[11] Bagaimana takdirnya?

21 6 4
                                    

mencintai tanpa memiliki dan tanpa dihargai mungkin sakit.
Tapi lebih sakit lagi jika benar-benar tidak bisa menyatu.
Seperti aku dan kamu.

-author
happy reading!

***

"Cape ga?" ucap Adeline tersenyum lebar ke arah Darendra yang memakai helm full face dan motor besar ninja.

"Cape lah sayang, tapi kalo udah ketemu kamu cape nya ilang" ucap Darendra menggoda Adeline.

"Bisa aja" jawab Adeline dan ia kemudian membonceng Darendra.

"Pegangan yang erat, kita mau cosplay ultramen" ancang-ancang Darendra seperti hendak balapan.

"HAHAHAHA, BRUMM" Adeline bahagia sekali. Iya, bahagia Adeline memang Darendra.

***

"Mau pesen apa?" ucap Adeline sambil memegang kertas berisi menu.

"Samain aja" ucap Darendra.

"Mbak, ramen 2 ya sama Milo tea" ucap Adeline kepada pelayan di restoran itu.

"Oke kak, ditunggu" ucap pelayan itu, dan meninggalkan meja Adeline juga Darendra.

"Tim kamu siapa aja Daren?" tanya Adeline kepada Darendra.

"Ada Bagas, Azka, Jefri, Zergan sama yang lain" jawab Darendra.

"Semangat ya ! " Ucap Adeline mengukir senyum.

"Pasti" ucap Darendra.

"Cis dong" ucap Darendra.

cekrek

"Yah, malah mainan handphone" umpat Darendra kesal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Yah, malah mainan handphone" umpat Darendra kesal.

"Ih jelek" ucap Adeline.

"Tak tampol pake risol, semua cewe itu cantik" ucap Darendra.

"Berarti aku bukan cantiknya kamu seorang?" ucap Adeline.

"You are mine, you pretty" ucap Darendra.

"Aku jelek kata semua orang dulu" ucap Adeline sembari mengingat masa-masa SD-SMP nya yang penuh bullyan.

"Gausah di inget lagi sayang, sekarang makan" ucap Darendra.

"aaakkk" Darendra menyuapi Adeline dengan ramen.

Bitterness of life ADELINE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang