"Kamu ke dapur aja lagi, ini biar aku yang angkat ke ruang tamu."
Menggeleng. Hara tetap maju ke sudut lainnya dari gulungan karpet panjang tersebut.
Kini sepasang suami istri itu sedang berada di gudang setelah sebelumnya telah selesai berunding dengan Papa Hara. Lupakan sejenak tentang itu, Hara memiliki perasaan yang buruk ketika kembali mengingatnya.
"Nggak usah, biar aku aja," tolak Hara.
Sebenarnya Hara yang diperintah oleh sang mama untuk membawa karpet dan bukan Aidan. Makanya sekarang ia nampak kukuh untuk memindahkan gulungan panjang tersebut. Lagi pula memang sudah menjadi salah satu kepribadiannya yang suka keras kepala hingga tidak ingin bergantung.
"Ini berat, Sayang," kata Aidan sambil mencoba mengambil alih. "Tanganmu bisa pegel-pegel yang ada, jadi biar aku aja."
Hara menggeleng. "Sebenernya bisa kuseret supaya nggak berat."
"Yang ada ujung karpetnya rusak kalau digituin, udah jangan keras kepala. Wajahmu juga agak pucet."
Hara mengerjap ketika Aidan telah mengangkat karpet dan mulai berjalan mendahuluinya. Perempuan itu menatap punggung tegap sang suami dengan dahi berkerut. Mau tidak mau mengekornya, tetapi setelahnya sengaja menarik dan menjatuhkan salah satu sisi agar karpet bisa mereka bawa dengan posisi horizontal. Aidan menoleh kebingungan sebab hampir saja oleng. Menemukan Hara yang sudah mengangkat ujung karpet lainnya.
"Kalau gini lebih ringan," simpul Hara.
Aidan terdiam sebentar, sebelum akhirnya kembali menghadap depan tanda menyetujui.
"Kamu selalu keras kepala," ucapnya.
Hara yang mendengar hal itu juga menyetujui. "Ya, aku memang begini."
Mereka akhirnya kembali berjalan saling memapah karpet. Sedikit kedua ujung bibir pria itu tampak tertarik membentuk garis lengkungan tipis. Tindakan sederhana yang Hara lakukan untuknya, entah kenapa membuat sebuah perasaan hangat timbul padanya.
Kepribadian keras kepala? Meskipun begitu, Aidan akan tetap mencintainya.
***
"Hachiih...!" Hara mengusap-usap hidungnya yang terasa berair.
Beberapa kali ia memang bersin sejak membersihkan karpet yang telah tergelar di ruang tamu dengan penyedot debu. Aidan yang awalnya sedang membantu Mama Hara mengatur keperluan pun nampak mendekatinya ketika menyadari bahwa sang istri seperti tengah tidak enak badan.
Pria itu kembali mencoba mengambil alih pekerjaannya. "Kamu flu? Kalau gitu ini biar aku aja yang bersihin, kamu istirahat," anjur Aidan seraya mengecek suhu di kening Hara.
Perempuan itu menggeleng. "Cuma kena debu, Nu."
"Mana ada, kening kamu hangat gini," beranjak mengusap pipi Hara dengan punggung tangan, "pipimu juga merah. Kalau nggak sakit, maksudnya kamu lagi tersipu, gitu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
HARA [ORIFIC]
Romance"Kalau menampilkan 'rupa' asliku, kamu bakal tetap menatapku dengan cinta yang sama?" _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ Lamia Hara Nashita biasa menampilkan sosoknya yang tenang, dan mandiri. Namun, itu hanyalah setengah dari...