Chapter 4

324 40 3
                                    

Seungwan POV

Suasana di pagi hari merupakan favoritku. Lingkungan sekolah yang masih sepi, udara sejuk di musim panas yang menerpa wajahku dengan lembut. Kini aku berjalan dari parkiran sekolah menuju gedung utama sekolah tempat gedungku berada.

"SHON!!!"

"WAN UNNIEEEE!!!"

Dua teriakan yang membuyarkan pagi indahku terdengar, aku menutup kupingku segera karena takut menjadi tuli seketika lalu berbalik menatap dua orang yang berteriak di belakangku. Terlihat Seulgi dan Sooyoung berlari ke arahku, Seulgi dengan senyum beruangnya dan Sooyoung dengan senyum yang menampakkan gigi putihnya. Seulgi dan Sooyoung datang langsung merangkul pundakku dan melanjutkan perjalanan menuju kelas. Sooyoung berbeda kelas denganku dan Seulgi, ia berada 1 tingkat dibawah kami.

"Kenapa kamu menutup kupingmu? tidak mau mendengar panggilan kami?" Tanya Seulgi sambil mencoba membuka telingaku

"hei, jahat sekali unnie.." Ucap Sooyoung sambil memukul pelan pundakku

"yah.. kalian itu berisik sekali..." Jawabku

"Jadi kamu tidak mau kita panggil?" Tanya Seulgi sambil menurunkan tangannya dari pundakku dan memasang wajah sedih

"Wan unnie, lihat dia jadi sedih" Timpal Sooyoung

"ahh, baiklah maaf Kang.." Ucapku lalu memeluknya dari samping

Tidak terasa kini kami telah sampai di depan ruang kelas ku dan Seulgi. Sooyoung berpamit untuk pergi ke ruang kelasnya yang ada di lantai 2. Masih dengan merangkul satu sama lain, aku dan Seulgi masuk ke dalam kelas dan mendapati kelas yang masih sepi. Namun ada satu gadis yang duduk disana, sedang membaca buku tidak menyadari kedatanganku dan Seulgi. Aku hanya menatapnya dan mengandalkan Seulgi yang menarikku ke tempat duduk kami.

DUG

Yap benar sekali, pinggulku menabrak salah satu ujung meja yang ada. Seulgi langsung menoleh ke arahku dan melihatku mendesis kesakitan, aku melihat ke arah lain dan gadis itu juga melihat ke arahku dengan ekspresi terkejut.

"Kau kenapa?" Tanyanya

"Apa kamu tidak lihat aku kesakitan?" Tanyaku balik

"Iya maksudku kenapa bisa? memangnya kamu tadi liat kemana sampai menabrak ujung meja? kan aku sudah pernah bil... OHHHH" Ucapnya setelah menyadari keadaan sekitar

"Yah.. cepat ke tempat duduk" Timpalku segera mendorongnya menuju tempat duduk kami dan melempar senyum canggung kepada gadis itu.

"Wannie-ya, kau suka dengannya?" Bisik Seulgi disertai seringai menyebalkannya

"Ngomong apa sih? Kamu sudah sarapan belum? kalau belum ini aku bawa roti untuk kamu sarapan, hayo dimakan biar ngomongnya gak aneh-aneh.." Timpalku sambil membuka kotak bekal lalu mengambilkan roti untuknya

"Waaaah, terima kasih Wannie-ya.." Balas Seulgi langsung memakan roti

'sudah kuduga..' batinku sambil tersenyum

aku mengambil buku di tas dan kembali menghadapkan diriku kedepan. Membuka buku berdasarkan pembatas yang terselip melanjutkan membaca buku yang belum usai ku baca. Membaca buku pelajaran? tentu tidak, hanya sebuah novel remaja. Halaman per halaman terlewati, aku sesekali melirik gadis itu dengan ekor mataku. Ia sedang membaca novel juga aku pikir, aku penasaran buku apa sehingga bisa menarik seluruh perhatiannya pada buku itu. Apakah ceritanya menarik? atau mendebarkan? aku tidak tahu, aku hanya menatap samping punggungnya sekarang. Kepalanya bergerak perlahan memindai isi buku dari kiri ke kanan, aku bisa melihat sedikit sisi kanan wajahnya. Tiba-tiba gadis itu berhenti memindai bukunya, menghadap ke papan tulis sebentar lalu menoleh ke arahku. Aku yang saat itu sedang memandangnya panik dan langsung mengalihkan penglihatanku menuju buku yang ada ditanganku.

'ahh aku bodoh sekali..' rutuk ku dalam hati

Aku mencoba melirik gadis itu kembali dengan ekor mataku, namun ternyata gadis itu masih menoleh ke arahku. Aku memfokuskan diriku untuk menatap buku di depanku sampai merasa bahwa gadis itu sudah tidak melihatku lagi, aku angkat kepalaku menghadap ke depan. Disaat yang bersamaan Jihyo, Gyeoeul, dan Nana masuk kedalam ruang kelas dan menyapa kami.

"Hei, kalian cepat sekali.." Sapa Nana

"Aku sarapan dengan cepat tadi.." Jawabku dengan senyuman

"Yah, Kang Seulgi. Tumben sekali berangkat pagi?" Tanya Jihyo

"Aku? Aku tadi di jemput Sooyoung jadi bisa berangkat lebih pagi ehe.." Jawabnya dengan cengiran

"Sepertinya Sooyoung harus setiap hari menghampirimu agar kau bisa berangkat pagi.." Dengusku

"Ah wae? Aku tidak pernah telat!" Protesnya

"Iya.. iya, terserah kau saja.." Jawabku

"Memang benar kok!" Protesnya lagi

"Iya, yang datang saat gerbang mau ditutup.." Jawabku lagi

"yaah..."

"Udah, itu kotak bekalnya disimpan guru sebentar lagi datang.." Timpalku sebelum ia protes lagi

Jihyo dan Nana hanya cekikikan melihat tingkah kami dan duduk di depan meja kami. Bersamaan dengan itu banyak siswa yang mulai berdatangan, kalimat sapaan pun mulai terdengar semakin lama semakin ramai. Beberapa saat kemudian guru datang dan kegiatan belajar mengajar dimulai.

***

"Ayo cepat, aku sudah lapar!" Rengek Seulgi disampingku

"Iyaa, sebentar.." Jawabku segera memasukkan buku ke dalam laci dan bergegas keluar menyusul Seulgi

Saat ini aku, Seulgi dan Nana sedang berjalan menuju kantin sekolah. Sedang Jihyo dan Gyeoeul akan menyusul nanti. Seulgi segera berlari ke meja kosong yang cukup untuk sekitar 7 orang dan menaruh kotak bekalnya, setelahnya ia pergi kembali untuk membeli minum beserta pesanan ku dan Nana. Aku duduk kemudian menaruh kotak bekalku di atas meja begitu pula dengan Nana. Kami menunggu yang lain datang untuk makan bersama.

Asik mengobrol dengan Nana aku tak menyadari bahwa Seulgi telah mendekat membawa minum kami diikuti dengan Jihyo, Gyeoeul dan satu orang lagi. Aku membulatkan mataku terkejut melihatnya dengan mereka, Nana yang melihat perubahan ekspresi wajahku langsung menoleh kemana aku melihat. Nana melambaikan tangannya memberi tahu mereka dimana tempat kami berada. Sedang aku, iya aku masih melihatnya dengan mata yang terbuka lebar. Tak lama gadis itu membalas tatapanku, bersamaan dengan itu Nana menepuk pahaku pelan agar aku tersadar dari keterkejutanku dan aku memalingkan pandanganku.

"Heiii.." Panggil Jihyo

"Hei.." Jawab Nana

"Ini pesanan kalian.. oo Seungwan-ah kenapa mukamu merah? Apa kau sakit?" Tanya Seulgi

"T-tidak.." Jawabku

"Benarkah? telingamu juga merah, Apa kau demam?" Tanya Gyeoeul lagi

"T-Tidak, aku tidak apa.." Jawabku

Aku segera mengambil kaleng minumanku membukanya dan segera meminumnya merasakan dingin dan manis dari minuman memasuki kerongkonganku. Setelah merasa lebih baik, aku memperhatikan sekitarku dan semua mata tertuju padaku termasuk gadis itu dengan tatapan yang aneh.

'Ada apa dengan tatapannya?' batinku

"Apa kau mau aku belikan minum lagi Wan?" Tanya Seulgi lagi

"A-ah tidak usah, ini masih kok ahaha.." Jawabku dengan canggung

Setelahnya kami semua mulai makan diiringi dengan obrolan ringan. Aku hanya menyimak perbincangan yang ada sambil sesekali menimpali. Sambil memperhatikan perbincangan yang ada, aku melirik ke arah gadis itu dan dia tengah tersenyum memperhatikan perbincangan yang ada. Aku tak sadar tersenyum dan melanjutkan makanku sambil sesekali memperhatikan perbincangan.

Kami semua telah selesai dengan makan siang kami dan segera merapikan alat makan kami dan bersiap menuju kelas. Kami berjalan beriringan dan gadis itu berjalan disampingku. Tangan kami sedikit bersentuhan saat berjalan dan jantungku kencang sekali berdetak.

'aku kenapa?'  tanyaku dalam hati

***

DandelionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang