Happy Reading
semoga kalian suka :)_____
"Make me."
Eliza berbisik dengan lembut dan sensual di telinga Kenzo. Ia menghembuskan nafasnya di telinga Kenzo dengan tenang, membuat telinga Kenzo terasa hangat.Pria bertubuh atletis itu langsung bangkit dari duduknya dan segera meoleh ke arah Eliza yang hanya menatapnya dengan tenang dibalik tubuh tingginya.
"Jika kau tidak ada urusan apapun disini, kau bisa keluar. Atau perlukah aku mematahkan kakimu agar kau tidak menggangguku lagi?"
Eliza tertawa ringan sambil menutup mulutnya dengan tangan kanannya. "Berhentilah bersikap seperti itu Kenzo. Apakah sikapmu selalu seperti itu kepada kekasih-kekasihmu?"
"Get out."
Satu kalimat pendek dari Kenzo dapat membuat Eliza terdiam. Wanita itu menatap Kenzo dengan tatapan sendunya. Ia hanya tersenyum miring dan berjalan menuju meja kayu, lalu mengambil tas miliknya.
"Ah, ternyata begini ya rasanya di usir oleh calon tunangan sendiri. Well then, see you on 3rd July, Kenzo. Aku tidak sabar menunggu hari itu akan tiba untuk merayakan acara pertunangan kita. "
"Kudengar kau akan pergi ke paris nanti sore. Kenapa kau tidak pergi pulang saja dan menyiapkan barang-barangmu sebelum kau pergi?" Kenzo mengubah topik yang membuatnya merasa sensitif dengan kalimat pertunangan.
"Hm, ya. Aku akan pergi ke paris sore nanti karena ada acara penting disana. Dan aku tidak akan pulang ke new york mungkin selama satu minggu. I'm gonna miss you, Kenzo. Goodbye, darling."
Sebelum benar-benar pergi meninggalkan Kenzo, Eliza berjalan mendekati pria yang masih setia berdiri dari atas kursinya, lalu mengecup pipinya sambil mengelus pipi di bagian sisi lainnya.
Wanita itu melambaikan tangannya dengan tenang lalu berbalik dan berjalan meninggalkan ruangan Kenzo.
Akhirnya Kenzo bisa bernapas dengan lega. Entahlah, beberapa hari setelah Lora pergi meninggalkan new york, sikap Kenzo berubah 90 derajat. Ia tidak pernah perhatian pada Eliza lagi, karena ia lebih mementingkan pekerjaannya, alih-alih untuk melupakan Lora. Apalagi semenjak kemarin, dimana ia dan Lora kembali bertemu, sikapnya semakin terlihat bahwa dirinya seperti tidak menginginkan Eliza. Ia tidak tahu mengapa ia bisa bertahan bersama Eliza selama 5 tahun lamanya, mungkin karena latar belakang keluarga Eliza yang cukup berpengaruh.
Kenzo bersyukur karena Eliza tidak akan mengganggunya lagi meskipun hanya 1 minggu. Dengan begitu, ia dapat mendekati Lora tanpa adanya gangguan. Memikirkan tentang Lora saja sudah membuat Kenzo tersenyum sendiri, apalagi jika ia dan Lora akan benar-benar kembali.
Di dalam lift, Eliza terlihat sedang memainkan ponselnya dengan ekspresi wajah yang datar. Ia lalu menekan salah satu nomor telephone, dan mulai menelponnya.
"Selamat pagi, nona Eliza. Apakah ada yang bisa kami bantu?"
Setelah suara dari seberang sana sudah terdengar, Eliza pun membuka suaranya dengan tenang.
"Yes, i need your help." Ucap Eliza pada seseorang yang berada di dalam telepon itu.
"Katakan saja nona, kami akan membantumu."
"Aku ingin kau terus mengawasi wanita yang berna Lora dan juga putrinya. Laporkan padaku tentang mereka, apapun itu. Dan cari semua informasi tentang mereka berdua."
KAMU SEDANG MEMBACA
Second Chance [Revision story]
Romance[Tahap Revisi, NEW VERSION] [new information (31-03) : Beberapa part akan di unpub untuk sementara demi kepentingan REWRITING, dan akan dipublish kembali setelah rewriting setiap bab sudah selesai] Sudah 5 tahun sejak Lora bercerai dengan Kenzo saat...