Chapter 2

315 44 2
                                    


"Aigoo... uri Seungwannie jinjja daebak.." Ucap perawat

"Tidak habis pikir.." Celetuk Seulgi sambil menggelengkan kepalanya

Seungwan hanya diam ketika perawat membersihkan darahnya yang keluar dari hidung, ia tidak dapat membalas perkataan perawat maupun Seulgi yang sedang membicarakan dirinya. Perawat menekan hidung Seungwan agar darah dapat berhenti, lalu memberi tahu seungwan agar terus menekan hidungnya agar darah berhenti. Sedang Seulgi kembali menuju kelas untuk berganti pakaian dan mengambil pakaian ganti untuk Seungwan. Seungwan dipersilahkan oleh perawat untuk beristirahat di ruang kesehatan selama jam sekolah berlangsung.

"Seungwan-ah, aku akan ke ruang guru dulu menemui wali kelasmu menyerahkan surat izinmu. Kau tidurlah.." Ucap perawat

"Ahh, baik.." Jawab seungwan sambil menekan hidungnya

Pintu tertutup, Seungwan menghembuskan nafasnya pelan. Wajahnya terasa sakit sekali terutama pada hidungnya, Seungwan berpikir pasti merah sekali wajahnya akibat terkena bola tadi. Seungwan mendudukkan dirinya di kasur namun karena kata perawat dia tidak boleh merebahkan dirinya sekitar 20 menit sambil terus menekan pangkal hidungnya. Seungwan melihat kaos olahraganya, bercak merah banyak disana.

SREEEK

suara pintu ruang kesehatan dibuka, Seungwan mengangkat wajahnya masih dengan menekan hidungnya. Suara orang masuk terdengar di telinga Seungwan.

"Seulgi-ya..." Panggil Seungwan pelan

Namun tidak ada jawaban dari orang yang masuk tersebut, Seungwan mencoba memanggil lagi

"Yah, Kang Seulgi..Kang Seul-"

Tirai tempat Seungwan istirahat tiba-tiba tersingkap dan menampakan seorang gadis disana. Seungwan yang kaget masih membulatkan matanya dan menyentuh dadanya pertanda ia kaget. Gadis yang datang itu masih berdiri di dekat tirai dan menundukkan wajahnya, sepertinya ia malu.

"O-oh hai.." Sapa Seungwan

"H-hai.." Jawab gadis itu malu

"M-mm ada yang bisa dibantu?" Tanya Seungwan

"A-a aku.. anu.. Terimakasih.." Ucap gadis itu sambil sesekali melirik Seungwan

"Hmmm? terimakasih untuk apa?" Tanya Seungwan

"I-itu..bola..wajahmu.. aku dibelakangmu.."

"Ahh.. ya sama-sama.." Jawab Seungwan sambil menundukkan kepalanya

"A... aku Joohyun..."

"I.. iya, aku Seungwan.." Balas Seungwan dengan senyum miliknya

Joohyun, gadis itu maju sambil menenteng sebuah kantong plastik lalu meletakkannya di atas nakas dekat kasur Seungwan. Gadis itu berdiri disamping kasur sambil memperhatikan Seungwan, tangannya terangkat dan berhenti di udara.

"Apakah masih sakit?" Tanya gadis itu

"Ah.. tidak.." Jawab Seungwan

"Tapi kamu masih menekan hidungmu..." Cicit gadis itu

"O..tidak apa, tadi perawat bilang aku harus terus menekannya selama 20 menit.." Jawab Seungwan

"Ahh begitu, maaf membuatmu terluka.."

"Ja-jangan meminta maaf, aku senang kamu tidak terluka di hari pertamamu..." Jawab Sungwan

""Terimakasih... ah.. ini aku bawakan susu pisang, kamu suka?"

"Terimakasih susu pisangnya, aku suka.." Jawab Seungwan sambil kembali tersenyum

"Baiklah ka-"

"Son Sajang!" Seulgi memanggil Seungwan dan masuk secara tiba-tiba kedalam ruang kesehatan

"Oh.. Joohyun-ssi, halo" Sapa Seulgi

"H-halo Seulgi-ssi..." Jawab gadis itu sambil membungkukkan badannya

"Seungwan-ssi aku pergi ke kelas dulu, sampai nanti.." Pamit Joohyun lalu beranjak pergi dari ruang kesehatan.

"Ada apa dia kemari?" Tanya Seulgi

"Untuk terima kasih.." Jawab Seungwan

"Hah? terima kasih? kenap...AHHH" Ucap Seulgi sambil meyeringai

"Apa? kenapa kamu melihat begitu?" Tanya Seungwan gugup

"Tidak apa-apa..."

Seulgi duduk di kursi dan melihat kantong plastik hitam diatas meja

"Apa itu?" Tanyanya sambil menunjuk kantong plastik

"Susu pisang, tadi Joohyun bawa itu untukku.." Jawab Seungwan

"Woh, jinjja daebak Seungwan.." sambil mengacungkan 2 jempolnya

"Kau tidak ke kelas?" Tanya Seungwan

"Tidak, aku sudah izin jaga disini.."

"Baiklah. Aku mau tidur sebentar, kepalaku sakit sekali.."

"Ne.."

Seungwan melepas jarinya dari hidungnya, setelah dirasa tidak ada darah yang keluar lagi ia berbaring dan tidur sejenak begitupun dengan Seulgi yang duduk di sofa ruang kesehatan juga tertidur.

DandelionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang