Lantunan musik terdengar di dalam mobil yang menderu, berjalan sendirian di sunyi nya jalan di tengah hutan.
(Y/n) dan keluarga nya sedang dalam perjalanan menuju rumah kakek, libur akhir semester memang menyenangkan dan tak lupa, ayah nya mendapatkan cuti seminggu.
(Y/n) sibuk memainkan ponsel nya, sinyal disini payah jadi ia memainkan game, game yang sudah ia siapkan untuk jaga-jaga agar tidak bosan.
Ibu nya sibuk berbincang dengan ayah nya, menjaga agar tidak mengantuk. Terlebih, suasana di sekitar begitu tenang sehingga bisa membuat orang mengantuk dengan mudah.
Mobil yang di tumpangi berjalan melewati jembatan besar yang di bawah nya terdapat arus sungai mengalir deras, (y/n) tidak berani melihat nya, ia takut ketinggian.
Laju mobil mulai melambat, (y/n) melihat dua jalur di depan nya. Kanan dan kiri. Jalan kanan tertutup oleh palang yang bertuliskan dilarang melintas. Ayah nya membelokkan setir ke kiri, menjauhkan dari jalur kanan.
(Y/n) kembali memainkan game, "kita akan segera sampai", ibu nya memasukkan ponsel ke dalam tas. (Y/n) hanya mengangguk. Sampai terlihat lah sebuah rumah tua yang lumayan besar, halamannya luas masih dengan tanah basah.
Mobil perlahan melambat masuk ke dalam halaman yang becek, sebelum akhirnya berhenti. (Y/n) mematikan ponsel nya, sudah saat nya keluar mobil.
Dari arah rumah, kakek dan nenek (y/n) keluar tersenyum disusul bibi (y/n), tubuh tua bongkok mereka berjalan dengan susah payah di bantu sebuah tongkat tua.
(Y/n) keluar dari mobil, tersenyum, begitu pula dengan ayah dan ibu (y/n).
"Dimana peron sama Helio..?? Mereka ga ikut?", Bibi (y/n) bertanya seraya melihat ke mobil, ibu (y/n) menggeleng, "ga dek, mereka belum ada libur, yang satu sibuk ngantor yang satu sibuk bisnis. Maklum jiwa muda", tawa mereka memecah keheningan pagi hari.(Y/n) membantu ayah nya mengeluarkan barang-barang bawaan, koper dan tas besar, tak lupa oleh-oleh dari kota. Samar-samar (y/n) mendengar ibu nya membicarakan peron dan Helio. kakak-kakak mu.
Obrolan mereka sayup sayup memudar setelah mereka duduk di kursi depam rumah, (y/n) tidak mau di tanya macam macam jadi ia memutuskan untuk salim, berbasa-basi sebentar lalu kemudian masuk ke dalam dan menuju kamar yang di siapkan untuk nya di loteng.
Meski rumah kakek nya besar, mereka tetap kekurangan kamar, terlebih anak bibi (y/n) ada tiga. Bibi nya adalah single mother setelah suami nya meninggal. Dua anak nya sudah SMP dan SMA, mereka di luar kota dan lebih memilih sekolah asrama. Dua kamar di kosongkan untuk jaga jaga, mereka kembali, mengingat bahwa ini libur akhir semester. keluarga (y/n) paham itu. Anak bibi yang paling kecil tidur bersama bibi. Jadi ruangan yang tersisa sekarang adalah loteng.
(Y/n) berjalan menaiki tangga, sebelum naik nenek nya memanggil, "debu nya banyak.. di bersihkan dulu ya...", Dengan logat pelan nya, nenek (y/n) tersenyum sambil memberikan sebuah sapu dan lap basah. "Iya nek, makasih nek", sambil menerima alat bersih-bersih itu.
Nenek nya tidak bisa naik ke atas, punggung nya akan menjerit kesakitan kalau memaksa. (Y/n) naik ke atas dan melihat bahwa loteng itu gelap.
Perlahan (y/n) berjalan menuju saklar lampu, dan menyalakan nya. Lampu berkedip-kedip sebentar sebelum kemudian akhirnya menyala terang. Tidak ada jendela. (Y/n) dapat membayangkan betapa pengap nya ruangan ini nanti. Beruntung, ada exhaust fan¹ yang di pasang di dinding.
Tapi ini semua lebih baik dibanding harus tidur bersama kedua orang tua nya di satu kamar. Terlebih, ruangan loteng ini luas!
(Y/n) hanya perlu menggelar kasur lipat, memasang colokan dari roll cable² dan kipas.Ini akan menjadi liburan paling relaks, pikir (y/n). (Y/n) memulai bersih bersihnya. Menyapu dari ujung ke ujung, mengelap noda debu dengan lap basah yang ia bawa. Sebelum kemudian Perhatian (y/n) teralih ke tumpukan kardus. Ini loteng, pasti jadi gudang, pikir (y/n).
(Y/n) mendekati nya, kardus-kardus itu berisi peralatan bayi, buku-buku pelajaran keponakan, dan.. sebuah buku dengan corak aneh di sampul nya.
(Y/n) tertarik, ia mengambil buku Kumal itu, Meniup nya untuk menyingkirkan debu sambil mengelap dengan lap basah perlahan. Buku itu memiliki nama, tapi ia tidak paham artinya. Itu menggunakan bahasa kuno.
(Y/n) membuka nya, buku itu kosong, hanya ada kertas kosong dengan warna agak krem.Bingung, (y/n) membolak-balikan halaman di mulai dari halaman pertama sampai terakhir, tidak ada apa apa. Tapi ini buku yang bagus. Mungkin (y/n) bisa menggunakannya untuk sekedar mencoret coret, diary atau menulis skenario novel.
(Y/n) tersenyum dengan ide itu, ia membawa nya turun dari loteng menuju kakek dan nenek.
Mereka di sudah pindah ke ruang tamu, sudah pasti, mereka akan mengobrol lama setiap kali baru sampai."Kek, ini boleh buat ku?", Kakek (y/n) melihat ke arah buku itu dengan menyipitkan mata. Ayah nya menoleh ke arah (y/n) dengan pandangan tidak suka, "buku apa itu?"
"Cuma buku biasa, ga ada isi nya, aku Nemu di loteng", jawab (y/n) dengan santai dan lengkap. "Ga usah ah, buku kamu kan banyak, buku biasa ini", ayah nya menimpali. "Biarin nak... Udah bawa aja ya.. pake aja pake..", nenek mu menepis perkataan ayah mu.
Kau tersenyum girang, "makasih nek, hehe", setelah mengatakan itu kau kembali berjalan ke loteng untuk membereskan barang barang mu.
Saat (y/n) berjalan menuju loteng, (y/n) bisa mendengar bahwa ayah nya mencoba menjelaskan bahwa ia sudah memiliki banyak buku coret-coretan. Mungkin ayah nya merasa bahwa tidak pantas mengambil buku kosong padahal ia bisa membeli di kota. Kebiasaan tidak meminta selalu di tanamkan di keluarga.
Kau menghiraukan nya, kau menaiki tangga dan langsung beres-beres.
~~~
Waktu berjalan cepat, jarum pendek sudah menunjukkan pukul sepuluh di siang hari. Kau dan keluarga mu sampai di rumah kakek pada pagi ini, lebih tepatnya subuh dimana semuanya masih gelap.
Kini, matahari sudah naik, meski begitu tetap saja kau harus menyalakan lampu karna tidak ada penerangan selain itu. Cahaya matahari pun hanya masuk lewat celah celah genteng yang tertutup asbes plastik bening.
(Y/n) berbaring di kasur lipat yang sudah kau gelar, kipas (y/n) nyalakan agar tidak pengap.
Ia mendapatkan sinyal kembali meski lemah, ia men-scroll media sosial. Melihat hewan peliharaan lucu, iklan, dan Vidio menarik.
Terasa bosan, gadis itu mematikan ponsel dan melihat langit langit kayu. Saat pupil (e/c) berputar random ke sekitar, (y/n) tidak sengaja melihat buku tadi pagi. Ia baru ingat bahwa ia akan mengisi nya dengan skenario novel.
(Y/n) mendudukkan tubuh nya, mengambil pena di tas ransel kecil nya lalu mengambil buku itu, siap menorehkan tulisan.
(Y/n) menaruh telunjuk nya di dagu sembari bersenandung, kira kira cerita apa yang seru?
Ia memang suka menulis. Meski tidak di publish di platform novel atau di kirimkan pada penerbit. Berkhayal itu menyenangkan, terlebih membayangkan pria tampan dan ber-six pack seperti yang ia tonton di drama dan komik.
Seketika ide muncul di kepala nya, jika ini komik, maka akan ada sebuah lampu terang di atas kepala nya. Ia akan menulis nya sebagai
THIS STORY
Nama nya terkesan tidak kreatif, tapi ya sudah lah. Ia akan mengisi nya sebagai novel romantis. Sebelum pena (y/n) kembali menyentuh permukaan kertas. Ia mendengar suara kakek nya memanggil. Membuatnya menaruh buku dan pena nya lalu segera mendatangi arah suara.
****
Semoga kalian menikmati, jangan lupa vote semua chapter agar semakin semangat membuat cerita. Follow yaa..
Sudut paham:
(1) Exhaust fan: kipas angin dua arah. Jadi bisa menyerap udara dari dalam ruangan ke luar. Bisa juga dari luar ke dalam.(2) roll cable: kabel dengan banyak colokan, kabel nya panjang biasanya di gulung.
KAMU SEDANG MEMBACA
This Story (Yandere x Reader)
HorrorStart: 13 june 2022 [Sinopsis] "Katakan pada ku (y/n), apa yang paling kau inginkan di dunia ini. Aku bisa mengabulkan nya" *** (Y/n) (l/n) Lunari, gadis malang ini tidak akan menyangka hidup nya akan berubah 180° menjadi le...