Chapter 3

286 41 0
                                    


Bel pulang sekolah telah berbunyi, membangunkan Seungwan dari tidurnya namun tidak dengan gadis yang tertidur di sofa. Seungwan bangkit dari tempat tidur dan berjalan menuju Seulgi yang ada di sofa.

"Yah.. Seulgi-ya.. yah..Kang Seulgi.." Panggil Seungwan sambil mengguncang tubuh gadis yang tidur itu

"KANG SEULGI!!!" teriak Seungwan

"AHHH!! WAE?WAE??!" Tanya Seulgi panik

"Bangun, sudah waktunya pulang.." Jawab Seungwan

"Aku pikir ada apa, ayo kita pulang.." Ajak Seulgi

Seulgi mengambil ransel miliknya dan memberikan ransel lainnya kepada Seungwan, setelahnya mereka pergi dari ruang kesehatan setelah berpamit kepada perawat disana dan pergi menuju pintu utama. Seulgi dan Seungwan berpisah di depan gerbang sekolah dengan mengendarai sepedanya masing-masing. Seungwan mengendarai sepedanya dengan perlahan lalu tiba-tiba ia teringat sesuatu dan memutar balik sepedanya kembali ke sekolah. Tepat di pintu utama sekolah ia turun dari sepedanya dan berlari kedalam gedung sekolah. Sampai di depan ruang kesehatan ia membuka pintu geser tersebut.

"Ya ampun, kau membuat kaget" Ucap perawat sambil mengelus dadanya

"Ah maaf, ada barang yang tertinggal.." Ucap Seungwan sambil membungkukkan badannya

"Ah, ya, ambilah.." Jawab perawat

"Ne..."

Seungwan segera menuju tempat ia tadi tidur dan melihat barang yang tertinggal di atas nakas samping tempat tidur, ia segera mengambil plastik hitam itu dan segera berpamitan dengan perawat dan keluar dari ruang kesehatan. Seungwan membuka plastik hitam yang dibawanya dan mengeluarkan satu botol susu yang kemudian ia minum sambil berjalan menuju halaman depan gedung dimana ia meninggalkan sepedanya. Seungwan menghabiskan minumannya dan pulang menuju rumahnya dengan plastik hitam yang tergantung di kemudi sepedanya. Seorang gadis melihatnya melintas dari gerbang sekolah dan tersenyum tipis.

***

Tok... tok... tok...

Suara ketukan pensil Seungwan di atas meja. Saat ini ia tengah mengerjakan pekerjaan rumahnya di kamar ditemani suara musik lembut dan ketukan pensilnya. Angin berhembus pelan dari jendela kamar yang terbuka, Seungwan menoleh menghadap jendela dan berjalan perlahan menuju jendela. Langit malam itu indah, bulan sabit terlihat terang ditemani bintang-bintang di sekitarnya. Seungwan tersenyum tipis sambil menikmati hembusan angin malam menerpa wajahnya pelan. Kejadian siang tadi terputar lagi di kepalanya. Joohyun, nama gadis yang menjadi anak baru di kelasnya sungguh membuatnya penasaran. Ia ingin sekali mengenalnya, namun ia juga takut karena dirinya selalu merasa kesulitan untuk berkenalan dengan orang baru.

Ponsel Seungwan berbunyi, pengingat waktu untuk ia tidur menyala. Ia segera menutup jendela dan tirai kamarnya, merapikan semua buku dan tugasnya lalu pergi ke kamar mandi untuk cuci muka dan sikat gigi. Setelahnya ia mengambil ponselnya di atas meja belajarnya dan berjalan menuju tempat tidurnya. Mematikan lampu lalu merebahkan dirinya di atas kasur, ia memeriksa sosial medianya melalui ponselnya sebentar lalu bersiap tidur.

'I hope, I have a chance to get to know you better..' 

DandelionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang