Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
☆★☆
▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬
(name), penulis yang baru naik daun, menulis karena hobi dan tidak menyangka karyanya disukai orang orang. ia juga merupakan teman dekat seorang pengurus kamisato estate, thoma.
kamu sering datang ke komore teahouse untuk menulis maupun hanya datang berkunjung, namun kau memiliki naskah yang harus dikumpulkan dua hari lagi kepada editormu, mau tak mau beberapa hari ini kau begadang hingga larut.
satu ruangan memang disiapkan untuk kunjunganmu, orang orang di komore teahouse juga sudah mengenalmu. tanganmu sibuk menulis, otakmu ikut bekerja. dirimu terlalu fokus dan tidak mendengar langkah kaki yang menghampiri ruanganmu.
"(name)? masih di dalam?" orang tersebut mengetuk pintu.
kamu berhenti sejenak dan mendekati orang dibalik pintumu, punggung dan kakimu mati rasa karena terlalu lama duduk.
"thoma? aku... masih melanjutkan naskahku, sebentar lagi aku pulang." kamu tersenyum tipis.
"ini sudah larut, apa tidak menginap saja?" thoma terlihat khawatir.
"e-eh, benarkah? sepertinya aku terlarut dalam pekerjaanku... kalau begitu malam ini aku akan tetap di sini, tidak masalah 'kan?" kau menerima tawarannya.lagipula jika kamu tetap pulang, kau tidak tau bahaya apa yang menunggumu diperjalanan pulangmu.
"tentu tidak, aku juga akan menetap disini, pekerjaanku di kamisato estate juga sudah selesai."
"hontou ni?"
thoma mengangguk.
"kalau ada perlu tinggal datang ke ruanganku ya." ucap thoma santai sembari meninggalkanmu ke ruangannya.
kamu pun hanya mengiyakan ucapannya.
kamu menutup pintumu dan kembali bekerja, tidak lama kamu merasa haus, dirimu pergi keluar ruangan untuk mengambil segelas air.
"prang!" gelas yang kau genggam jatuh, thoma yang mendengar langsung pergi ketempatmu. tepat sebelum dirimu terjatuh thoma menahan tubuhmu.
kamu terbangun di ruangan yang tidak familiar bagimu, ragamu mencoba bangun dari posisi tidurmu.
"(name)!" kau baru menyadari kalau thoma ada di sampingmu menunggumu sadar.
ia memberimu segelas teh hangat untuk memulihkan energimu, kamu segera meminumnya.
"sudah enakkan?" tanyanya. kamu hanya mengangguk.
"yokatta..." thoma menghela nafas leganya.
saat thoma membawamu ke kamarnya, ia merasa dirimu lebih ringan dari biasanya, untuk memastikan ia pun bertanya.
"kamu sudah makan hari ini?"
dirimu membisu, kau terlarut dalam pekerjaanmu dan lupa mengisi dirimu tenaga.
"belum? (name)..." thoma menepuk dahinya.
"kamu istirahat, aku akan minta editormu mengundur batas waktunya."
"tapi—" kau meraih tangannya.
"(name),"
ia mendekatimu dan menggenggam tanganmu, terdapat semburat merah dipipimu, "aku tau pekerjaanmu penting, tapi kesehatanmu lebih utama bukan?"
kamu hanya bisa pasrah, batinmu juga berkata apa yang terucap dari lisan thoma benar.
"besok biar aku yang minta izin." thoma tersenyum, begitu juga denganmu.
waktu menunjukkan pukul dua belas malam, hujan disertai petir turun membuat malam menjadi semakin dingin. karena tidak ingin kondisi dirimu semakin memburuk, thoma mengajakmu tidur.
"yosh, biar aku yang menjagamu kali ini ya." ia naik tempat tidurnya yang kamu tempati dan menyamakan posisinya seperti dirimu saat ini. bisa bisanya mengambil kesempatan dalam kesempitan.
sejujurnya thoma memiliki perasaan untukmu, namun dia terlalu malu untuk mengungkapkan perasaannya empat mata denganmu.
"kemarilah." ia membuka dekapannya.
kau mencoba menahan senyummu dan mendekatinya. dingin yang dirimu rasakan tadi hilang begitu thoma memelukmu.
kamu menenggelamkan wajahmu didekapannya —untuk menyembunyikan wajahmu yang seperti kepiting rebus, selang beberapa menit kau terlelap dalam tidurmu.
diam diam thoma menatapmu yang sedang terlelap, ia kemudian mengecup keningmu.
"aishiteru, (name)."
▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬
sebenernya ku salting pas ngebayangin gini * emot nangis * maaf singkat & simple yang ini c':
