sekolah pt 1

249 26 0
                                    

"Adek mau apa lagi?" Bunda menenteng 1keranjang penuh perlengkapan alat tulis juga tas dan sepatu untuk jungkook sekolah. Jungkook akan masuk sekolah TK mulai besok bersama dengan dua teman sepermainannya yaitu nchim dan tetet. Jungkook mulai mengedarkan pandangannya keseluruh rak perlengkapan ATK yang ada dihadapannya.
"Bunda adek mau susu pisang" seru jungkook yang kemudian dihadiahi toyoran sayang dari abang pucetnya.
"Dih gak nyambung jungook" seru yoongi. Bunda membulatkan matanya melihat yoongi sebagai respon tangan jahil anak sulungnya itu. Yoongi hanya tertawa puas.
Jungkook mencebik, berbalik badan menghadap yoongi dengan tatapan terseram yang ia miliki. "Abang, kata ustadz faiz gak boleh noyor noyor kepala karena itu di fitrahi, dan gak sopan tau"jungkook mulai mengomel dengan jari telunjuk yang mengacung ke arah abang pucetnya.
"Hmmm iya iya, maaf. Lagian kamu gak nyambung sih. Bunda nanya kamu mau apa lagi buat perlengkapan sekolahnya bukan nanya kamu mau makan apa"yoongi mencubit pelan pipi jungkook.

"Tapi itu perlengkapan sekolah adek juga abang. Nanti kalau adek lelah atau bosan belajar adek bisa minum susu pisang biar semangat lagi belajarnya"jungkook mencoba membela diri.
"Belum mulai sekolah aja kamu udah bisa bilang akan bosan ya. Harus di kasih hukuman sigembul ini"yoongi menggendong jungkook dengan sesekali menggelitiki perut adik gembulnya, gemas mendengar jawaban pintar adiknya. Bunda hanya tertawa melihat tingkah kedua anaknya. Mereka melangkah menuju kasir untuk membayar barang barang yang sudah jungkook pilih.

Selesai berbelanja perlengkapan sekolah, mereka melanjutkan perjalanan untuk makan siang diluar sekalian membeli susu pisang permintaan jungkook.

"Adek mau pesan apa" seru yoongi sambil membolak balik buku menu dihadapannya.
"Sini adek baca dulu menunya apa aja" jungkook menarik buku menu yang sedang dipegang oleh yoongi.
"Kayak udah bisa baca aja kamu dek"
"Bisa nanti kalau udah sekolah adek belajar baca sama ngitung juga. Kalau sekarang adek bisa liat gambarnya kan. Mana yang terlihat enak itu yang adek pesen abang"jungkook berceloteh panjang dengan mata yang masih fokus memandang foto foto makanan yang terpampang dibuku menu.
"Hmmm iya iya"yoongi mengalah.

Setelah menunggu beberapa saat akhirnya makanan mereka sudah tersaji rapi diatas meja. "Adek gak mau ini, mau yang punya abang"jungkook mendorong makanan dihadapannya menjauh.
"Kan itu tadi yang kamu pesen adek, kok jadi punya abang yang jadi sasaran sekarang"yoongi mendekatkan kembali makanan jungkook.

"Ini bukan pesenan adek, buktinya ini beda abang sama gambar yang adek liat tadi"
"Hah...capeknya bawa bocil makan diluar ya gini, ya gak mungkin mirip banget atuh dek. Udah makan aja yang ada, belajar bersyukur"yoongi mencoba tetap tersenyum manis.
"Iya adek bersyukur kok, makanya adek gak minta pesen lagi. Kan adek minta yang udah ada, punya abang" seru jungkook dengan senyum tak kalah manis.

"Adek, biasakan untuk bertanggung jawab sama pilihan yang udah adek ambil. Sekarang adek makan makanan adek ya, gak ada debat lagi."final bunda yang jengah melihat jungkook terus merengek. Kalau bunda yang sudah angkat bicara jungkook pasti sudah tidak punya alasan untuk mendebat lagi. Akhirnya ia makan dengan hati jengkel walaupun akhirnya makanan itu habis juga. Sangat tidak mungkin dong jungkook gak abis kalau makan.

---------------------------------------
"Jungoookkk"seru nchim dan tetet yang entah dari kapan menunggu di halaman rumah jungkook.
"Hei bocil ngapain disini?"yoongi
"Kalian udah lama nungguin adek?"jungkook
"Iya dong, kita gak sabar liat tas baru kamu"seru nchim
"Kita juga udah bawa punya kita jungook"seru tetet tidak kalah semangat.
"Dih dasar bocah, jadi kalian duduk disini cuma mau pamer pameran ni ceritanya?"yoongi hanya bisa menggelengkan kepala sembari membantu bunda mengeluarkan barang belanjaan dari bagasi mobil.
"Bukan pamer pucet, kita cuma pengen ngasih tunjuk aja tas baru kita" tetet mengekor masuk ke dalam rumah dengan menarik tas barunya yang talinya kepanjangan. Jika tetet saja kepanjangan, jangan tanya jimin. Tubuh bulatnya bahkan sama tinggi dengan besar tas yang ia bawa.

Jungkook semakin bersemangat membuka satu persatu perlengkapan sekolah yang sudah ia beli. "Aku beli tas ironman, kotak pensil dan kaus kakinya juga. Kalau kalian gimana?" Jungkook membariskan satu persatu perlengkapan sekolahnya dihadapan nchim dan tetet.
"Aku dan nchim juga, tapi aku hulk dan nchim kapten amerika" seru tetet ikut mengeluarkan semua perlengkapan sekolah dari tas hulknya. Begitu pula nchim yang tidak mau kalah.
"Aku dibelikan sepatu yang ada lampunya juga"nchim memakai sepatu barunya dan melompat riang menunjukkan lampu kelap kelip yang menyala.
"Uwaaaaaahhhh keren..."kedua pasang mata jungkook dan tetet membulat melihat lampu sepatu nchim yqng menyala.
"Keren kan"nchim tersenyum bangga hingga kedua bola matanya hanya berbentuk bulat sabit.
"Cih gitu doang, gak keren"yoongi jalan mendekat membawa 1 nampan kue kering yang bunda buat kemarin.
"Keren, kata papa nchim ini sepatu keluaran terbaru"nchim mengerucutkan bibir nya tak terima dengan ucapan yoongi.
"Keren kok chim, jangan dengerin si pucet."tetet menenangkan nchim yang sudah mau menangis.
"Abang gak boleh nakal. Nanti nchim nangis. Diakan cengeng abang"jungkook berbisik pelan yang masih bisa di dengar oleh nchim dan tetet.
"Nchim gak cengeng jungook...."air mata nchim mulai keluar.
"Jungok kok malah makin buat chim sedih sih" tetet menepuk pelan pantat jungkook. Jungkook hanya menatap bingung kearah chim yang tangisnya semakin pecah.
"Abang minta maaf sama nchim, dia nangis gara gara abang ledek sepatunya"jungkook menarik tangan yoongi ke arah nchim tanpa ia sadar bahwa ia juga penyebab menangisnya nchim.
"Yaelah gak bisa diajak bercanda banget sih tuyul, yaudah abang minta maaf. Sepatu kamu keren kok buat seorang bocil bulet kayak kamu"yoongi menepuk pelan punggung chim menenangkan.
"Jungook, kamu juga minta maaf"seru tetet.
"Kenapa adek mesti minta maaf juga, kan adek gak bilang jelek sepatunya. Harus nya tetet yang minta maaf sama adek karena udah pukul pantat adek, walaupun gak sakit kan tetep aja jatuhnya kekerasan dalam pertemanan"jungkook menatap heran tetet.
Tetet hanya menghela napas lelah, "yaudah deh terserah jungook kalau gitu. Chim masih sedih gak?"tetet menatap wajah nchim yang perlahan tersenyum.
"Enggak kok, nchim udah gak sedih lagi. Tapi chim boleh makan kue nya bunda kan?"nchim perlahan mendekati kue yang tersaji di atas meja.
"Gak boleh ambil sendiri, biar adek yang kasih. Nchim sama tetet cuma boleh makan 2 ya sisa nya adek yang punya"seru jungkook memonopoli sepiring kue dan hanya menyodorkan 2 keping kue kepada masing masing temannya.
"Gembul gak boleh gitu, gak boleh pelit kalau sama teman"yoongi menarik piring dari hadapan jungkook.
"Hehehe, iya adek becanda kok. Biar nchim nangis lagi, soalnya lucu idung nchim jadi merah kayak tomat abang"jungkook tertawa menatap nchim yang ikut tertawa karena melihat jungkook tertawa. Tawa jungkook memang sangat menular. Akhirnya mereka lebih fokus memakan kue ketimbang saling menunjukkan perlengkapan sekolah masing masing.

Aduh,tiba tiba bintu...
Segitu dulu aja ya qaqa, ntar di lanjut lagi...
Jangan lupa komen ya, biar akunya jadi semangat buat up, okayy😁

jungook sayang pucetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang