.

Ana berjalan menuju orang tersebut.

"Saya kak, maaf, gak sengaja," ucap Ana dengan pelan.

Pria tersebut yang tadinya marah seketika diam terpesona.

"Sekali lagi, saya minta maaf kak."

"Eh iya gapapa. Untung lo cantik."

Pria yang tadinya marah, malah terlihat senyum senyum tidak jelas. Jadi maksudnya kalau ana jelek ia akan di marahi habis-habisan?

Tidak lama kemudian ojek online yang Ana pesan tadi datang.

"Mba Ariana?" tanya tukang ojek online.

"Iya pak saya!"
Ana segera pergi meninggalkan pria tersebut, kemudian menaiki ojek online.

"Ayo pak, jalan!"

Lembar Terakhir Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang