Anak Nakal

534 114 6
                                    

Chapter
-Anak Nakal-


Masih dalam keadaan yang sama seperti sebelum nya.
Dane dan (y/n) berjalan santai, meski sang gadis sesekali terlihat paranoid dan terus melirik ke belakang.

Ia melihat pria ber jaket hitam memantau nya di jalur kanan sebelumnya. Pria itu langsung menghilang ketika ia melirik untuk kedua kali nya. Sang gadis hanya berharap agar pria itu bukan suatu pertanda buruk.

Berbeda dengan sang gadis, si bocah sudah kembali ceria. Setelah di beri permen lollipop yang secara kebetulan ada di tas, si bocah sudah tersenyum sumringah seolah amarah nya tidak pernah terjadi.

Dane sibuk menghisap permen nya sambil sesekali menghampiri rumput rumput untuk menangkap capung jarum. Sang bocah juga tidak ragu-ragu menunjukkan pada sang kakak, mencoba membuat nya geli. Tapi sayang nya, (y/n) tidak takut dengan hal semacam itu. Selama itu bukan benda menggeliat, berwarna putih dan di tempat sampah, sang gadis tidak akan memundurkan langkahnya.

Tidak mendapat reaksi yang diinginkan, mood si bocah mulai menurun. Dane ingin kakak sepupu nya ketakutan dan menangis.

Anak nakal, sebutan itu selalu di tujukan pada Dane jika kakak-kakak nya kembali dari sekolah asrama. Dane tidak suka itu, meski ia tetap menjahili teman, keluarga bahkan guru nya di sekolah.

Dane berfikir apa yang bisa ia lakukan agar (y/n) menangis. Ia tidak pernah melihat seorang gadis remaja menangis, akan seru bukan?


Apa yang akan membuat seorang gadis ketakutan. Dane memikirkan nya saat ini. Kecoak? Ia malas mencari nya. Ulat? Ya! Dane menahan senyuman nakal nya. Ulat mudah di temukan di rumput.

Di sisi lain, (y/n) masih sibuk memastikan agar tidak ada yang mengikuti mereka. Menengok ke kanan dan ke kiri, ia dan adik sepupu nya berjalan lurus di jalan lebar yang panjang. Jalanan di sini hanya lurus dan jarang di lewati, itulah mengapa kesunyian disini begitu mengerikan. (Y/n) menajamkan semua indera nya, semata ingin melindungi diri nya dan adik sepupu. Hingga saat ia menoleh ke belakang,









Seorang pria yang sama berdiri di samping pohon,











(Y/n) berpura-pura tidak terkejut, sambil bertanya tanya apakah pria itu mengikuti nya sejak tadi dan kenapa ia tidak melihat nya?

Apa ia baru mengikuti nya? Kenapa ia tidak mendengar langkah lari jika ia baru mengikuti. Jika pun sudah lama mengikuti harusnya langkah kaki terdengar atau jika sang pria berjalan di atas rumput, ia akan mendengar gesekan rumput karna jalanan disini sangat lah sepi. Kemungkinan yang bisa ia pikirkan adalah pria itu berjalan pelan, sangat pelan, sambil bersembunyi.
Tapi itu juga tidak logis.

Bagian dari sang gadis ingin mengambil buku itu dan menuliskan sesuatu untuk membuat pria itu pergi.
Masih sesekali melirik ke belakang, (y/n) mencoba menarik nafas, menekan rasa panik nya. Ia harus berfikir dengan kepala dingin di situasi seperti ini.

"Kak", merasa terpanggil, sang gadis menolehkan kepalanya ke arah suara.
Tiba-tiba di depan mata nya, seekor ulat menggeliat di atas daun di hadapkan di depan mata nya.

Secara reflek, (y/n) memundurkan tubuhnya karena terkejut. Dane tertawa terbahak-bahak, merasa mendapatkan reaksi yang ia inginkan.

Amarah seketika membludak di dalam diri sang gadis. Tapi sebelum ia mengeluarkan nya, ia menoleh ke belakang. Pria itu menghilang.

This Story (Yandere x Reader)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang