Chapter 14

216 19 8
                                    


Suasana lenggang pagi itu di rumah sakit, waktu menunjukkan pukul 5 pagi waktu setempat. Seungwan berjalan keluar menuju toserba rumah sakit di lantai dasar. Berjalan menelusuri rak toserba, Seungwan mengambil sebungkus sandwich dan kopi kaleng kemasan untuk menemani perjalanan pulangnya. Kereta pagi itu masih sangat sepi, ditemani sepotong sandwich dan sekaleng kopi yang ia beli tadi menjadi sarapan paginya. Ia memakan sandwich miliknya sambil sesekali melihat keluar jendela kereta. Beberapa ingatan dimasa lalu muncul di ingatannya seperti film yang diputar di pikirannya. Masih teringat jelas senyum Joohyun dalam ingatannya, dengan seragam sekolah menengah atas mereka dulu Joohun berlari di koridor gedung sekolah menarik tangannya. Seungwan merindukan momen-momen masa sekolahnya dengan sahabatnya.

pengumuman pemberitahuan pemberhentian selanjutnya terdengar, Seungwan segera membereskan kaleng kopi dan bungkus sandwich miliknya dan bersiap untuk turun. Keluar dari stasiun, Seungwan melanjutkan perjalanannya menuju rumah dengan berjalan kaki. Ia berjalan kaki dengan sesekali menghirup udara pagi dalam-dalam dan menghembuskannya diiringi uap yang keluar dari hidung dan mulutnya. Ia menyapa beberapa pemilik toko yang dekat dengan tempat ia tinggal dan membeli beberapa roti untuk dirinya dan Joohyun. Mengingat Joohyun ada dan tinggal bersamanya membuat hatinya disaat yang bersamaan berat tetapi juga hangat, ia tersenyum tipis dan melanjutkan perjalanan pulang.

Seungwan membuka pintu rumah perlahan takut membuat Joohyun terbangun dari tidurnya. Ia perlahan melepas sepatunya dan menaruhnya di rak lemari, berjalan perlahan masuk ke ruang tengah. Ia berdiri tegap terdiam melihat pemandangan di ruang makan yang terhubung dengan dapur itu. Joohyun tertidur disana dengan tudung saji yang ada di atas meja makan di dekat kepalanya. Seungwan berjalan perlahan meletakkan roti yang ia bawa di atas meja dapur kemudian ia mendekat kepada Joohyun. Ia membuka tudung saji perlahan, disana terdapat beberapa makanan yang biasa ibunya masak untuknya. Ia letakkan tudun saji di kursi meja makan dan berjongkok dekat dengan wajah Joohyun. Ia menyentuh pundak Joohyun perlahan.

"Hyun unnie..." Panggilnya pelan

Jooyun sedikit bergerak, dahinya mengerut kemudian perlahan ia membuka matanya dan mendapati Seungwan di depannya tersenyum. Joohyun yang sudah jelas melihat Seungwan langsung melingkarkan tangannya pada leher Seungwan, memeluknya. Ia sangat merindukan Seungwan meskipun mereka tinggal satu rumah. Seungwan yang terkejut hanya bisa melebarkan matanya dan perlahan membalas pelukan hangat Joohyun, mengelus perlahan punggungnya.

"Ada apa unnie?" Tanya Seungwan

tidak ada balasan yang keluar dari bibir Joohyun. Namun pelukan Joohyun dirasakan Seungwan mengerat, ia pun juga mengeratkan pelukannya pada tubuh Joohyun.

"Ayo kita makan dulu unnie, aku hangatkan makanan yang ada dimeja dulu ya?" Ajak Seungwan

Joohyun masih enggan melepaskan pelukannya, Seungwan tersenyum ketika tiba-tiba perut Joohyun berbunyi menandakan ia lapar. Perlahan ia mengelus punggung Joohyun.

"Ayo unni kita makan dulu ya, itu perutnya sudah bunyi.." Bujuk Seungwan

Joohyun perlahan melpaskan pelukannya pada leher Seungwan dan kembali duduk menghadap meja memperhatikan Seungwan masih dengan kemeja kerjanya berjalan menuju meja dapur untuk menghangatkan makanan yang ia telah masak semalam. Seungwan segera menyiapkan piring untuk mereka berdua dan menyajikan makanan yang telah dipanaskan. Mereka sarapan dengan tenang sambil diiringi obrolan ringan seputar apa yang dilakukan keduanya. Seungwan lebih banyak berbicara pagi itu menceritakan rutinitasnya selama di rumah sakit. Seusai sarapan, Seungwan membereskan wadah makan mereka setelah sedikit berseteru dengan Joohyun berebut untuk membersihkan wadah makan mereka. Setelah selesai membereskan wadah makan mereka, Seungwan segera menuju kamarnya untuk mengambil pakaian baru dari lemarinya dan menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 14, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DandelionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang