kemusuhan

165 26 2
                                        

"Jungook hari ini abang yang anter ke sekolah ya" seru yoongi sembari mengusak rambut jungkook yang sedang sarapan disuapi bunda.

"Ck, apa sih. Rusak lagi rambutnya" jungkook menghempas kasar tangan yoongi yang berada di puncak kepalanya.

"Eh adek, gak boleh kasar gitu" tegur bunda sembari menyuapkan suapan terakhir sarapan jungkook.

"Bunda, adek mau dianter bunda aja ya. Gak mau di anter sama si tukang bohong" jungkook mengekori bunda kemanapun bunda melangkah guna menghindari abang pucetnya yang masih setia memandanginya.

"Dek, abang kan udah minta maaf dari kemarin, kok gak di maafin sih" yoongi mulai kesal di abaikan jungkook.

"Ih ayo bunda, anter adek" jungkook menarik jemari bunda memaksa mengantar kesekolah sesegera mungkin. Bunda hanya menghembuskan nafas lelah tanpa ada niatan mendamaikan perang dingin kedua putranya. Hingga...

"Yaudah terserah, capek abang sama kamu. Terserah mau ngambek sampai kapan juga. Bunda, abang main ke rumah joni ya, abang nginep juga" final yoongi meninggalkan jungkook yang terdiam bisu menatap punggung yoongi yang semakin menjauh.

"Abang jahat" lirih juungkook menunduk dalam. Bunda mensejajarkan tinggi badannya dengan jungkook, dan menatap lurus manik hitam milik jungkook "adek..., sebenarnya adek marah sama abang kenapa? Kok sampe cuekin abang segitunya? Abang pasti marah juga kalau adek ngambek nya berlebihan gini, coba jelasin ke bunda" bunda mengais tubuh jungkook dan mendudukannya di salah satu kursi di meja makan.

"Abang ingkar janji bun, abang janji mau ajarin adek main sepeda tanpa roda di hari minggu. Tapi abang malah pergi sampe 3 hari lagi. Terus gak nelpon adek juga..., adekkan rindu. Abang udah gak sayang adek ya bun?" Jungkook mulai terisak.

"Hei... kok ngomong gitu. Abang pergi bukan karena kemauan abang, tapi emang ada tanggung jawab abang yang gak bisa ditinggalin sayang. Abang harus pergi ke desa terpencil untuk proyek kuliah dan disana tidak ada jaringan makanya tidak bisa menelpon ke rumah."jelas bunda panjang.

"Tapi tadi abang marah sama adek, harusnya kan abang bujuk adek sampe luluh"  jungkook memeluk lesu bunda.

"Abang juga manusia biasa adek, yang pasti punya rasa kesal. Apalagi kalau dicuekin terus gini. Bunda juga kalau jadi abang pasti lama kelamaan marah juga.  Makanya adek udahan dong ngambeknya. Baikan sama abang ya nanti..."pinta bunda.

"Hmmm, iya nanti adek baikan sama abang" jungkook semakin mengeratkan pelukannya pada perut bunda.

"Yasudah ayo kita berangkat sekolah" bunda menggendok jungkook menuju motor metik yang sudah terparkir rapih di depan rumah.

--------------------------------------------------------------

"Tumben pagi pagi udah ngelayap yoon?" Joni meletakan sepiring pisang dan ubi goreng buatan mamanya di ruang tamu tempat yoongi selonjoran santai.

"Kesel gua sama si jungook, ngambekan parah tuh bocah makin gede" misuh yoongi sembari mencomot 1 potong ubi goreng.

"Kenapa emang?"

"Gua lupa kalau hari minggu kita udah berangkat ke desa buat proyek kemarin. Jadi gue janjiin ajarin dia main sepeda, tapi loh tau sendiri kita berangkat pagi pagi banget mana disana gak ada sinyal. Jadi dia marah karena gue ingkar janji" jelas yoongi.

"Hahaha, lucu banget sih adek lo. Gemes gue tuh kalau liat jungkook, bawaannya pengen unyel unyel pipinya."

"Lucu sih lucu, tapi kalau lagi marah nyebelinnya kebangetan. Lo gak ngerasain sih."

"Iya gue paham, gue juga punya adek kali yoon"

"Abaaangggg" tiba tiba terdengar teriakan yang semakin mendekat.

jungook sayang pucetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang