senja batu pantai

5 1 0
                                    

"hati hati, sini pegang tangan aku"

Aku meraih tangannya berhati hati menaiki bebatuan yang tak begitu tinggi tapi cukup licin, di pegang erat tanganku oleh Bayu membawaku ke pemandangan indah senja di pinggir laut.

"Duduk"

Yap aku menyamakan posisiku dengan Bayu memeluk lengan kirinya dan menyandarkan kepalaku pada bahu lelaki itu.

"Bagus banget, kamu selalu bawa aku ke tempat bagus Bayu"

"Suka?"

"Banget"

Aku sibuk memandangi pemandangan di hadapanku ya jelas aku sangat terpesona dengan senja sore ini. Menciptakan suasana tenang dengan langit jingga dan suara deburan ombak yang bertabrakan dengan batu karang tak lupa suara cuitan burung laut, sungguh menyenangkan.

Aku menyadari Bayu yang sedari tadi terus menatapku dari samping, sesekali dia juga tersenyum mungkin ia senang melihatku kagum dengan pemandangan tempat pilihannya ini. Awalnya aku mencoba acuh namun Bayu membuat ku sedikit tak nyaman hingga akhirnya aku mencoba menoleh namun...

Cup

Belum sempat aku menoleh ke arah Bayu, laki laki itu mencium pipi kanan ku tanpa permisi, wah seketika pipiku memanas ya itu yang kurasakan. Namun setelahnya Bayu hanya memamerkan senyumannya itu semakin membuat panas pipiku, aku hanya melayangkan pukulan pada bahunya tak begitu keras tapi kurasa ia meringis kesakitan.

"Aww, orang klo di cium senyum ini dicium planga pelongo mana mukul lagi"

"Kamu!... Ih Bayu"

"Kenapa si ko jadi cemberut hhh, tunggu sini deh aku mau beli camilan"

Ohhh malu sekali Bayu pergi sekarang katanya ia ingin membeli camilan dan aku disini memegang kedua pipiku yang memanas rasanya malu tapi senang, rasanya seperti ada yang berlarian di perutku, rasanya ingin aku teriak.

Tak sampai 5 menit Bayu kembali membawa cukup banyak camilan, ah benar apa hanya aku yang merasa canggung sekarang, yah siapa yang tak malu untuk pertama kalinya Bayu mencium pipiku.

"Ra besok libur, aku mau seharian di rumah kamu. Mau bantu mamah masak, bantu papa cuci mobil sama nemenin baca koran, mau bantu kamu nyiram tanaman depan rumah kamu"

"Iya boleh"

"Aku mau peluk kamu seharian"

"Ga boleh"

"Kenapa?"

"Ada papa sama Mama, nanti kamu kena marah"

"Hmm oke, kalo gitu aku mau bantu kamu pilih pilih baju untuk acara nanti"

"Oke, kalo gitu sekalian kamu juga pilih pilih baju besok"

"Iya tapi besok peluk dikit aja, ga lama cuma 10 menit"

"Ga! Bayu!"

"Ya udah cium kaya tadi 5 kali aja besok"

"Peluk aja deh 3 detik"

"Mending cium 3 kali"

"Ga bisa Bayu kalo kamu cium aku, aku bisa pingsan"

"Kok?"

"Soalnya tadi kamu cium aku jantung aku3 dag Dig dug kenceng banget sakit tapi..."

"Tapi?"

Tapi jadi suka, suka banget mau lagi
"Ga aku ga suka di cium Bayu"

Batinku tak sepakat ia menginginkan lagi, tapi ya jelas saja aku gengsi bukan. Sudahlah jangan bahas itu, selanjutnya kami hanya duduk sambil berbincang dan Bayu yang terus mengoceh tak henti tentang hal hal konyol yang di lakukan ya di rumah.

Menikmati senja di pinggir laut begini bersama seorang kekasih sangat menyenangkan, banyak cerita yang di bagi Bayu jadi terus menggenggam tanganku aku suka itu.


Aku selalu merasa sedang duduk di rumah dengan kain tebal yang hangat saat aku berada di samping Bayu. Bayu pria yang baik dia pintar menenangkanku dalam masa sulitku. Aku ingin terus bersama Bayu saat musim panas menyengat, saat musim penghujan datang tak henti hentinya aku ingin terus bersamanya dimanapun itu dan di semua kondisi apapun.

Kalau orang bilang aku gila, aku buta aku tak peduli Karna Bayu sangat menjagaku tuturnya selalu lembut saat aku marah padanya. Memang nyatanya aku hanya seorang gadis cengeng yang tuturnya terkadang kasar, suka memukul sembarangan tapi ada Bayu, Bayu yang selalu menegurku dengan lembut mengajariku bagaimana caranya bersyukur di setiap oksigen yang ku hirup. Bukan kah memang harusnya aku bersyukur karena saat aku masih bisa menghirup oksigen ini artinya aku masih bisa melihat Bayu dengan tingkahnya itu.

Hanya saja kenapa aku? Dari banyak perempuan? Kadang aku merasa bukankan ada banyak perempuan yang lebih pantas untuk Bayu di banding aku si gadis kasar yang cengeng ini. Tapi Bayu sesekali pernah meyakinkan aku betapa senangnya dia bisa memiliki aku.

"Bayu..."

"Iya?"

"Kenapa aku? Aku cengeng, aku sering susahin kamu, aku suka salah faham, aku suka marah ga jelas Kenapa aku Bayu?'

"Bahkan kalo aku anaknya presiden aku akan tetap pilih kamu, kalau aku anaknya pak de bakso depan sekolah aku akan tetep pilih kamu juga. Kamu udah jadi pilihan aku dari awal, awal dimana aku tau rasa cinta itu cuma ada di kamu, rasa Dimana aku mau terus ada di samping kamu, rasanya aku mau terus jaga kamu. Jadi jangan kemana mana Ra"

"Iya"

Bayu benar benar mengatakan itu di hadapan ku seperti tak ada rasa ragu saat menuturkan ya, ku coba mencari sebuah omong kosong yang mungkin saja apa yang dia ucapkan tadi hanya kebohongan, tapi tatapannya tulus matanya menatapku lekat sekali sedikit ada binar pada maniknya menndakan setulus itu seorang Bayu.

Aku senang bayu, aku senang saat Tuhan pertemukan kamu dan aku di depan gerbang sekolah saat itu. Dan waktu dimana kamu tersenyum dan melambaikan tangannya untuk pamit dari rumahku saat itu. Hari ini aku sadar aku jatuh cinta pada Bayu saat itu saat dimana kamu melambai dan menjemput ku di esok harinya.

.
.
.
.
.
.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
kamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang