Chapter 8

200 26 0
                                    

Cahaya pagi masuk melalui jendela kamarnya, ia menggeliatkan tubuhnya dan meraih tempat disampingnya namun tidak ada siapapun disana. Joohyun segera membuka matanya melihat sekelilingnya, kemudian ia bangun berdiri dan keluar dari kamarnya. Wajahnya panik mencari seseorang yang menemaninya beberapa hari ini, ia mengecek setiap ruangan yang ada hingga berhenti di dapur melihat orang tersebut sedang berkutat dengan peralatan dapur. Merasa ada seseorang di belakangnya orang tersebut menoleh mendapati Joohyun berdiri disana dan tersenyum.

"Oh kau sudah bangun rupanya, duduklah unnie sarapan sudah hampir siap.." Ucapnya dengan senyum lalu melanjutkan apa yang ia kerjakan

Tidak terdengar jawaban dari Joohyun tapi ia merasakan bahwa Joohyun berjalan mendekat. Sepasang tangan memeluk lehernya dari belakang dan kepala bersandar di bahunya, ia menoleh sedikit melihat Joohyun disana sedang membenamkan wajahnya pada bahunya.

"Ada apa unnie?" Tanyanya

"Aku pikir kau pergi.." Jawab Joohyun pelan

"... tidak unnie, aku disini membuat sarapan untuk kita berdua.." Jawabnya

"Jangan pergi lagi Wan-ah.."

"ya unnie..." Jawab Seungwan pelan

"duduklah unnie, ayo kita makan.." Ucapnya dengan senyum

Joohyun melepaskan pelukannya dan berjalan menuju meja makan, disusul Seungwan yang membawa makan pagi mereka. Sarapan pagi itu tenang ditemani beberapa obrolan ringan oleh mereka. Siang itu tidak ada kegiatan dari keduanya dan mereka memutuskan untuk menonton film dirumah saja. Suara telepon berdering, Seungwan segera meraih telepon genggamnya melihat siapa yang meneleponnya.

"Unnie, aku angkat telepon dulu ya.." Pamit Seungwan

Joohyun menoleh dan menganggukkan kepalanya pada Seungwan. Seungwan segera beranjak dari ruang tengah menuju taman belakang, Joohyun menatap punggung Seungwan yang menjauh memperhatikan Seungwan saat menerima panggilan telepon itu. Percakapan dengan bahasa asing itu sayup-sayup terdengar oleh Joohyun, namun ia tidak bisa menangkap maksud dari pembicaraan itu. Joohyun hanya melihat Seungwan dari jauh, melihat ekspresi wajahnya hingga Seungwan menutup panggilannya dan Joohyun mengalihkan tatapannya pada televisi didepannya. Seungwan berjalan mendekat ke arah Joohyun dan mendudukkan dirinya disamping Joohyun. Joohyun menoleh dan mengangkat kedua alisnya seakan bertanya pada Seungwan, sedang Seungwan hanya tersenyum dan menggelengkan kepalanya lalu kembali menatap layar televisi didepannya. Joohyun tersenyum tipis dan memposisikan dirinya dalam pelukan Seungwan dan kembali menonton televisi.

"Seungwan-ah.." Panggil Joohyun

"Ne unnie?"

"jika dirimu memang harus pergi... tolong bawa aku juga denganmu..." Ucap Joohyun lirih

"...."

"Jangan tinggalkan aku lagi Wan-ah..."

"Unnie, aku tidak kemana-kemana.." Jawab Seungwan pelan

Setelah itu hening tidak ada pembicaraan diantara mereka, hanya suara televisi yang terdengar di ruangan itu. Di tengah film berjalan terdengar bunyi bel rumah Joohyun, Seungwan bangkit disusul dengan Joohyun menuju pintu depan untuk membukakan pintu bagi tamu yang datang. Mereka mendapati Seulgi dan Sooyoung disana membawa 2 kantung besar yang entah apa isinya. Seungwan mempersilahkan Seulgi dan Sooyoung masuk, namun Seulgi menurunkan bawaannya dan pergi memeluk Seungwan.

"Oho kau masih disini wan-ah.." sapa Seulgi sambil tersenyum

"oo kau mau aku pergi?" Tanya Seungwan dengan senyum jahilnya

"TIDAK!! KALAU BISA KAU DISINI TERUS!!" Teriak Seulgi

"Yah, yah! pelankan sedikit suaramu unnie, ini masih pagi" Ucap Sooyoung

DandelionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang