Seungwan menoleh ke arah dimana suara memanggilnya. Seorang pria dengan perawakan tubuh tinggi mendekatinya, pria itu tersenyum ke arahnya dan Seungwan hanya bisa membalas senyumannya sambil menunggu pria itu menghampiri.
"Sudah lama ya.." Ucap pria tinggi itu ketika di depan Seungwan
"Ah ya, sudah beberapa tahun lalu.." Jawab Seungwan dengan senyum tipisnya
"Kau mau kemana?" Tanya pria itu
"Aku mau ke toko di depan sana untuk beli barang yang diminta Seulgi.." Jawab Seungwan
"Ayo aku temani.." Ajak pria itu
Mereka mulai berjalan menuju toko yang dimaksud, keheningan diperjalanan menyelimuti perjalanan mereka hingga pria tinggi itu mencoba untuk berbincang dengan Seungwan.
"Bagaimana kabarmu?" Tanya pria itu
"Kabarku cukup baik, bagaimana dengan oppa?" Tanya Seungwan
"Aku rasa baik.." Jawab pria itu
Seungwan hanya mengangguk pelan dan keheningan kembali menyelimuti. Mereka sampai di toko dan membeli barang yang diperlukan. Pria tinggi itu membantu Seungwan membawakan barang-barang belanjaan. Dalam perjalanan pulang keheningan masih menemani mereka, hingga pria tinggi itu memecah keheningan,
"Seungwan-ah.." Panggil pria itu
"hmm?"
"Kau tau... saat kau pergi, keadaan disini sangat sulit bagi Joohyun.." Ucap pria itu
"...."
Seungwan tidak menjawab perkataan pria itu, tatapannya terus menghadap ke arah di depannya. Mereka terus berjalan menuju rumah Joohyun. Hingga tepat di halaman depan rumah Joohyun, Seungwan melangkah perlahan masih dengan menatap ke arah depannya. Pria tinggi itu menoleh kearah Seungwan.
"Kau tau oppa? sulit juga bagiku untuk terus berada disini saat itu, mungkin hingga sekarang pun aku masih merasa seperti itu.." Ucap Seungwan pelan kemudian berjalan masuk kedalam rumah memberikan barang yang diminta Seulgi
Pria tinggi itu melihat punggung Seungwan yang berjalan masuk menuju rumah Joohyun, dan menatap pintu masuk yang dilewati Seungwan cukup lama, entah apa yang ada dipikiran pria itu kemudian ia tersenyum tipis.
"Mengapa tidak kau katakan dari awal Seungwan-ah?" Tanya pria itu pelan seperti bicara pada dirinya sendiri
Pria tinggi itu kemudian masuk kedalam rumah Joohyun untuk memberikan barang yang diminta oleh Seulgi. Ketika masuk ia tidak menemukan Seungwan, hanya Seulgi, nana dan Gyeoul saja. Pria itu menaruh barang bawaannya mendekati Seulgi.
"Oh, Bogum oppa.." Panggil Seulgi
"Hai Seul, ini mau ditaruh dimana?" Tanyanya
"Taruh saja di dekat meja oppa.. " Jawab Seulgi
"Hmm Seulgi-ya, dimana Seungwan?" Tanya Bogum
"Ahh dia tadi masuk, sepertinya di taman belakang.." Jawab Seulgi
"Baiklah, aku pergi menemuinya dulu.." Pamit Bogum dan masuk untuk mencari Seungwan di taman belakang
Bogum melihat Seungwan sedang duduk di dekat pintu masuk taman dalam, ia menghadap tembok belakang rumah Joohyun sesekali menatap ke langit. Terlihat kepulan seperti asap yang keluar dari mulutnya karena udara dingin. Bogum berjalan perlahan mendekati Seungwan , namun langkahnya terhenti ketika dering telepon terdengar dari arah Seungwan. Bogum melihat Seungwan membuka gawainya untuk mengangkat panggilan yang masuk. Bogum memutuskan untuk pergi kembali, namun saat melewati sebuah kamar, Bogum mendengar suara isak tangis dari dalam dan Bogum memutuskan untuk masuk ke dalam. Di dalam ia melihat Joohyun yang duduk memeluk lututnya dengan selimut yang menutup setengah badannya sedang menangis, Bogum segera beranjak menuju Joohyun dan memeluknya.
"Hei, Joohyun aku disini eo? kau aman disini, jangan takut.." Ucap Bogum sambil memeluk Joohyun yang masih menangis
"Semua akan baik-baik saja Joohyun-ah, semua akan baik-baik saja.." Ucap Bogum lagi
"Oh Wan-ah, tolong bantu aku sebentar.." Terdengar suara Seulgi yang meminta tolong Seungwan untuk melakukan sesuatu
"Ah.. ya.." Jawab Seungwan beranjak dari depan pintu kamar yang terbuka menuju Seulgi
Saat itu Joohyun yang menunduk menegakkan kepalanya dan melihat orang yang berjalan menjauh dari pintu kamarnya yang terbuka, ia segera melepas pelukannya pada Bogum dan berjalan perlahan menuju pintu kemudian sedikit berlari hingga menabrak orang yang sedang berjalan di depannya dan memeluknya dari belakang. Seungwan yang merasa ada yang menabrak dan memeluk tubuhnya dari belakang menoleh untuk mengetahui siapa orang itu.
"Jangan pergi..." Ucap Joohyun lirih
"oh? unnie?" Tanya Seungwan lalu menoleh kebelakang, lalu ia memutar tubuhnya untuk berhadapan dengan Joohyun kemudian memeluknya
"Tidak unnie, aku tidak kemana-mana, aku disini eo?" Ucap Seungwan menenangkan Joohyun
"unnie tadi Seulgi memanggilku untuk meminta bantuan, aku pergi sebentar ya?" Ijin Seungwan
"Aku ikut denganmu..." Jawab Joohyun pelan
"Baiklah, ayo unnie..." ajak Seungwan melepaskan pelukannya dan beralih menggandeng tangan Joohyun menuju tempat Seulgi berada
Seungwan membantu Seulgi merapikan tempat sisa makan para tamu begitu pula dengan yang lainnya. Joohyun duduk dipinggir ruangan menatap teman-temannya yang sedang bekerja, dan selalu memastikan bahwa Seungwan tidak lepas dari pandangannya. Setelah semua selesai upacara pemakaman Paman Bae dilakukan dan mereka semua berangkat menuju pemakaman dengan Seungwan yang selalu disamping Joohyun kemanapun Joohyun pergi.

KAMU SEDANG MEMBACA
Dandelion
Fiksi Penggemar"Tidak pernah terpikir oleh diriku bahwa aku menyukaimu.."