Viden : Epilog

2.2K 121 23
                                    

🌹🌹🌹

"Uncle, sini main air sama aku!" Teriakan anak perempuan tersebut mampu mengalihkan perhatian laki-laki yang sedari tadi duduk di atas pasir pantai tanpa melakukan apa-apa.

Gigi gingsulnya terlihat saat laki-laki tersebut tersenyum. Ia mencoba untuk bangkit, menghampiri anak perempuan yang tadi memanggilnya.

"Jangan sampai ketengah, agak sini aja. Ombaknya udah mulai besar lagi, hlo." Peringatnya, anak kecil tersebut berlari, menghampiri laki-laki tersebut dan memeluknya.

"Uncle, ayo main air dulu." Ajaknya, sembari menarik tangan laki-laki tersebut.

"Uncle nggak bawa baju ganti, celana uncle jangan dibasahin, ya." Ingatnya, perempuan kecil tersebut mengangguk, lalu membawa sang uncle untuk diajak main air.

Keduanya bermain dengan riang, seolah itu adalah hari paling bahagia dalam hidupnya. Dengan bermain-main seperti ini, dapat mengalihkan perhatiannya pada hal-hal yang selama ini masih sering menganggunya.

"ALDEN!" Teriakan seseorang mampu membuat laki-laki tersebut sedikit tersentak.

"Uncle, itu aunty Ge udah dateng." Tunjuk anak perempuan tersebut.

Alden dengan segera menggandeng Cecil –anak perempuan yang sedari tadi bermain bersamanya– menuju kearah Gritte berada.

"Lama banget baru nyampe." Gerutu Alden.

Ditempatnya Gritte tertawa, "Ya maaf, suami gue noh salahin." Tunjuk Gritte pada satu laki-laki yang kini berdiri disampingnya.

"Lagian tumben banget ngajakin ke pantai." Lanjut Gritte. "Udah tau suami gue nggak terlalu suka pantai."

"Nyari suasana baru aja kali, Ge. Sekalian kemarin Cecil ngajakin ke pantai soalnya."

Gritte menunduk, mengusap kepala anak kecil yang kini tengah tertawa.

"Cecil seneng ya, main sama uncle?" Anak perempuan tersebut mengangguk.

"Iya, soalnya uncle Alden seru. Nggak kayak uncle Juan." Cecil dengan sengaja menjulurkan lidahnya kearah Juan, suami Gritte.

Alden tertawa, lalu menyuruh Cecil untuk membawa Juan dan bermain air bersama, menggantikan dirinya.

Kini Alden dan Gritte dengan tenang duduk di atas tikar yang mereka sewa. Dua es kelapa muda tersaji di depan keduanya.

"Gimana keadaan lo sekarang?" Gritte bertanya, setelah mencicipi es kelapa muda yang mereka beli.

"Baik, kayak biasanya." Jawab Alden, "Kalau dipikir-pikir udah setahun aja ya, kamu nikah Ge."

Gritte mengangguk, "Nggak nyangka ya, waktu cepet banget berlalu. Meskipun gue udah nikah rasanya masih sama kayak waktu pacaran dulu." Gritte tertawa.

"Terus lo gimana?"

"Aku? Apanya?"

"Udah sembuh hatinya? Udah dua tahun, Den. Dan lo masih gini-gini aja, apa ini karena perkataan gue dulu? Jahat banget ya, Den gue dulu. Ngelarang lo sama dia."

"Nggak, Ge. Gue udah nggak apa-apa, sepertinya. Gue percaya sama perkataan lo, kalau waktu yang akan menyembuhkan."

Alden mengalihkan pandangannya, menatap air laut yang terlihat berwarna biru. Lalu, ingatannya kembali pada dua tahun yang lalu.

Hari dimana ia mencoba untuk melepaskan segalanya. Semua yang terasa baru baginya, semua yang terasa nyaman untuknya.

Waktu itu, ia diminta untuk menemui seseorang yang mampu mempermainkan hatinya. Siapa lagi kalau bukan Victor. Laki-laki tersebut, yang mampu membuat Alden merasa kebingungan atas perasaannya sendiri.

Di Balik Layar [ViDen] 🤍 ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang