Viden : 17

1.5K 142 1
                                    

Alden

Beberapa hari ini, diisi keduanya dengan hanya jalan-jalan santai. Sebatas menggerakkan tubuh keduanya agar tidak kaku. Setiap pagi keduanya sempatkan untuk sekadar jalan-jalan ringan. Siang hari keluar untuk mencari makan siang. Malamnya, setelah jam menunjukkan pukul tujuh atau lebih, Victor akan mengajak Alden keluar untuk menghirup angin malam.

Seperti sekarang ini, Alden tengah berjalan didepan dengan tangannya yang menggenggam tali leher Gula. Membiarkan anjing kecil tersebut memimpin jalan. Sedang Victor berjalan santai dibelakang Alden. Memperhatikan langkah Alden yang dengan setia mengikuti kemana langkah kecil Gula melangkah.

"Nggak mau istirahat dulu, Den?"

Alden menoleh kebelakang, melihat Victor yang sedikit menyunggingkan senyumnya. "Boleh deh. Ayok, ke sana aja."

Victor mengangguk, menghampiri Alden lalu berjongkok. Mengambil Gula dan mulai menggendong anjing kecil tersebut. Membiarkan Alden bebas dari majikan kecilnya.

Alden ditempatnya terkekeh. Sebenarnya tidak perlu sampai Gula digendong. Ia juga tidak merasa keberatan. Namun, ia juga berterima kasih karena Victor mengambil inisiatif untuk menggantikannya mengurus Gula.

"Besok kamu ada jadwal pagi ya?" Tanya Victor, meletakkan Gula dibawah. Disusul dengan dirinya dan Alden yang ikut duduk dibawah.

Alden mengangguk. Kemarin malam ia mendapat kabar jika salah satu stasiun tv nasional ada yang mengundang dirinya. Tentunya ia sangat senang, rasanya selama ia berjuang di Master Chef tidak sia-sia. Sekarang  ada banyak orang yang mengenal dirinya.

"Besok berangkat jam berapa?"

"Acaranya dimulai jam sembilan sih. Tapi mungkin nanti jam tujuhan aku berangkatnya." Victor mengangguk, ia akan mengingat itu dan membangunkan Alden besok pagi agar tidak terlambat.

"Tapi jujur, mas. Aku gugup banget, bisa nggak ya aku besok." Alden meremas kedua tangannya. Membayangkannya seperti ini saja sudah membuatnya keringat dingin.

"Bisa, pasti. Anggap aja lagi syuting MCI."

"Makin gugup dong, mas." Victor tertawa.

"Yakin aja, Den. Yang penting jadi diri kamu sendiri aja. Besok pasti lancar." Bahunya ditepuk beberapa kali oleh Victor. Memberi semangat pada pemuda yang lebih kecil darinya tersebut.

"Besok kamu ada rencana kemana gitu nggak, mas?"

Victor mengerutkan keningnya. "Nggak ada sih."

"Besok temenin aku, boleh nggak mas?" Tanya Alden dengan suara yang pelan. Sedikit berbisik sebenarnya, tapi karena Victor berada tepat disampingnya, dengan jelas Victor mampu mendengar bisikan Alden.

"Kan udah ada manager kamu."

"Tetep aja, rasanya aku nggak percaya diri." Alden menoleh, menatap Victor yang berada di sampingnya tepat dimata.

"Yaudah, besok aku temenin di backstage." Final Victor. Tidak tega juga melihat Alden memelas seperti ini.

Mendengar Victor menyetujui permintaannya, senyum mengembang pada bibir Alden.

"Makasih, mas."

.

Laki-laki jangkung tersebut menggeliat, tidur malamnya kali ini cukup nyenyak. Ia meraba dibawah bantal, mencari benda pipih warna hitam kesukaannya. Setelah menemukan ponsel pintarnya, ia segera melihat jam.

Jam sudah menunjukkan pukul lima lewat tiga puluh enam menit. Kembali ia meletakkan ponselnya, kedua matanya masih terasa lengket. Ia mengerjapkan kedua matanya beberapa kali, berharap kantuk akan segera menghilang. Bahkan lampu kamar pun masih mati.

Di Balik Layar [ViDen] 🤍 ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang