Ana duduk menatap ibunya yang kini tengah berbaring di ranjang rumah sakit. Ana memeluk ibunya hatinya hancur berkeping-keping. Mengingat perkataan dari dokter, bahwa ibunya dinyatakan mengidap kanker darah, stadium 4.
"Ana..." Ross terbangun dengan lemas.
"Ma..." Ana menangis memeluk Ross.
Kenapa ibunya itu tidak memberitahunya selama ini? Rasanya sebagai anak ia tidak berguna. Pantas saja, Ana sering sekali menemukan obat dikamar ibunya. Ibunya hanya menjawabnya dengan mengatakan bahwa obat itu hanyalah vitamin biasa.
"Kenapa Mama gak pernah cerita sama Ana Ma!"
"Kenapa Ana baru tau sekarang! Mama, jangan ninggalin Ana mah." Ana menangis sesenggukan menerima kenyataan.
"Aa- Ana maafkan Mama. Mama Gak mau ngebuat kamu mencemaskan Mama."
Ana kembali memeluk ibunya itu. "Maafin Ana belum bisa jadi Anak yang baik buat Mama.
Maafin Ana yang gak berguna sebagai anak Mama." lirih Ana kembali.
Ross menggeleng pelan." Kamu anak Mama yang baik sayang."
"Mama boleh minta tolong sesuatu Nak?" ucap Ross.
Ana mengangguk mengiyakan.
"Menikahlah dengan laki-laki pilihan Mama sayang."
"Mama merasa sudah tidak akan lama lagi bersama kamu Ana. Mama tidak bisa menjaga kamu lagi"
"Kenapa harus menikah Ma? Mama pasti sembuh"
Tangis Ana kembali pecah bukan karena ibunya menyuruh nya menikah. Tetapi karena kata-kata nya yang seperti akan berpisah.
Ana tersenyum kepada ibunya." Mama pasti sembuh! Ana yakin. Ana sayang Mama."
🌟🌟🌟🌟
Setelah dokter mengatakan bahwa kondisi ibunya cukup membaik, Ana membawa Ross pulang.
"Ma, Ana suapin yah Ma!" Ana menyuapi ibunya
layaknya Seorang ibu sedang menyuapi anaknya."Mama bisa sendiri Ana."
"Aaaaa... Buka mulutnya mama."
Ross membuka mulutnya menerima suapan makanan dari Ana.
"Lagi yah Ma... "
Ana kembali menyuapi Ross, namun Ros menghentikannya. "Mama serius sama apa yang mama bilang di rumah sakit Ana."
"Iya Ana tahu Ma. Memangnya Mama mau anak Mama ini gak nikah? Nanti Ana jadi perawan tua dong!" ujar Ana menggoda ibunya.
"Ana, Kamu janji kan, akan menuruti permintaan terakhir Mama." ucap Ros.
"Ma... Jangan ngomong kayak gitu. Ana gak akan pernah siap kalo harus kehilangan Mama."
"Lagipula, Ana punya pilihan Ana sendiri Ma. Ana punya Liam, yang udah jelas Ana kenal baik sama dia Ma.
"Liam yang suka nyakitin kamu itu? Yang suka jalan mesra sama cewek lain? Kamu mau punya suami yang seperti itu Ana? Sedangkan laki-laki yang mama pilih, Mama mengenalnya cukup baik. Dia laki-laki yang bertanggung jawab Ana. Kalau memang kamu tidak mencintainya, Cinta akan muncul ketika nanti kalian bersama Ana."
"Ta-tapi Ma"
"Sudah, jangan dibahas. Keputusan Mama sudah bulat. Besok, keluarga calon suami kamu akan datang. Mama harap, jangan pernah kecewakan Mama." ucap Ross tegas.
Ana tidak menjawab, ia tidak ingin menyakiti ibunya dengan menolak permintaannya.
Tapi bagaimana ia harus mengatakan pada Liam? Apa setelah Ana mengatakan ini Liam akan menikahi Ana? Entahlah sebaiknya Ana mengatakan masalah ini kepada Liam nanti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lembar Terakhir
Teen FictionKisah seorang gadis bernama Ariana, anak yatim yang hidup dengan ibunya Ross. Ia dipaksa Menikah dengan lelaki yang seharusnya menjadi kakak tirinya. Permintaan terakhir disisa hidup ibunya lah yang membuat Ariana menurutinya. Di sisi lain, ia juga...