- Happy Reading -
Ajeng melipat kedua tangannya di depan dada, "salah, Sungchan lebih tinggi dari Jisung," sahutnya tetap kekeuh.
"Lo yang salah, Jisung kan 180 kilometer."
"Kok lo tau sih jokes-jokes begituan?" Tanya Ajeng sedikit kesal. Padahal kan Eja bukan kpopers, kenapa dia tau perihal tinggi Jisung 180km.
Eja menyugar rambutnya, merasa bangga dengan pertanyaan Ajeng. "Apasih yang Eja nggak tau," balasnya mengsombong.
"Gue pernah pacaran sama cewek kpopers, sebisa mungkin gue cari tau tentang apa aja yang bikin cewek gue seneng. Termasuk jokes-jokes anak kpopers, entah itu idolnya atau fans nya," sambung Eja membuat Ajeng terdiam.
"Siapa?" Tanya Ajeng.
"Siapa apanya?" Eja balik bertanya.
"Cewek kpopers yang pernah jadi pacar lo?"
"LO MASIH NANYA?"
Eja tak habis pikir, kenapa perempuan di sebelahnya ini sangat amat lemot.
"Jeng, gue tau ya, emang ada masalalu yang perlu dilupain. Tapi serius lo lupa pernah pacaran sama gue?"
"Oh cewek yang lo maksud tuh gue?" Tanya Ajeng dengan tampang watadosnya.
Kali ini Eja yang terdiam, diam-diam ingin menimpuk ubun-ubun Ajeng sampe bunyi jonjeng-jonjeng.
"INFO JASA TIMPUK, MASSEEHHH," teriak Eja frustasi.
Malvin yang sedari tadi mendengarkan percakapan Eja dengan Ajeng hanya terkekeh kecil. "Lo mencium bau-bau sesuatu nggak, Pan?" Tanyanya pada Revan.
"Apaan? Lo belum mandi?"
"Enak aja." Malvin memicingkan matanya. "Bau-bau CLBK gituuuuu," godanya sambil melirik Eja dan Ajeng.
Revan mengangkat wajahnya, dari yang sebelumnya fokus ke ponsel, sekarang ikut menoleh ke arah Eja dan Ajeng. "Oh yang itu," bisiknya.
Malvin mengangguk sambil menaik-turunkan alisnya. "Bau-baunya tercium makin jelas, yagesyaa."
"Haha, kita nunggu traktiran aja nggak sih?" Sahut Revan.
"Yoi, Eja kan nraktir nya kalo abis jadian doang."
"Apasih, apaa? Bisik-bisik aja itu tetangga," cibir Eja.
"Iya, lagian kita mah sekarang bestie ya, Ja." Ajeng memegang sebelah bahu Eja.
"Hooh, sekolah dulu yang bener. Jodoh mah nggak bakal kemana, nggak perlu dikejar-kejar dari sekarang," sahut Eja.
"Betull, gue juga masih pengin sekolah tinggi, meskipun kapasitas otak gue standar rata-rata."
Tangan Eja yang sebelumnya diatas meja, berpindah menjadi bertengger di atas kepala Ajeng, menepuk-nepuknya dengan pelan.
"Kapasitas otak standar rata-rata nggak menghalangi seseorang buat menuntut ilmu tinggi, Jeng. Jadi, tuntutlah ilmu sampai setinggi Jisung, jangan gampang nyerah. Cukup Taeyong aja yang nggak bisa digapai, mimpimu jangan," ujarnya dengan nada serius.
KAMU SEDANG MEMBACA
MALVIN [TIDAK DILANJUT]
Teen Fiction🚫𝐊𝐀𝐋𝐀𝐔 𝐌𝐀𝐔 𝐇𝐄𝐁𝐀𝐓, 𝐉𝐀𝐍𝐆𝐀𝐍 𝐉𝐀𝐃𝐈 𝐏𝐋𝐀𝐆𝐈𝐀𝐓🚫 Cerita ini udah nggak dilanjutkan, karena satu dan lain hal!! -desc Malvin memutar bola matanya jengah, pemandangan setiap pagi yang ia lihat hanyalah perempuan dengan balutan Ja...