Ruangan ber-AC padahal memiliki suhu yang dingin, tetapi Hara berkeringat. Perempuan itu melirik jam yang menggantung di dinding. Sudah pukul sembilan kurang lima waktu malam. Lima belas menit telah berlalu semenjak Aidan membersihkan diri di kamar mandi. Bunyi shower yang menyala menandakan pria itu masih belum tuntas dalam aktivitasnya.
Sebenarnya Hara ingin berganti baju, tetapi ia takut kalau tiba-tiba Aidan keluar dari kamar mandi. Bukankah pemikiran ini adalah hal yang membingungkan? Padahal mereka sudah menikah.
Kalau begitu, kenapa dari awal Hara malah memakai pakaian seperti ini? Tentu itu karena ia menyangka lingerie hanyalah pakaian tidur. Bentuk yang sekilas perempuan itu lihat pun hanyalah baju hitam selutut. Mana ia sangka rincian detailnya berupa bentuk bikini dengan gaun transparan yang memperlihatkan perut, punggung, hingga paha mulusnya. Maksudnya, ia berharap hanya ketat, tetapi tidak sampai mengekspos. Sialnya ia terlalu berpikiran positif.
Bolehkah Hara mengutuk Dasha yang barangkali saat ini tengah tertidur pulas agar bermimpi buruk?
Apa gunanya Hara memakai pakaian ini jika dirinya menjadi malu sendiri? Ah, sial, terlalu sulit dikatakan. Perempuan itu menghela napas, berakhir menyentak selimut dan berniat turun dari ranjang menuju lemari dengan gerakan pelan penuh waspasda.
"Tunggu, abis ini sampai. Sebentar lagi," bisik Hara penuh harap. Ia akan mengambil pakaian ganti dengan cepat, lalu berlari kembali menuju ranjang, dan berganti sembari ditutupi selimut. "Jangan cepat-cepet keluar, jangan," pintanya.
Hara beberapa kali menatap pintu kamar mandi untuk memastikan keadaan, lucunya seperti maling. Lalu mulai membuka lemari. Bersamaan dengan itu, bunyi shower mendadak terhenti. Tubuh Hara mendadak kaku.
Kenapa kebetulan sekali!? Bahkan ketika perempuan itu sudah memegang baju ganti.
Tunggu, ia tinggal berbalik saja, bukan? Sialnya, Hara malah terdiam membeku. Itu karena Aidan sudah keluar dari kamar mandi, ia tahu karena harum mint sabun yang biasa suaminya itu gunakan menguar dari belakang punggungnya. Perempuan itu memejamkan mata, dan menghirup napas dalam-dalam. Hei, kenapa sekaku ini? Bukankah Hara seseorang yang sudah berusia mendekati tiga puluh tahun?
"Aku kira kamu udah tidur."
Terdengar suara langkah yang berjalan mendekatinya. Hara tertunduk, lalu menghembuskan napas, dan berbalik. Mendongak menatap Aidan yang juga hanya mengenakan handuk kimono mandi. Pria itu menunduk, ikut menatapnya dengan jarak yang hanya satu langkah.
Tidak bisa dihindari.
"Kenapa di depan lemari?" tanya Aidan ketika Hara hanya diam.
Perempuan itu mengerjap. "Oh," lalu kembali membalikkan badan, "aku mau ganti baju."
"Kenapa?"
Hara mendadak merinding. Ia sedikit menoleh tanpa membalikkan badan. "Kedinginan." Ketika telah menyelesaikan kalimat itu, siapa sangka langsung ada kehangatan yang menyelimuti. Aidan kembali berulah dengan memeluknya rapat tanpa sebuah permintaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
HARA [ORIFIC]
Romance"Kalau menampilkan 'rupa' asliku, kamu bakal tetap menatapku dengan cinta yang sama?" _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ Lamia Hara Nashita biasa menampilkan sosoknya yang tenang, dan mandiri. Namun, itu hanyalah setengah dari...